Gonore atau yang sering disebut dengan kencing nanah adalah salah satu jenis penyakit menular seksual. Penykit ini disebabkan oleh bakteri yang bernama Neisseria gonorrhoeae atau gonococcus. Baik wanita ataupun pria bisa menderita penyakit ini. Bakteri gonococcus biasanya akan ditemukan di cairan penis dan juga vagina pnderita gonore. Bakteri penyebab goore akan menyerang bagian-bagian tertentu organ tubuh seperti dubur, serviks (mulut rahim), uretra (saluran kening dan sperma), mata, dan juga tenggorokan. (Baca juga: jenis penyakit kelamin)
Penyakit gonore biasanya menular melalui hubungan seksual, seperti oral ataupun anal seks, mainan seks yang terkontaminasi atau tidak dilapisi dengan kondom tiap kali akan digunakan, dan juga sering melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom. Namun pada beberapa kasus, gonore juga bisa diderita oleh bayi yang tertular oleh ibunya ketika proses persalinan dan umumnya gonore akan menjangkiti bagian organ mata pada bayi. Bakteri penyebab gonore tidak dapat bertahan hidup lama di luar tubuh manusia. Karena itu, penyakit ini biasanya tidak akan menular melalui benda-benda yang dipakai atau disentuh oleh penderita gonore.
Gejala Gonore
Infeksi gonore biasanya tidak menunjukkan adanya gejala khusus, akan tetapi ketika gejalanya sudah muncul maka penyakit ini akan menyerang berbagai organ di dalam tubuh (biasanya organ reproduksi). Adapun masa inkubasi atau masa terpaparnya bakteri ini hingga munculnya gejala adalah sekitar 10 hari. Namun pada setiap orang bisa menunjukkan masa inkubasi yang berbeda, bahkan pada beberapa orang masa inkubasi bakteri gonore bisa mencapai berbulan-bulan. Pada beberapa kasus, penyakit ini sering tidak terobati karena sekitar 10% pria dan 50% wanita yang terinfeksi penyakit ini sering tidak merasakan gejala apapun sehingga penanganan yang diberikan juga terlambat.
(Baca juga: cara menjaga kesehatan organ reproduksi – cara menjaga alat reproduksi wanita)
Adapun gejala yang ditunjukkan akibat penyakit gonore ini adalah:
- Rasa perih atau sakit ketika buang air kecil. (Baca juga: penyebab sakit saat buang air kecil)
- Keluarnya cairan yang tidak normal berwarna kuning, hijau, atau putih dari vagina atau penis.
- Pada beberapa kasus penyakit gonore yang diderita oleh pria juga menunjukkan gejala sakit pada testis, serta radang dan juga pembengkakan pada kulup.
- Pada wanita biasanya akan mengalami gejala menstruasi yang lebih berat, pendarahan setelah melakukan hubungan seksual, perut bagian bawah yang terasa sakit, serta pendarahan di antara masa menstruasi.
- Muncul infeksi di beberapa organ tubuh seperti tenggorokan, dubur, dan juga mata akibat melakukan oral atau anal seks. (Baca juga: bahaya radang tenggorokan)
- Konjungtivitis, apabila cairan sperma atau vagina yang terinfeksi mengenai mata. Mata yang terinfeksi akan bengkak, mengeluarkan cairan, iritasi, dan juga menyebabkan rasa sakit. (Baca juga: jenis-jenis penyakit mata)
- Infeksi pada dubur akan menyebabkan keluarnya cairan, menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman.
- Gonore juga bisa menyerang area persendian sehingga menyebabkan area persendian sakit ketika digerakkan, bengkak, berwarna merah, dan terasa hangat. (Baca juga: nyeri sendi lutut)
- Sementara itu gonore pada bayi biasanya akan ditunjukkan pada organ mata pada bayi. Bayi yang terinfeksi akan memiliki mata yang membengkak, merah, dan mengeluarkan cairan nanah kurang lebih selama dua pekan setelah masa persalinan.
Itulah beberapa gejala yang ditunjukkan akibat tubuh menderita gonore. Apabila seorang ibu hamil menderita gonore maka sebaiknya segera melakukan pemeriksaan media. Biasanya dokter akan menyarankan asupan antibiotik untuk mencegah penularan bakteri kepada bayi.
Pengobatan Penyakit Gonore
Sebelum melakukan pengobatan terhadap penyakit gonore, dokter biasanya akan melakukan diagnosis penyakit sehingga bisa menentukan metode pengobatan yang paling tepat. Sebagai bahan pertimbangan, berikut ada beberapa saran bagi Anda agar segera memeriksakan diri meskipun Anda belum positif menderita gonore:
- Memiliki riwayat penyakit menular seksual lainnya. (Baca juga: penyebab penyakit menular seksual)
- Anda atau pasangan Anda berpikir memiliki gejala keluarnya cairan yang tidak seperti biasanya dari penis atau vagina.
- Wanita yang sedang hamil atau dalam tahap merencanakan kehamilan.
- Pasangan yang memiliki penyakit seksual menular lainnya.
- Anda atau pasangan Anda telah melakukan hubungan seksual dengan orang lain tanpa menggunakan pengaman (kondom).
Apabila Anda dicurigai menderita penyakit gonore maka dokter akan melakukan tindakan pengobatan yang dirasa perlu. Untuk mendiagnosis pasien pria, biasanya dokter akan mengambil sampel cairan urin. Sementara itu, untuk mendiagnosis pasien wanita, dokter biasanya akan mengambil cairan yang keluar dari vagina. Cairan urin dari pasien wanita biasanya kurang memberikan diagnosis yang akurat.
Jika pasien positif menderita gonore, maka dokter selanjutnya akan melakuka tindakan pengobatan awal berupa pemberian antibiotik. Pengobatan tersebut merupakan pengobatan jangka pendek. Bagi wanita yang sedang hamil dan diketahui positif menderita gonore maka ia diwajibkan untuk mengkonsumsi antibiotik agar bakteri penyebab gonore tidak menular pada bayi. Peberian antibiotik relatif aman diberikan kepada ibu karena tidak akan menyebabkan dampak buruk bagi bayi. Pemberian antibiotik biasanya juga akan dilakukan kepada bayi segera setelah ia dilahirkan. Setelah pemberian antibiotik, gejala gonore tidak akan reda secara langsung. Gejala akan menghilang beberapa hari setelah melakukan pengobatan. Akan tetapi, rasa sakit di testis dan juga tulang panggul biasanya akan hilang sekitar 2 pekan setelah pengobatan. Begitu pula pada wanita. Gejala pendarahan berlebih saat menstruasi juga masih mungkin terjadi. Biasanya kondisi menstruasi akan kembali membaik ketika memasuki siklus menstruasi berikutnya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini langkah-langkah pengobatan atau terapi gonore dengan bantuan antibiotik:
- Pemberian penisilin prokainsebanyak 4,8 juta IU IM. Obat tersebut diberikan selama 2 hari berturut-turut dan sifatnya adalah untuk skin test terlebih dahulu.
- Pemberian kanamisin sebanyak 2 gram IM dengan dosis tunggal.
- Pemberian amoksilin atau ampisilin sebanyak 3,5 gram dosis tunggal secara oral. Pengobatan ini akan lebih efektif dengan ditambahkan probenesid 1 gram.
- Pemberian tetrasiklin cap 4×500 mg selama 5 hari atau dengan dosis awal 1500 mg dan dilanjutkan dengan 4×500 mg selama 4 hari.
- Pemberian kontrimoksasol tablet 480 dengan takaran 1×4 tablet selama 5 hari.
- Apabila terjadi komplikasi maka akan diberikan amoksilin atau ampisilin sebanyak 3,5 gram dosis tunggal kemudian dilanjutkan dengan 4×500 mg selama 10 hari. Setelah itu dokter akan melakukan pengamatan serta pemberian ulang pada hari ke 3, 7, dan 14, setelah itu dilanjutkan setiap bulan selama 3 bulan.
- Pemberian ceftriakson intramuskuler (melalui otot) dengan metode suntikan tunggal.
- Pemberian antibiotik melalui oral selama 1 minggu (biasanya diberikan doksisiklin).
- Terapi di atas juga diberikan kepada partner seks penderita secara bersamaan. Pada masa pemberian terapi ini sebaiknya kegiatan seks dihentikan dahulu.
Itulah beberapa langkah pengobatan secara medis ang biasanya akan diberikan oleh dokter menggunakan bantuan antibiotik. Pemeriksaan secara dini akan mempercepat proses diagnosis sehingga pengobatan yang diberikan juga lebih efektif. Anda dan pasangan tidak boleh melakukan hubungan seksual selama masa pengobatan. Pengobatan gonore yang telah berhasil tidak berarti akan melindungi diri anda sehingga tidak akan tertular kembali oleh bakteri penyebab gonore. Anda masih sangat mungkin untuk menderita gonore lagi terutama jika Anda melakukan hubungan seksual yang tidak aman. Kondisi bisa semakin memburuk jika selama masa pengobatan Anda tidak mengikuti dosis atau anjuran dari dokter.
Jika penyakit gonore tidak memperoleh penanganan yang tepat atau bahkan berada dalam kondisi yang semakin parah, maka penderitanya bisa mengalami berbagai macam komplikasi, yakni:
- Komplikasi pada penderita pria biasanya akan menyebabkan berkurangnya tingkat kesuburan meskipun kasus seperti ini relatif jarang terjadi. (baca juga: makanan penambah sperma – makanan untuk kesuburan)
- Komplikasi gonore pada wanita bisa menyebar ke organ reproduksi. Dari sekitar 15% kasus gonore yang tidak terobati akan menyebabkan penyakit radang panggul. Kondisi tersebut akan memicu sakit tulang punggung jangka panjang, kemandulan, dan juga kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim. (Baca juga: penyebab sakit pinggang)
Pada beberapa kasus yang jarang terjadi, gonore yang tidak segera diobati dan menyebabkan infeksi pada darah, maka akan timbul beberapa macam komplikasi yang bisa diderita oleh pria maupun wanita, seperti:
- Iritasi kulit dan membuatnya menjadi berwarna kemerahan.
- Terjadi radang di sekitar selaput otak dan saraf tulang belakang (meningitis) atau jantung. Kondisi tersebut bisa menyebabkan kematian.
- Terjadi pembengkakan dan radang pada persendian.
- Muncul gejala demam
Komplikasi yang disebabkan oleh penyakit gonore memang jarang terjadi dan biasanya tidak bersifat fatal. Namun jika komplikasi tidak segera ditangani bisa jadi masa penyembuhan penyakit gonore maupun komplikasinya akan berlangsung lama dan cukup menyiksa penderitanya.
Pada wanita hamil, komplikasi gonore tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri. Komplikasi bisa jadi akan menyebabkan komplikasi pada bayi yang dikandung. Kemungkinan bayi akan mengalami kelahiran prematur atau justru mengalami keguguran. bayi yang berhasil dilahirkan dengan selamat juga bukan berarti bebas dari infeksi. Organ penglihatan (mata bayi) biasanya juga akan tertular infeksi gonore hingga bisa berakibat pada gangguan penglihatan atau bahkan kebutaan pada bayi jika tidak segera ditangani dengan tepat.