Apakah Anda tidak familiar dengan obat bernama cisapride? Memang, nama cisapride kurang umum kita dengar dalam obat-obatan yang sering beredar di masyarakat, namun obat ini sebenarnya cukup umum digunakan. Jadi, sebenarnya apa itu cisapride? Di artikel kali ini kita akan membahas lebih jauh mengenai cisapride, mulai dari obat apa, fungsi, dosis, kontraindikasi hingga efek samping penggunaannya. Simak terus, ya!
Cisapride termasuk dalam golongan obat antikembung dan antiradang, juga termasuk dalam regulator gastrointestinal. Obat ini sering dipakai untuk meningkatkan kerja kerongkongan, lambung dan usus halus dalam fungsi pencernaan. Cisapride sering dijual dengan merk dagang Acpulsif 5 dan Pridesia 5. Dalam penggunaan obat ini dibutuhkan resep dokter yang perlu diikuti secara disiplin untuk memastikan keamanan pengobatan.
Fungsi Cisapride
Pemakaian cisapride akan membuat tekanan cincin otot di bawah kerongkongan (oesophageal sphincter) meningkat. Selain itu, cisapride juga bisa membuat masa perjalanan makanan ke usus halus lebih singkat, meningkatkan aktivitas usus halus hingga mengurangi refluks asam lambung, yaitu kondisi arus balik asam lambung menuju kerongkongan.
Melihat kegunaan cisapride di atas, kita memahami bahwa cisapride adalah obat untuk perncernaan, terutama yang berkaitan dengan asam lambung, misalnya sebagai cara mengatasi asam lambung naik ke kerongkongan. Cisapride memiliki fungsi untuk mengobati penyakit asam lambung yang juga dikenal dengan istilah gastroesophageal reflux disease (GERD). Penyakit ini biasanya ditandai dengan rasa nyeri di ulu hati ketika asam lambung kembali naik ke esophagus. Selain mengobati GERD, cisapride ini juga berfungsi untuk mengobati tukak esophagus. Pemberian obat ini biasanya terbatas pada saat pasien mengalami sakit maag tanpa penyebab yang jelas.
Dosis Penggunaan Cisapride
Cisapride tersedia dalam bentuk obat minum berbentuk tablet yang hanya boleh dikonsumsi oleh orang dewasa. Obat ini harus menggunakan resep dokter dan hanya diberikan ketika tidak ada obat lain yang dapat mengobati penyakit yang diderita oleh pasien. Beberapa penggunaan dosis yang tepat:
- Pada pasien yang yang mengalami penyakit asam lambung, gangguan maag tanpa sebab yang jelas atau penyakit gangguan gerakan saluran pencernaan, biasanya akan diresepkan 5 mg hingga 10 mg obat dengan frekuensi penggunaan 3 kali sampai 4 kali per hari. Dalam sehari pasien tidak dianjurkan mengkonsumsi cisapride melebihi 40 mg. Dokter akan mengurangi dosis pengobatan jika pasien juga mengidap penyakit kerusakan atau gangguan ginjal.
- Selain untuk pasien penderita asam lambung, cisapride juga bisa digunakan pada pasien dyspepsia atau gangguan pencernaan. Untuk pasien dyspepsia dianjurkan mengkonsumsi 5 mg cisapride oral sebelum makan. Dosis bisa ditambah sesuai kebutuhan hingga maksimal sebanyak 10 mg per dosisnya.
- Meski obat ini lebih disarankan untuk dikonsumsi oleh orang dewasa, anak-anak juga dapat mengkonsumsi obat ini dengan dosis rendah. Misalnya pada anak-anak dengan gastroesophageal reflux dapat mengkonsumsi 0.2 hingga 0.3 mg/kg untuk setiap dosisinya. Dosis ini dapat dikonsumsi sebanyak 3 kali hingga 4 kali sehari, namun anak-anak paling banyak mengkonsumsi 10 mg per dosisnya. Penggunaan cisapride pada anak-aanak disarankan digunakan untuk anak-anak berusia 1 tahun ke atas.
Perlu diingat bahwa penggunaan cisapride, terutama pada anak-anak, harus berdasarkan anjuran dokter. Dosis di atas bukan merupakan resep atau petunjuk penggunaan obat. Anda diharuskan mengikuti petunjuk penggunaan obat yang dianjurkan oleh dokter, dimana anjuran dokter tersebut mungkin berbeda dengan yang disebutkan di artikel ini. Anda tidak diperkenankan mengurangi atau menambah dosis obat dari yang dianjurkan dokter. Penggunaan obat ini sebaiknya dilakukan dalam keadaan perut kosong, idealnya 15 menit sebelum makan.
Jika Anda melewati satu dosis, segera gantikan jadwal konsumsi obat. Akan tetapi jika saat Anda teringat untuk minum obat ketika mendekati jadwal berikutnya, sebaiknya Anda melewatkan saja dosis obat yang terlupa. Anda tidak disarankan menggandakan dosisi cisapride atau mengkonsumsi dua dosis dalam satu waktu. Jika terjadi overdosis obat, sebaiknya Anda melakukan cara menetralisir overdosis obat dan segera mencari pertolongan ke layanan kesehatan terdekat.
Kontraindikasi
Penggunaan obat ini pada ibu hamil masuk ke dalam kategori C. Artinya, pengobatan menggunakan cisapride pada ibu hamil dan menyusui diduga bisa memberikan dampak buruk pada janin, tapi tidak sampai menimbulkan kecacatan permanen. Oleh karena itu, bagi ibu hamil dan menyusui harus berkonsultasi terlebih dahulu pada dokter sebelum menggunakan obat ini. Demikian halnya bagi wanita yang sedang merencanakan kehamilan.
Anda yang memiliki alergi obat-obatan tertentu juga perlu menginformasikan hal tersebut pada dokter atau tenaga medis lainnya sebelum mengkonsumsi obat ini. Bagaimanapun, terdapat efek alergi obat yang sangat berbahaya jiika tidak diperhatikan. Selain itu, penggunaan obat ini juga bisa menimbulkan interaksi tertentu jika digunakan bersamaan dengan obat-obatan berikut:
- Antikoagulan – penggunaan cisapride bersama obat antikoagulan bisa memperlambat proses pembekuan darah.
- Benzodiazepine dan alkohol – efek sedative dapat meningkat ketika cisapride berinteraksi dengan dua kandungan ini.
- Antikolinergik – bisa mengurangi efektivitas kerja cisapride
Selain perlu waspada saat mengkonsumsi cisapride bersama kandungan-kandungan di atas, Anda juga harus menghindari penggunaan cisapride bersama obat-obatan antialergi, antibiotik, antijamur, antidepresan, antipsikotik, antimual dan obat-obatan penghambat enzim protease. Anda harus menjelaskan riwayat pengobatan Anda dengan dokter, terutama jika Anda sedang menjalani pengobatan untuk penyakit lainnya dengan obat-obatan berikut:
- Antibiotik, seperti clarithromycin (Biaxin) dan erythromycin
- Antidepresan, seperti amitriptyline atau nefazodone
- Obat anti jamur, seperti fluconazole, itraconazole, dan ketoconazole
- Phenothiazines, seperti prochlorperazine dan promethazine
- Obat-obatan jantung, seperti procainamide dan quinidine
- Obat-obatan HIV, seperti indinavir dan ritonavir
Selain penggunaan obat-obatan di atas yang harus diwaspadai sebelum menggunakan cisapride, kondisi kesehatan berikut juga harus mengkonsultasikan penggunaan cisapride karena dapat menimbulkan reaksi-reaksi tertentu:
- Adanya pendarahan atau penyumbatan di perut
- Menderita penyakit jantung atau pengerasan pembuluh darah arteri
- Penderita gagal jantung bawaan
- Mengalami denyut jantung yang lambat atau gangguan pada detak jantung
- Memiliki riwayat long QT syndrome, baik secara pribadi atau keluarga
- Memiliki cacat jantung
- Mengalami penyumbalan di jantung atau gangguan konduksi lainnya
- Mengalami dehidrasi berat, kurang gizi, atau gangguan nafsu makan
- Mengalami gagal ginjal
- Menderita masalah paru-paru yang berat atau menderita kanker stadium lanjut
Penggunaan cisapride juga menimbulkan efek mengantuk, maka Anda tidak diperkenankan untuk berkendara atau mengoperasikan mesin setelah mengkonsumsi obat ini. Cisapride juga bisa meningkatkan penyerapan cimetidine dan ranitidine.
Efek Samping Cisapride
Penggunaan cisapride bukan bebas efek samping. Sama seperti obat-obatan kimiawi lainnya, cisapride juga menimbulkan efek samping tertentu. oleh karena itu, bagi Anda yang mengalami gangguan asam lambung, penyakit maag dan sebagainya lebih baik mencoba pengobatan secara herbal dan alami terlebih dahulu sebelum memutuskan menggunakan cisapride. Misalnya, Anda bisa mencoba cara menghilangkan mual karena asam lambung dengan mengkonsumsi buah untuk menurunkan asam lambung secara rutin.
Berikut ini adalah beberapa efek samping ringan yang dapat ditimbulkan dari penggunaan cisapride:
- Sakit perut
- Diare
- Mual
- Lebih sering buang air kecil
- Gatal-gatal pada kulit
- Gangguan pernapasan
- Pembengkakan di wajah, bibir, lidah atau tenggorokan
Jika Anda mengalami efek samping di atas, sebaiknya Anda segera menghubungi dokter atau mencari pertolongan secara medis. Hal ini terutama jika efek samping di atas berlangsung secara terus-menerus dan tidak segera hilang.
Lebih jauh lagi, Anda harus menghentikan pemakaian jika mengalami efek samping serius seperti berikut:
- Denyut jantung menjadi lebih cepat dari biasa
- Ritme detak jantung tidak teratur
- Merasa akan pingsan
- Merasa sangat lelah dan lemas
Efek samping mungkin akan berbeda pada setiap orang. Jika Anda merasa khawatir dengan reaksi tubuh Anda setelah penggunaan cisapride, segera hubungi dokter atau tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang lebih sesuai. Tahukah Anda bahwa ada bahaya buah anggur? Demikian pula halnya pada pasie yang mengkonumsu cisapride. Sebaiknya, pasien yang sedang mengkonsumsi cisapridee menghindari konsumsi buah atau jus anggur selama penggunaan cisapride karena bisa meningkatkan kadar cisapride di dalam tubuh yang bisa membuat terjadinya efek samping buah anggur yang serius. Demikian pula dengan konsumsi alkohol yang sebaiknya dihindari selama melakukan pengobatan menggunakan cisapride karena bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya efek samping.
Selama melakukan pengobatan menggunakan cisapride, Anda sangat disarankan untuk mengubah pola hidup, seperti menghindari makanan berlemak tinggi, berhenti merokok dan menghindari konsumsi kafein. Mengubah pola hidup menjadi lebih sehat akan sangat baik untuk mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan pencernaan, gangguan asam lambung dan penyakit-penyakit lainnya. Demikian pembahasan lengkap mengenai cisapride, mulai dari pengertian obat, fungsi, dosis, kontraindikasi dan efek sampingnya. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!