5 Bahaya Makan Tutut Dan Pencegahannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bahaya makan tutut merupakan dampak buruk yang disebabkan karena cara mengolah dagingnya kurang tepat dan tidak sesuai dengan standar kesehatan. Tutut adalah jenis keong atau siput kecil yang hidup di air tawar pada lokasi dangkal ditumbuhi pepohonan dan cenderung berlumpur yang mudah dijumpai pada area persawahan, Tepi sungai atau danau. (Baca Juga:  makanan yang mengandung protein ,  Bahaya Makan Ikan Pari)

Kandungan Gizi

  • Mengandung vitamin A, B3 (niacin) dan B12 (asam folat) serta vitamin E
  • Mengandung lemak essensial yang terdiri atas asam linolenat dan linoleat
  • Mengandung asam omega 3,6 dan 9
  • Mengandung mineral kalsium
  • Mengandung protein berkisar 16 sampai 50 % sesuai dengan kondisi ukuran tubuhnya.
  • Mengandung karbohidrat tetapi rendah kolesterol

(Baca uga: Akibat Kelebihan Serat  ,  Makanan Penurun Androgen)

Manfaat Keong Sawah (Tutut)

Manfaat dari daging tutut sangatlah banyak bahkan aman dikonsumsi oleh ibu hamil asalkan dikonsumsi secara moderat (wajar)

  1. Mencerdaskan otak anak dan dewasa
  2. Menstabilkan kadar gula darah darah
  3. Meningkatkan libido pria
  4. Meningkatkan imunitas tubuh terhadap serangan radikal bebas
  5. Menyembuhkan penyakit lambung 9mag)
  6. Menurunkan kolesterol jahat
  7. Memperbaiki dan melindungi fungsi jantung
  8. Melancarkan peredaran darah
  9. Meregenerasi sel kulit yang rusak
  10. Mengatasi jerawat membandel dan lain lain sebagainya.

(Baca Juga: Bahaya Makan Ayam Sakit , Bahaya Makan Daging Tikus)

Bahaya Makan Tutut

Makanan dari daging tutut sangat lezat, Bergizi tinggi dan banyak disukai masyarakat sebagai makanan dengan harga yang terjangkau. Namun perlu diwaspadai karena dibalik kelezatannya masih ada bahaya yang mengancam kesehatan tubuh, Diantaranya:

1. Menyebabkan cacingan

Tutut atau keong sawah hidupnya tidak bisa lepas dari air dan lumpur maka tubuhnya seringkali menjadi metode cacing jenis trematoda untuk bertelur dan berkembang. Telur telur cacing dapat tumbuh dalam jumlah yang cukup banyak dan mudah berpindah ketubuh manusia dan berkembang biak dijaringan usus dan saluran empedu. Kondisi tersebut menyebabkan seseorang terserang cacingan yang pada awalnya berupa gejala cacingan pada anak dan dewasa penyuka tutut. (Baca juga : Tanda tanda cacingan , Bahaya Kentang Goreng)

Pencegahan:

Untuk mencegahnya masaklah daging tutut hingga benar benar matang sebelum diberi bumbu dan diolah menjadi makanan yang lezat dan nikmat. Perebusan pada titik didih 100 derajat celcius mampu membunuh pertumbuhan dan perkembangbiakan telur beserta cacingnya.  (Baca Juga:  Bahaya Daging Tupai)

2. Menyebabkan penyakit Schistosimiasis

Didalam tubuh tututpun terdapat jenis cacing lain yang bernama cacing schistosoma yang awalnya terdapat pada tanah dan lumpur diarea persawahan tenmpat tutut tersebut berdiam. Ketika cacing tersebut masuk dalam organ pencernaan maka akan menyebabkan dinding usus luka lalu infeksi. Ketika jaringan usus mengalami pelebaran infeksi maka akan muncul penyakit diare yang berkepanjangan Dimanan infeksinya tersebut dapat menjalar ke organ hati dan menyebabkan peradangan lalu fungsi hatipun menjadi semakin menurun.  (Baca Juga: Cara Mengatasi Kekurangan Protein  , Penyebab Urin Berwarna Kuning)

Pencegahan:

Mencuci beberapa kali daging tutut pada air yang mengalir lalu direndam pada air garam yang sebelumnya ditambahkan sedikit air perasan lemon yang gunanya jika dipermukaan tubuh tutut terdapat cacing jenis schitosoma maka akan segera terangkat dan dapat di hilangkan untuk kemudian bisa langsung anda rebus sampai benar benar matang. (Baca Juga: Khasiat Daging Marmut )

3. Reaksi alergi

Tutut adalah jenis hewan keong sawah yang memiliki nutrisi tinggi dan dapat mengatasi berbagai macam keluhan kesehatn misalnya penyakit TBC, Penyakit kuning, Meningkatkan libido pria, Mengatasi tanda tanda anemia berat dan ringan serta menyembuhkan gejala penyakit kuning.
Namun perlu hati hati karena pada sebagian orang nutrisi yang ada pada tutut tidak bisa diterima oleh jaringan tubuh sehingga tubuh memberikan respon balik berupa munculnya reaksi alergi yang menandakan bahwa daging tutut adalah makanan penyebab gatal pada kulit,Itu artinya tidak cocok bagi anda. Reaksi alergi yang umum terjadi adalah berupa alergi gatal gatal pada kulit. (Baca juga: Ciri ciri alergi , Obat alergi makanan)

Pencegahan:

Bagi yang telah terlanjur mengali reaksi alergi setelah makan tutut maka anda bisa mengoleskan gatal gatal yang mulai muncul pada kulit dengan obat alergi jenis elidel krim atau jenis hydrocotisone krim.
Jika anda sudah tahu bahwa kondisi jaringan darah tidak bisa menerima daging tutut maka hindari makanan tersebut dan gantilah dengan daging lain. Namun bagi yang belum pernah merasakan daging tutut dan belum juga mengetahui anda alergi atau tidak setelah menyantapnya ada baiknya anda mengkonsumsi tablet anti alergi jenis antihistamin atau konsultasikan terlebih dahulu pada dokter yang terkait. (Baca Juga: Khasiat Susu Sapi Murni)

4. Mual dan muntah

Makan daging tutut memang enak dan banyak orang orang yang makan secara berlebihan bahkan ada yang biasa menyantapnya tanpa nasi. Perlu diketahui bahwa ada keong jenis lain yang juga biasa hidup pada perairan dangkal tetapi lebih menyukai berjalan pada permukaan batang dan daun contohnya keong emas. Keong tersebut dapat juga dimakan tetapi ditubuhnya memiliki racun yang dapat meracuni manusia.  (Baca Juga: Makanan Yang Mengandung Zinc ,  Akibat Kekurangan dan Kelebihan Protein)

Pencegahan:

Untuk tutut, Makanlah sekedarnya dan hendaknya ditambahkan dengan menu makanan lain yang juga memiliki gizi seimbang misalnya sayuran hijau, Tempe, Telur atau jenis ikan. Menyantap daging tutut secara berlebihan dapat menyebabkan perut mual, Ulu hati tidak nyaman dan muntah muntah. Untuk jenis keong emas sebaiknya ketika mencucinya menggunakan air yang mengalir lalu rebuslah hingga mendidih dan tetap tidak boleh makan berlebihan karena dapat menyebabkan muntah karena efek racun yang sebenarnya tidak sepenuhnya hilang dari tubuhnya ketika sudah direbus.  (Baca juga: Bahaya Makan Beras Mentah )

5. Munculnya penyakit meningitis

Didalam tubuh tutut juga dapat dijangkiti cacing jenis Angiostrongylus Cantonensis dimana cacing tersebut banyak bermukim pada perairan dangkal seperti persawahan.Cacing tersebut dapat berpindah pada tubuh manusia melalui daging tutut yang sepenuhnya belum matang misalnya pada daging tutut yang dibuat sate karena sate merupakan metode pengolahan daging setengah matang. (Baca Juga: Bahaya Makan Telur Setiap Hari)

Pencegahan:

Cacing angiostrongylus cantonensis dapat bertahan pada suhu yang panas tetapi tidak mendidih, Maka untuk mencegah munculnya gejala meningitis pada anak anak yang menyukai daging tutut, Sebaiknya hindari pengolahan tutut menjadi sate. Lebih baik tutut yang digoreng dengan menggunakan minyak zaitun atau jagung hingga benar benar matang atau direbus dengan titik didih 100 derajat celsius sebelum diolah menjadi menu masakan tertentu. (Baca Juga: Manfaat Jagung Bagi Penderita Asam Urat)

Jenis Cacing yang Menghinggapi Tubuh Tutut

Masih banyak orang beranggapan jika tutut adalah hewan yang jorok dan mengkalim bahwa hanya daging tutut saja yang bisa terjangkiti oleh cacing trematoda, Schistosom dan angiostrongylus cantonensis. Pada kenyataannya anggapan itu adalah salah besar.

  • Cacing jenis trematoda, Schistosom dan Angiostrongylus cantonensis menjangkiti tubuh tutut karena tutut adalah hewan yang gemar berada pada area perairan dangkal seperti parit, Sawah Danau dan sungai dimana tempat tempat tersebut adalah tempat yang banyak didiami ketiga jenis cacing tersebut. (Baca Juga: Khasiat Biji Alpukat)
  • Ketiga jenis cacing yang menyerang tutut dapat juga menyerang hewan lain seperti jenis unggas ayam, Bebek, itik ) dimana sawah, Pinggir danau atau area sungai adalah tempat yang juga disukai para unggas. Jadi hendaknya tidak lagi beranggapan bahwa hanya hewan jenis keong sawah saja yang bisa membawa tiga jenis cacing penyebab penyakit kedalam tubuhnya.  (Baca Juga: Efek Samping Buah Naga)
  • keong sawah atau tutut yang dibudidayakan sebagai hewan ternak dipercaya lebih bersih dan terhindar dari serangan cacing jenis trematoda, Schintosom dan Angiostrongylus cantonensis. Ini berkaitan karena lokasi pengembangbiakan tidak sekomplek persawahan, Area danau atau sungai yang banyak ditumbuhi tanaman liar dan lumpur yang bercampur dengan berbagai partikel hasil dari udara dan lingkungan sekitar. (Baca Juga: Bahaya Kulit Apel Merah )
  • Hewan pengerat pembawa penyakit pes juga bisa menjadi sarana perkembangbiakan dari cacing yang biasa menjangkiti tutut. Bagaimana ini bisa terjadi? Tikus adalah jenis hewan pemankan apa saja (Omnivora) dan lokasi tempat dimana mencari makanananpun tidak terbatas hanya pada rumah rumah penduduk bahkan pada area persawahan, Danau bahkan sungai. Tak heran jika tikus dapat membawa cacing jenis tremtoda, Schintosom dan angiostrongylus Cantonensis . Cacing tersebut bisa bermigrasi ke makanan manusia yang telah dilewatii tikus dan meninggalkan telur beserta cacing dewasa di permuakaan makanan tersebut.
fbWhatsappTwitterLinkedIn