Antikoagulan : Pengertian – Fungsi – Jenis – Cara kerja – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Koagulan. Menurut pengertian dari koagulasi itu sendiri merupakan sebuah peristiwa atau proses dimana suatu cairan atau larutan mengalami penggumpalan, atau pembekuan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) koagulasi dapat diartikan sebagai kata yang berhubungan dengan keadaan akan sesuatu yang menjadi keras dan padat, baik secara keseluruhan atau sebagian yang diakibatkan oleh suatu proses perubahan kimiawi. Pada keadaan sehari – sehari, koagulasi dapat terlihat dengan mudah pada proses penggumpalan cairan telur ketika dipanaskan. Akan tetapi, untuk contoh yang paling sering digunakan koagulasi diartikan sebagai proses pembekuan darah.

Koagulasi yang berhubungan erat dengan kesehatan adalah saat proses pembekuan darah yang mengalir keluar dari tubuh. Peristiwa koagulasi ini mampu membuat darah berhenti mengalir dan menyembuhkan luka pada tubuh anda. Meski koagulasi tidak hanya terpengaruh pada darah dan meliputi banyak peristiwa lain seperti penggumpalan pada susu yang telah lama dan sebagainya, akan tetapi, apabila yang disebutkan adalah koagulan atau antikoagulan, maka anda hanya perlu mengetahui bahwa itu semua hanya yang berhubungan dengan proses pembekuan darah pada manusia.

Koagulan dapat diartikan sebagai obat atau zat yang mampu mempercepat proses pembekuan. Lawannya adalah antikoagulan yang memiliki pengertian sebagai obat – obatan yang mampu menghambat atau menunda pembekuan darah. Mungkin anda akan bertanya – tanya kenapa pembekuan darah dihambat atau dihentikan? Bukankah pendarahan seharusnya segera dihentikan?

Pada beberapa keadaan yang mengharuskan seorang pasien untuk memakai antikoagulan haruslah benar – benar berdasar pada fungsi dari antikoagulan itu sendiri. Berikut adalah fungsi utama antikoagulan yang wajib anda ketahui untuk menghindarkan pamakaian dalam konsumsi yang berlebihan atau tidak sesuai dosis yang ditentukan, atau justru salah menangani pasien dengan kebutuhan – kebutuhan tertentu dengan memberi sejumlah antikoagulan. Berikut adalah beberapa fungsi antikoagulan, antara lain adalah :

  • Mengobati fibrilasi atrium atau sistoma ritme denyut jantung yang abnormal yang biasanya ditandai dengan aktivitas atrium yang cepat dan tidak efektif serta kontraksi ventrikular tidak teratur. Biasanya membentuk tambahan pembekuan pada atrium. Atrium merupakan bagian jantung yang menerima darah ke jantung.
  • Mengobati penyakit arteri koroner, yaitu sejenis penyakit yang menyerang arteri atau pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh, yang berasal dari penumpukan plak di bagian dinding arteri sehingga menyebabkan pembuluh darah tersebut menyempit, membatasi aliran darah dan bisa menimbulkan serangan jantung.
  • Mengobati emboli paru, mungkin terdengar sedikit asing di telinga anda, emboli paru merupakan sebuah penyakit yang menjangkiti paru – paru dan menyebabkan timbulnya gumpalan darah yang menghalangi kerja dari paru – paru itu sendiri. Gejala yang mungkin anda alami apabila terserang penyakit ini antara lain adalah nyeri pada dada, nafas yang pendek – pendek, sesak nafas dan batuk.
  • Infark miokard atau yang lebih dikenal dengan penyumbatan otot jantung (serangan jantung) dengan definisi sebagai terhentinya aliran darah dari arteri koroner pada area yang tertentu pada jantung sehingga menyebabkan tubuh kekurangan oksigen hingga membunuh sel – sel jantung.
  • Hiperkoagulasi, atau trombofilia merupakan sebuah penyakit yang berhubungan dengan pembekuan darah yang cenderung sangat mudah dan cepat pada trombosit penderita hiperkoagulasi.
  • Stroke iskemik, mungkin anda sudah mengenal stroke tapi apa perbedaannya dengan stroke iskemik? Stroke iskemik merupakan stroke yang hanya datang sesekali dan biasanya tidak berlangsung lama. Akan tetapi stroke iskemik merupakan tanda bahwa tubuh anda terancam penyakit stroke berat di kemudian hari.

Jenis – Jenis Antikoagulan dan Contoh Obatnya

Berikut adalah beberapa jenis dan golongan antikoagulan yang mungkin perlu anda ketahui dan contoh – contoh obat masing – masing jenis antikoagulan, antara lain adalah :

  1. Warfarin

Warfarin merupakan senyawa antagonis vitamin K yang pertama kali dipasarkan sebagai salah satu jenis antikoagulan. Meski warfarin merupakan salah satu obat dengan fungsi antikoagulan pertama, kegunaannya hampir telah ditinggalkan karena kerja warfarin yang tidak bertransformasi dan tidak disekresi di dalam tubuh. Terdapat banyak jenis obat antikoagulan baru yang jauh lebih sering digunakan secara oral.

Anda bisa menemukan warfarin yang biasanya diminum secara oral dipasaran dengan nama notistil atau simarc – 2. Dosis yang tepat digunakan adalah 5 atau 10 mg per hari kemudian diturunkan menjadi 3 hingga 9 mg per hari seusia dengan kadar hemoglobin, tekanan darah dan lain sebagainya.

  1. Kumarin

Kumarin merupakan jenis senyawa metabolit sekunder (senyawa metabolit yang tidak esensial bagi pertumbuhan suatu organisme dan hampir selalu berbeda antar spesies yang satu dengan lainnya) berupa minyak atsiri turunan dari glukosa dan aktif saat terjadi penuaan atau luka. Anda dapat menemukan contoh kumarin dalam semanggi yang menimbulkan efek wangi menyengat ketika anda membuatnya.

Penggunaan kumarin sebagai antikoagulan sendiri tidak terlalu seterkenal merk lainnya, karena ia dapat menimbulkan efek samping yang cukup berbahaya ketika diuji coba pada binatang. Terbukti ketika beberapa spesies serangga diberi salah satu jenis kumarin yaitu preosen yang menghasilkan serangga tua mandul karena turunnya tingkat hormon pertumbuhan.

  1. Heparin

Heparin merupakan polimer dan antikoagulan, beberapa nama lain dari heparin yang mungkin anda kenal adalah calciparine, heparinic acid, liquaemin, heparinate, hep – lock, panheprin, sodium heparin dan heparin sodium. Heparin bekerja dengan emnghambat faktor Xa yang memiliki fungsi sebagai agen pembekuan darah, hal inilah yang membuat heparin menjadi salah satu jenis antikoagulan yang masih digunakan sampai sekarang.

Heparin dibagi menjadi dua, yaitu heparin dengan high molecular weight dan heparin dengan low molecular weight. Biasanya high molecular weight disebut dengan nama pasaran heparin, sedangkan yang law molecular weight dikenal dengan beberapa nama pasar yaitu enoxaparin, nadroparin atau pasnaparin. Beberapa efek yang dihasilkan oleh penggunaan heparin antara lain adalah :

  • Menghambat koagulasi dengan meningkatkan kerja anti trombin.
  • Mengurangi agregasi trombosit atau sel darah merah.
  • Meningatkan permeabilitas vaskular.
  • Melepas lipase lipoprotein ke dalam plasma.

Heparin biasanya digunakan dalam bentuk suntik dengan nama pasaran hico atau inviclot. Dosis yang disarankan adalah untuk dewasa 75 hingga 50 U per kg berat pasien, untuk anak – anak dimulai dengan 250 U per kg berat badan selama dua kali sehari.

  1. Ethylene Diamine Tetra Acetic Acid (EDTA)

EDTA merupakan jenis antikoagulan yang paling sering digunakan dan biasanya terbentuk seperti bubuk atau cair. Berfungsi sebagai antikoagulan dengan menghambat kerja trombosit dengan mengikatnya. Lebih lengkapnya, EDTA mampu mengikat ion kalsium untuk membentuk garam kalsium yang bersifat tidak larut. Penggunaan EDTA berbentuk bubuk jauh lebih direkomendasikan karena ia tidak menimbulkan efek menurunkan jumlah hemoglobin dalam darah seperti yang akan terjadi apabila anda mengkonsumsi EDTA dalam bentuk cair.

Dosis yang disarankan untuk penggunaan EDTA sendiri adalah 1 hingga 1,5 mg EDTA untuk setiap ml darah di dalam tubuh anda. Pengukuran kadar darah dalam tubuh harus dihitung terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang tepat. Keuntungan penggunaan EDTA dibanding dengan jenis antikoagulan lain adalah sebagai berikut :

  • EDTA tidak terlalu berpengaruh terhadap besar dan bentuk eritrosit atau sel darah merah, dan leukosit atau sel darah putih.
  • Dapat mencegah penggumapalan trombosit atau keping darah.
  • Bisa digunakan untuk berbagai macam pemeriksaan hematologi atau cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang darah, organ – organ pembentuk darah dan penyakit serta gangguan – gangguannya.

EDTA dapat ditemukan dengan nama lain di pasaran berupa Lovenox, dengan dosis yang disarankan adalah 20 hingga 40 mg untuk dewasa selama satu hingga dua minggu yang diminum sekali sehari. Dan untuk anak – anak dosis yang disarankan adalah 500 hingga 750 mcg per kg berat badan yang diminum dua kali sehari.

  1. Trisodium Citrate

Merupakan jenis antikoagulan yang sering digunakan sebagai bahan isotonik dan pengikat ion Ca++ untuk menghentikan pembekuan darah. Trisodium citrate bahkan bisa digunakan sebagai unit transfusi darah dalam bentuk ACD atau Acid Citric Dextrose kara sifatnya yang tidak beracun. Nama lain dari trisodium citrate adalah natrium sitrat. Obat ini hanya mampu digunakan dalam hal pemeriksaan hematologi dan tidak dengan kasus lain.

  1. Double Oxalat

Selain double oxaat terdapat beberapa jenis lain yang juga termasuk ke dalam keluarga oxalat ini, antara lain adalah natrium oxalat dan kalium oxalat. Penjelasan singkat mengenai natrium dan kalium oxalat adalah bahwa natrium oxalat bekerja dengan mengikat kalsium di dalam darah untuk membentuk kalsium oxalat dan sangat jarang digunakan karena pemakaiannya yang terbatas juga efek sampingnya yang mampu menyebabkan perubahan morfologi pada sel darah apabila terlalu lama dikonsumsi. Natrium oxalat sangat mirip dengan double oxalat dapat digunakan sebagai antikoagulan untuk keadaan darurat.

Sedangkan natrium oxalat sangat dikhususkan untuk memeriksa tingkat glukosa dalam darah, untuk pemeriksaan hematologi. Kalium oxalat berfungsi sebagai antikoagulan dengan cara menghambat kerja enzim phosphoenol pyruvate dan urease sehingga membuat kadar glukosa dalam darah tetap stabil.

Double oxalat biasanya digunakan dalam bentuk kering untuk mencegah terjadinya darah yang terlalu encer saat diperiksa. Double oxalat tidak dapat digunakan untuk pemeriksaan yang berhubungan dengan hapusan darah karena mengandung toksis dan dapat menyebabkan perubahan pada morfologi sel leukosit dan eritrosit.

Cara Kerja dan Efek Samping Antikoagulan

Antikoagulan bekerja sesuai dengan jenisnya masing – masing untuk menghambat terjadinya pembekuan darah, maka beberapa enis antikoagulan bekerja dengan mengikat atau menurunkan jumlah agen – agen tertentu seperti trombosit. Beberapa jenis antikoagulan bahkan bekerja dengan mengikat enzim – enzim tertentu seperti kalium dan lainnya untuk kemudian dibuang melalui proses ekresi sehingga mencegah terjadinya penggumpalan darah.

Efek samping yang ditimbulkan oleh penggunaan antikoagulan tergantung oleh pasien yang memiliki komplikasi lain atau tidak. Pasien dengan usia lebih dari 80 tahun akan sangat rentan terkena komplikasi pendarahan apabila menggunakan antikoagulan sebagai salah satu obat yang harus ia konsumsi. Tingkat pendarahan yang telah terdata sebelumnya adalah 13 orang dalam setiap 100 orang untuk setiap tahunnya.

Efek samping lain yang mungkin akan anda alami adalah meningkatnya resiko kalsifikasi arteri serta kalsifikasi katub jantung atau pengapuran pada bagian arteri dan katup jantung. Untuk pasien yang tengah hamil serta menyusui, diharapkan untuk mengkonsultasikan penggunaan obat antikoagulan sebagai penegahan terjadinya keguguran dan keracunan pada janin. Selain itu, antikoagulan meningkatkan potensi pendarahan pada pasien dan hal ini wajib diwaspadai.

Beberapa keluhan yang mungkin akan muncul setelah anda mengkonsumsi obat – obatan antikoagulan antara lain adalah sebagai berikut :

  • Terdapat darah pada urine pasien
  • Feses berwarna merah atau kehitaman
  • Memar – memar
  • Proses menstruasi yang terlalu banyak pada wanita
  • Mimisan
  • Muntah
  • Batuk dengan darah
  • Gusi berdarah

Demikian penjelasan antikoagulan. Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter sebelum mengonsumsinya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn