Adiksi : Pengertian – Penyebab – Jenis – Cara Mengatasi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Mungkin anda akan sering mendengar kata adiksi melalui banyaknya makanan atau minuman yang menimbulkan efek ketagihan. Secara bahasa, adiksi diartikan sebagai suatu kondisi ketergantungan fisik maupun mental terhadap hal – hal yang menimbulkan perubahan perilaku terhadap orang yang mengkonsumsinya. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adiksi diartikan sebagai kecanduan atau ketergantungan secara fisik maupun mental terhadap suatu zat tertentu.

Adiksi memiliki sifat ketergantungan yang cukup berat dengan membuat seseorang untuk terus mengkonsumsi zat yang menimbulkan efek adiktif, pasien tidak akan mampu menghentikan keinginannya sendiri untuk berhenti mengkonsumsi zat adiktif meski telah berusaha sangat keras untuk menolaknya. Kata kerja yang digunakan untuk menunjukkan suatu zat yang bersifat kecanduan atau bersifat menimbulkan kecanduan pada pemakainya disebut adiktif.

Pasien sangat rentan mengalami sakit yang teramat sangat saat berhenti mengkonsumsi beberapa jenis zat adiktif berbahaya. Diperlukan penanganan yang intensif dalam mengembalikan pasien pecandu zat adiktif kembali ke keadaan awal dan terbebas dari ketergantungan. Meski tidak semua bahan makanan atau minuman yang memiliki sifat adiksi itu berbahaya, akan tetapi penyalahgunaan obat adiktif tetap menimbulkan efek kerusakan kesehatan serius bagi siapapun.

Hal inilah yang mendasari dikeluarkannya Undang – undang dasar mengenai larangan penggunaan obat adiktif berbahaya yang tercantum dalam UU narkotika dan UU psikotropika pada tahun 1997. UU no22 tahun 1997 mengatur penggunaan dan pembagian serta arti dari narkotika itu sendiri. Narkotika merupakan jenis zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun yang bukan tanaman, sintesis maupun semi sintesis dan dapat menurunkan kesadaran, menghilangkan kemampuan seseorang merasakan sesuatu, mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, dan menimbulkan ketergantungan yang dibedakan ke dalam golongan – golongan tertentu.

Sedangkan UU no.5 tahun 1997 mengatur hal – hal yang berhubungan dengan psikotropika sehingga mudah dipahami apa perbedaannya dengan jenis narkotika. Psikotropika merupakan sejenis zat atau obat yang terbentuk secara alami atau sintesis dan berfungsi sebagai psikoaktif yang mampu mempengaruhi saraf pusat hingga menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental ampun perilaku seseorang.

Membedakan psikotropika, zat adiktif dan narkotika memang susah – susah gampang, narkotika lebih dikenal sebagai bahan yang mengandung sifat adiktif tanpa peduli pada proses pembentukannya, baik secara alami ataupun sintesis. Contoh jenis narkotika yang paling mudah anda temui adalah kokain, morfin dan ganja.

Sedangkan zat adiktif adalah zat – zat yang dapat menimbulkan efek ketagihan atau kecanduan apabila digunakan secara rutin. Contohnya adalah alkohol, kafein, nikotin dan lain sebagainya. Sedangkan psikotropika lebih mengarah pada jenis obat – obatan yang memiliki fungsi utama sebagai obat, akan tetapi karena digunakan dengan sembarangan menjadi berbahaya. Contoh zat psikotropika adalah amfetamin, ektasi dan metamfitamin.

Adiksi tidak hanya digunakan sebagai salah satu istilah dalam dunia obat – obatan dan kimia, secara garis besar, adiksi bahkan dapat digunakan sebagai salah satu kosa – kata dalam psikologi. Meski memiliki pengertian yang hampir sama dengan istilah medis yang sering digunakan untuk menyebut jenis obat tertentu, adiksi pada psikologi lebih mengutamakan pengertiannya di bidang penanganan jiwa tentang penyakit yang disebabkan oleh ketergantungan fisik dan mental terhadap hal – hal tertentu yang menimbulkan perubahan perilaku bagi pasien yang mengalaminya. Adiksi didefinisikan sebagai pola perilaku yang meningkatkan resiko penyakit personal maupun sosial dimana seseorang kehilangan kontrol dirinya sendiri dan terus melakukan perilaku tersebut secara berulang meski telah mencoba menghentikannya.

Merangkum ke pertanyaan selanjutnya tentang apa yang menyebabkan seseorang mampu mengalami adiksi, jawaban yang paling rasional adalah kemungkinan suatu zat yang dikonsumsi secara berulang dan terus – menerus melalui dosis yang tidak ditentukan oleh dokter menimbulkan tingkat adiksi seseorang terhadap sesuatu. Baik secara medis maupun psikologis. Berikut adalah pembahasan lebih mendetail mengapa seseorang dapat mengalami adiksi terhadap sesuatu, antara lain adalah :

  1. Gen

Mungkin ada benarnya jika memasukkan gen sebagai salah satu penyebab seseorang mampu mengalami ketergantungan. Anak dengan orang tua yang suka mengkonsumsi alkohol memiliki kemungkinan lebih besar untuk memiliki ketagihan atau kecanduan alkohol yang lebih besar dari mereka yang orang tuanya tidak pernah mengkonsumsi alkohol.

Meski pada beberapa kejadian, anak seorang perokok aktif yang tidak meniru kebiasaan sang ayah dan jauh dari ketergantungan, semuanya dikembalikan pada bagaimana seseorang mampu menghindar dari jenis ketergantungan yang dialami oleh orang tuanya.

  1. Pernah mencoba

Penelitian membuktikan bahwa remaja dan anak – anak memiliki pola pikir yang unik mengenai sesuatu. Mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam mengembangkan keadaan termasuk ke dalam berbahaya atau tidak. Sebuah penelitian di Amerika serikat bahkan menunjukkan nilai 40% pecandu alkohol di bawah usia 15 tahun akan menjadi maniak alkohol di masa dewasanya.

Masalah lain timbul ketika ketagihan pada suatu zat akan mempengaruhi pecandu untuk mengkonsumsi zat adiktif lain sehingga bertambah pula tingkat ketergantungan yang ia derita. Misalnya seorang pecandu alkohol akan lebih beresiko mencandu zat adiktif lain seperti rokok dan lain sebagainya.

  1. Memiliki Kebiasaan Melarikan Diri

Seseorang dengan karakter dan sifat suka melarikan diri dari masalah lebih cenderung terjebak pada situasi – situasi berbahaya yang memicu timbulnya efek ketagihan pada suatu hal. Bukan hanya mengkonsumsi alkohol atau rokok sebagai salah satu bentuk pelarian, kebiasaan – kebiasaan buruk lain yang mempengaruhi mentalitas seseorang juga sangat berpengaruh pada umumnya, gangguan kepribadian seperti delusi dan halusinasi terjadi ketika seseorang memiliki kebiasaan melarikan diri dari masalah.

  1. Lingkungan

Faktor lingkungan menjadi salah satu alasan seseorang terjerumus ke dalam adiksi, kekerasan dalam keluarga atau lingkungan tempat tinggal yang buruk menjadi pemicu utama seseorang mengkonsumsi obat – obatan adiktif tertentu. Pergaulan dan trauma masa kecil menjadi pengaruh paling utama ketidak seimbangkan susunan kimia dalam otak yang akan menimbulkan perubahan perilaku pada seseorang.

Meski psikologis seseorang menjadi faktor paling penting yang akan dipengaruhi oleh zat adiktif, penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengalami kecemasan akibat lingkungan yang buruk dan rasa rendah diri yang besar lebih cenderung mengalami ketergantungan terhadap zat adiktif tertentu.

  1. Riwayat Gangguan Mental

Trauma, stress dan kecemasan berlebihan dapat memungkinkan seseorang untuk lari pada zat – zat adiktif berbahaya. Pasien akan lebih mudah mengikuti emosinya ketika berada pada situasi yang terlalu tegang atau menekan. Akibat lebih lanjut dari ‘tertekan’ akan menimbulkan seseorang kehilangan kemampuan untuk berpikir bahaya – bahaya yang akan ditimbulkan dari penggunaan zat adiktif dan kecanduan.

  1. Seseorang dengan Sifat Impulsif dan Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Impulsif merupakan perilaku yang meledak – ledak dan sangat tidak terkontrol. Seseorang dengan sifat impulsif bisa jadi sangat tidak terduga dan cenderung tidak berpikiran panjang ketika berhadapan dengan situasi tertentu. Sifat inilah yang membuat seseorang sangat mudah terjebak dalam ketergantungan.

Selain itu, rasa senang dan adrenalin yang besar mampu memompa hormon dopamine untuk bekerja dan mirip sekali dengan efek yang ditimbulkan oleh zat adiktif tertentu. Zat adiktif merancang hormon dopamine untuk mengisi jaringan – jaringan tubuh hingga menimbulkan sensasi candu.

Banyak sekali macam – macam jenis adiksi berdasarkan bentuk atau wujud dari adiksinya itu sendiri. Beberapa diantaranya akan dijelaskan dalam uraian berikut :

  1. Kecanduan obat sakit kepala

Obat sakit kepala mengandung sejenis senyawa yang memiliki sifat adiksi apabila dikonsumsi secara terus – menerus tanpa resep yang dianjurkan oleh dokter. Paracetamol, merupakan jenis senyawa paling besar yang membentuk obat sakit kepala. Ia merupakan obat yang memiliki fungsi utama sebagai penurun demam, pereda nyeri ringan dan dengan kata lain memiliki efek adiksi.

Meski sebagian dokter berpendapat bahwa adiksi obat sakit kepala itu tidak mungkin, akan tetapi pada beberapa kasus yang terjadi menunjukkan ketergantungan yang cuup serius bagi pasien yang terlalu sering mengkonsumsi obat sakit kepala dengan dosis berlebihan.

  1. Ketergantungan seks dan porno

Penelitian menyebutkan bahwa pecandu porno jumlahnya sama dengan banyaknya pecandu rokok di seluruh dunia. Dan meski secara perasaan, seseorang ingin sekali setia, sudah menikah dan memiliki hidup dengan pasangan yang bahagia, apabila ia menderita gangguan atau kecanduan dengan seks bebas hampir tidak akan bisa disembuhkan dengan ikatan pernikahan.

Hypnoterapi dapat dilakukan untuk menyembuhkan seseorang yang memiliki ketergantungan mendalam terhadap sesuatu hal seperti porno, seks bebas, alkohol, rokok dan sebagainya. Pengarahan dan sosialisasi mengenai baik buruknya akibat kecanduan porno dan seks bisa memberikan dampak positif terhadap pecandunya.

  1. Kecanduan alkohol dan rokok

Nikotin merupakan salah senyawa yang mengandung efek adiksi bagi siapapun yang mengkonsumsinya, sedangkan pacandu alkohol biasanya memiliki karakteristik sifat yang mudah cemas, sering dilingkupi rasa takut, depresi serta emosi yang tidak stabil. Bahaya nikotin rokok bagi kesehatan terlihat jelas dari paru – paru perokok aktif maupun pasif yang berwarna kehitaman.

Masih banyak jenis – jenis adiksi lain seperti adiksi pada narkoba, adiksi pada belanja, adiksi pada minuman hingga makanan tertentu, bahkan adiksi pada kegiatan – kegiatan normal yang seharusnya biasa – biasa saja seperti adiksi membaca novel, kecanduan games, atau bahkan kecanduan kerja.

Banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau mencegah adiksi terhadap bukan hanya zat atau obat tertentu saja, akan tetapi tindakan – tindakan tertentu yang sudah berlebihan. Cara mengatasi atau mencegah adiksi yang bisa anda lakukan biasanya dilihat dari jenis adiksi itu sendiri, jika pasien memiliki adiksi terhadap narkoba tentu penanganannya akan berbeda dengan pencegahan seseorang yang adiksi terhadap video games.

Berikut adalah beberapa cara mengatasi atau mencegah adiksi untuk masing – masing jenisnya, antara lain adalah :

  1. Cara mengatasi adiksi narkoba

Menjadi yang paling berbahaya, adiksi pada narkoba atau gejala ketergantungan obat terlarang harus diobati secepatnya menggunakan metode sebaik mungkin. Cara mengatasi kecanduan narkoba dengan rehabilitasi merupakan cara penanganan adiksi narkoba yang paling aman dan menyeluruh. Skema pengobatan yang dilakukan secara bertahap pada pasien – pasien yang kecanduan narkoba mampu menghapus secara menyeluruh sifak adiktif dari narkoba itu sendiri. Meski memerlukan waktu yang cukup lama tergantung dari berapa lama pasien mengkonsumsi narkoba, akan tetapi cara ini efektif untuk mengembalikan pasien ke keadaan awal sebelum menggunakan narkoba.

  1. Cara mengatasi adiksi lainnya

Kebanyakan adiksi yang parah bisa dihapus atau dihilangkan dengan menggunakan hypnotheraphy, hal ini dikarenakan pola pikir pasien yang telah menganggap bahwa adiksi tersebut merupakan kegiatan yang wajib dilakukan meski dengan alasan yang tidak sepenuhnya penting. Kegunaan Hipnoterapi pada manusia akan membantu pasien kembali melihat bahan adiksi sebagai suatu hal yang semestinya.

Demikian penjelasan mengenai adiksi. Bila keluarga, teman maupun melihat di sekitar kita memperlihatkan gejala adiksi, sebaiknya segera dikonsultasikan ke dokter agar tidak bertambah parah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn