Terdapat berbagai metode pengumpulan data yang dapat membantu peneliti menjawab pertanyaan dari penelitiannya, namun hanya metode pengumpulan data yang tepat yang dapat membantu peneliti dengan efisien dan efektif. Hasil dan kesimpulan dari penelitian sangat tergantung pada metode pengumpulan data. Oleh karena itu, pemilihan metode pengumpulan data tidak boleh dilakukan sembarang karena merupakan tahap yang krusial dalam merencanakan penelitian. Metode pengumpulan data yang cocok akan menghasilkan data yang valid sehingga hasil penelitian dapat dipercaya. Jika peneliti ingin data penelitian yang spontan dan dapat diamati, maka studi observasi adalah pilihan yang tepat.
Studi observasi adalah metode untuk mengumpulkan suatu data melalui pengamatan langsung di lapangan . Studi observasi mengambil sampel dari populasi di mana variabel tersebut tidak di bawah kontrol peneliti. Seorang tokoh mengatakan bahwa observasi adalah tindakan memperhatikan secara akurat dan mencatat fenomena yang muncul dalam bentuk uraian deskriptif mengenai data konkret dan tidak berupa kesimpulan dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut (Poerwandi, 2007)
Oleh karena itu, peneliti harus langsung terjun ke lapangan atau lokasi penelitian untuk mengamati subjeknya secara langsung, di mana subjek berperilaku dengan alami (tanpa kontrol penelitian). Studi observasi bertujuan untuk melihat subjek bertingkah laku di lingkungan alaminya. Dengan studi observasi, kita dapat memperoleh informasi mengenai subjek yang tidak bisa diketahui dengan metode penelitian lainnya sehingga peneliti bisa mendapatkan data yang konkret.
Penerapan Studi Observasi dalam Bidang Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, observasi merupakan pemantauan kondisi pasien tanpa pengobatan hingga gejala yang diperiksa muncul atau berubah. Biasanya dokter atau suster yang bersangkutan yang melakukan observasi pada pasien. Beberapa contoh aspek kesehatan yang diobservasi adalah sebagai berikut:
- Kondisi pasien secara umum
- Kesadaran pasien
- Kelancaran pernapasan pasien, yaitu memeriksa ada atau tidaknya gangguan pada sistem pernapasan pasien
- Tanda vital pasien, seperti detak jantung normal, tekanan darah, suhu tubuh normal manusia dan lain-lain
- Kelancaran supply infus
Setelah observasi dilakukan, penanganan yang lebih lanjut akan dilakukan oleh dokter yang bersangkutan.
Macam-macam Studi Observasi
1. Observasi Partisipan
Observasi partisipan adalah observasi di mana peneliti langsung terjun dalam kegiatan pengamatan di lapangan, sehingga peneliti menjadi bagian dari kelompok yang akan ditelitinya. Dalam jenis observasi, peneliti menjadi anggota resmi atau orang dalam dari kelompok subjek. Karena peneliti sudah dianggap orang dalam oleh kelompok subjek, kehadiran peneliti tidak mengganggu atau mempengaruhi karakter subjek. Jenis observasi ini dapat menghasilkan data yang lebih utuh dan dalam karena peneliti dapat mengatur arah peristiwa atau fenomena dengan skenario yang sudah disiapkan dengan seksama.
2. Observasi Non Partisipan
Observasi non partisipan adalah observasi di mana peneliti tidak ikut menjadi partisipan dari kelompok yang akan diteliti, sehingga peneliti hanya mengamati dari kejauhan tanpa berinteraksi dengan subjek penelitiannya. Kelemahan dari jenis observasi non partisipan ini adalah subjek merasa risih karena kehadiran peneliti sehingga dapat mempengaruhi perilaku dan sikap dari subjek yang akan diobservasi. Kelemahan ini dapat diatasi dengan menggunakan one way mirror, sehingga subjek tidak dapat melihat kehadiran peneliti yang berdiri di balik one way mirror tersebut. Metode ini sering digunakan untuk mengamati anak-anak.
Persiapan Studi Observasi
Berikut ini beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai studi observasi:
- Studi observasi dapat dipandu dengan pertanyaan 5W + 1H (who, what, where, when, why, how) :
- Apakah yang akan diobservasi?
- Mengapa observasi akan dilakukan?
- Siapa yang akan diobservasi?
- Dimana observasi akan dilakukan?
- Kapan observasi akan dilakukan?
- Bagaimana cara observasi akan dilakukan?
- Topik dan subjek observasi harus ditentukan sebelum proses observasi dimulai.
- Peneliti juga harus menentukan indikasi yang dapat diamati dengan mata agar dapat memperoleh hasil observasi yang akurat.
- Peneliti juga harus mengetahui latar belakang dan tujuan dari topik dan subjek yang akan diobservasi.
- Penentuan subjek dan lokasi yang tepat juga merupakan salah satu unsur penting dalam persiapan observasi karena dengan subjek dan lokasi yang tepat, peneliti dapat mendapatkan data yang akurat dan cocok dengan topik penelitian.
- Selain itu, peneliti juga harus tahu bagaimana cara yang paling tepat untuk melakukan observasi dan alat bantu apa yang paling cocok untuk membantu proses observasi, seperti buku catatan dan alat tulis, tape recorder, kamera dan lain-lain.
- Dalam bidang kesehatan, biasanya peneliti menggunakan alat ukur yang dapat membantu proses observasinya, seperti stetoskope, tensimeter, termometer dan lain-lain.
- Catatan observasi harus dibuat secermat dan sedetail mungkin.
Prosedur atau Langkah-langkah Pelaksanaannya
- Mempelajari topik penelitian yang akan menggunakan studi observasi untuk mengambil data. Hal ini dilakukan agar peneliti mengenai gambaran jelas dan mengetahui secara kasar apa yang akan ditemui di lapangan. Pengetahuan yang luas mengenai topik penelitian juga membantu peneliti untuk menentukan subjek dan indikasi perilaku yang akan dicatat sebagai data observasi.
- Setelah memiliki pengetahuan yang lengkap mengenai topik penelitian, peneliti menentukan metode observasi yang cocok dengan topik yang sudah dipilih. Alat bantu observasi juga harus direncanakan sematang mungkin agar data observasi dapat bersifat akurat.
- Peneliti mempelajari cara menggunakan alat bantu observasi agar tidak terjadi gangguan teknis pada saat observasi dilakukan.
- Peneliti membuat batasan-batasan yang tegas atau pedoman tetap untuk subjek dan fenomena yang akan diobservasi agar data observasi tidak melenceng dari topik penelitian. Sebagai contoh: gerakan tubuh yang spesifik, gejala yang dapat diamati oleh mata, isi pembicaraan yang relevan oleh subjek.
- Pada saat melakukan observasi, peneliti mengamati subjek dengan cermat. Jangan sampai indikator dari subjek terlewatkan karena akan mengganggu hasil observasi.
- Melakukan pencatatan observasi dengan tangkas dan cepat.
Kelebihan Melakukan Studi Observasi
- Peneliti memiliki kesempatan untuk melihat dan mencatat hal yang ingin diteliti tanpa bergantung dari ingatan sehingga data lebih bersifat akurat.
- Peneliti tidak perlu berkomunikasi langsung dengan subjek yang ingin diteliti karena peneliti dapat lakukan pengamatan atau observasi langsung. Tetapi hal ini tentu saja harus melalui ijin subjek atau pihak yang bertanggungjawab terhadap subjek.
Kelemahan Melakukan Studi Observasi
- Studi observasi memerlukan waktu yang cukup lama karena harus menunggu subjek memunculkan perilaku yang ingin diteliti atau fenomena yang akan dikaji. Sebagai contoh, jika ingin mengobservasi mengenai aktivitas gunung berapi, maka peneliti harus menunggu aktivitas gunung berapi tersebut muncul.
- Studi observasi tidak dapat digunakan untuk mengamati hal yang tidak terlihat, sebagai contoh, peneliti sulit untuk mengobservasi perasaan yang muncul pada subjek karena biasanya indikasi perasaan kurang terlihat pada wajah atau gerak tubuh subjek. Oleh karena itu, peneliti harus benar-benar memahami indikasi dari topik yang akan diteliti agar dapat mengambil data dengan baik dan akurat.
- Studi observasi sering dipengaruhi oleh prasangka atau bias dari peneliti. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk tidak melakukan observasi seorang diri, tetapi dilakukan bersama beberapa rekan lainnya agar dapat membandingkan catatan dan hasil observasi masing-masing. Hal ini dilakukan agar data observasi dapat bersifat valid.
Demikian penjelasan studi observasi. Semoga bermanfaat.