5 Kelainan Tulang Akibat Posisi Duduk Yang Salah

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tulang belakang merupakan penyanggah tubuh yang menopang sekaligus penghubung antara kaki dan kepala. Tanpa tulang belakang atau kelainan pada tulang belakang maka kita tidak akan dapat melakukan posisi tubuh yang tegap (baik berdiri dan duduk). Kelainan tulang belakang yang terjadi tentu dapat mempengaruhi postur atau bentuk tubuh. Adanya lengkungan pada tulang belakang akan dapat membuat tubuh menjadi tidak dapat tegap pula dan biasanya terjadi nyeri. (Baca juga: Ciri-ciri flu tulang – Pencegahan flu tulang)

Ada banyak faktor penyebab terjadinya kelainan pada tulang belakang. Mulai dari genetik atau kelainan bawaan hingga akibat penyakit. Salah satu yang mempengaruhi kelaian tulang belakang disebabkan oleh posisi duduk yang salah. Posisi duduk yang salah cenderung memperberat kerja tulang dalam menyanggah, sehingga cenderung membuat postur tulang terganggu, bahkan otot dan saraf. Berikut ini beberapa dampak kelainan tulang akibat posisi duduk yang salah :

1. Skoliosis

Skoliosis merupakan kelainan bentuk tulang belakang (vertebra) dimana tulang belakang menjadi melengkung ke samping dibandingkan tulang normal. Penyebabnya dapat disebabkan Idiopati (tidak diketahui) dan dampak dari menderita penyakit lain (seperti kelainan otot, sindrom down, osteoporosis dan lainnya). Faktor lain yang diduga berperan terjadinya skoliosis antara lain faktor genetik, faktor hormonal, gangguan biomekanik, gangguan pertumbuhan serta gangguan neuromuskular. Salah satu contoh faktornya adalah duduk dengan posisi tulang belakang yang bengkok atau miring membuat tubuh terbiasa dengan bentuk tersebut. (Baca juga: Pertolongan pertama pada patah tulang)

Skoliosis dapat terjadi pada semua umur baik anak, remaja dan dewasa. Gejanya bisa dilihat dari bentuk tubuh, dimana biasanya salah satu panggul tampak seperti condong ke satu sisi, salah satu bahu lebih tinggi dan kadang salah satu sisi tulang belikatnya lebih menonjol. Selain itu, penderita dapat mengelu merasa nyeri yang menjalar dari kaki dann tulang belakang. Penanganan skoliosis dengan memantau lekukan tulang melalui ronsen, pemberian antinyeri jika pasien mengalami nyeri, jika masih dalam proses pertumbuhan tulang dapat menggunakan penyanggah tulang punggung, dan terakhir biasanya dilakukan operasi. (Baca juga: Cara menjaga kesehatan tulang)

2. Kifosis

Kifosis merupakan salah satu kelainan tulang belakang dimana tulang belakang mengalami lengkungan kearah belakang dibanding tulang belakang normal. Penyebab terjadinya kifosis antara lain berupa kelainan bawaan, akibat trauma atau cedera pada tulang belakang, akibat atau dampak dari operasi pada tulang belakang, dan karena osteoporosis. Gejala yang dapat dialami oleh penderita berupa bentuk tubuh yang tampak bungkuk, nyeri punggung dan terasa kaku. (Baca juga: Flu tulang)

Penanganan kifosis tergantung kondisi dan gejala. Hal pertamayang dapat dilakukan adalah melatih otot punggung agar tetap kuat serta melakukan operasi tulang punggung. Selain itu perlunya asupan nutrisi terutama kebutuhan kalsium untuk menjaga tubuh dari osteoporosis, mengingat salah satu penyebab kifosis adalah osteoporosis. Hindari keadaan atau sikap tubuh yang dapat membuat tulang belakang menjadi lengkung dalam waktu lama. (Baca juga: Kelainan tulang belakang)

3. Lordosis

Lordosis merupakan salah satu kelainan tulang belakang (terutama tulang bagian atas bokong) mengalami lengkungan kedalam. Dapat dikatakan bahwa lordosis merupakan kebalikan dari kifosis. Penyebab terjadinya lordosis adalah faktor kegemukan (obesitas/berat badan berlabih), osteoporosis, peradangan pada diskus vertebra, postur tubuh yang buruk dan pergeseran vertebra. (Baca juga: Cara mencegah tulang keropos)

Penderita lordosis akan mengeluh merasakan nyeri punggung bawah yang terasa menjalar ke tungkai bawah, keterbatasan pergerakan, hingga gengguan BAB dan berkemih. Penanganan lordosis berupa rehabilitasi dan fisioterapi pada lordosis ringan. Pada kasus lordosis berat dapat dilakukan ortese khusus dan prosedur bedah. Untuk mencegah terjadinya lordosis, adalah dengan menjaga berat badan (menurunkan berat badan bagi yang overweight), hindari posisi tubuh yang tidak baik terlalu lama, dan cegah osteoporosis dengan memenuhi nutrisi untuk tulang. (Baca juga: Cara mencegah osteoporosis)

4. Osteoartritis

Salah satu sikap tubuh yang salah dalam duduk dapat menyebabkan terjadinya osteoartritis. Osteoartritis terjadi akibat kerusakan parah dari jaringan ikat di sendi akibat dari gesekan tulang sehingga menyebabkan nyeri. Penderita akan mengeluh nyeri pada tulang belakang terutama saat bergerak dan tulang terasa sering berbunyi-bunyi gemertak. Penanganan osteoartritis tidak dapat mengembalikan tulang, namun penanganak yang dapat dilkukan adalah mengobati nyeri dengan pemberian obat medikasi dan melakukan fisioterapi. Untuk mencegah osteoartritis pada tulang belakang, maka kita perlu menghindari posisi duduk yang salah, dan menjaga tulang dari proses pengapuran seperti ostoporosis. (Baca juga: Cara mengobati patah tulang)

5. Herniasi diskus lumbalis

Diskus merupakan jaringan penghubung berupa tulang rawan yang menghubungkan antara tulang-tulang belakang. Dengan kata lain diskus merupakan cakram (tulang rawan) yang berada di celah-celah tulang belakang atau punggung. Herniasi diskus lumbalis merupakan keadaan rusaknya bagian luar dari cakram diskus (tulang rawan) yang berfungsi sebagai penghubung tulang belakang. Penyebab terjadinya hernia diskus lumbalis biasanya adalah faktor usia yang semakin tua. Selain itu, posisi tubuh yang salah merupakan faktor mempercepat terjadinya herniasi diskus. (Baca juga: Penyembuhan patah tulang)

Gejala yang dialami penderita biasanya nyeri pada punggung serta nyeri pada pinggul. Nyeri juga dapat menjalar ke kaki, kaki terasa lemah, hingga dapat mengganggu proses BAB dan berkemih. Penanganan pada hernia diskus lumbalis berupa traksi untuk menjaga kurva kembali, pengobatan nyeri dengan obat, fisioterapi dan melakukan operasi. Mengurangi atau menghinndari posisi tubuh yang dapat membebani tulang belakang. (Baca juga: Penyebab terjadinya lordosis, kifosis dan skoliosis)

Posisi duduk yang baik

Pada saat duduk, posisi punggung lurus dengan bahu yang kebelakang, tekuk lutut dengan posis lutut lebih tinggi dari pinggul. Jangan menyilangkan kaki (kalau bisa pijakan pada pijakan kaki). Posisi kursi tempat kita duduk jangan terlalu jauh dari meja. Buat lengan dan siku lebih sering rileks dengan cara diregangkan.  Hindari duduk dengan posisi membungkuk atau miring ke samping. Karena kebiasaan duduk sering salah, maka edukasikan atau nasehati anak. Jika punggung terasa pegal, lakukan peregangan dan jangan membunyikan tulang dengan memutar pinggang dan leher. Hindari aktivitas yang mempunyai resiko mencederai tulang belakang dan hindari mengangkat barang berat. (Baca juga: Bahaya kekurangan kalsium)

fbWhatsappTwitterLinkedIn