Laparoskopi – Pengertian, Manfaat, Cara Kerja dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Dunia medis adalah sebuah dunia yang selalu berkembang dan selalu muncul hal-hal baru. sebenarnya perkembangan dalam dunia medis ini sendiri akan berjalan seiringan dengan perkembanganan banyaknya jenis penyakit yang ada. Tak jarang terkadang penyakit tertentu telah mengalami perubahan, sehingga memaksa kita untuk dapat mengikuti perubahan tersebut. dari perubahan dan kemajuan yang ada maka  akan timbul pula berbagai macam jenis tindakan medis. Salah satu jenis tindakan medis yang muncul dari perubahan dan kemajuan tersebut adalah tekhnik laparoskopi. Sebuah tekhnik dalam bidang operasi yang sekarang makin sering di gunakan untuk menangani berbagai macam jenis penyakit, serta kondisi medis yang memang membutuhan tindakan khusus.

Tekhnik laparoskopi sendiri mungkin belum banyak diketahui oleh orang banyak. Mungkin, ada beberapa orang yang memang sudah pernah mendengar mengenai tekhnik bedah yang satu ini. Namun, pengetahuan mengenai apa itu laparoskiopi sendiri masih sangat minim. Kali ini kita akan membahas mengenai beberapa hal yang berhubungan dengan laparoskopi. Kita akan membahas mengenai apa dan bagaimana lapaorskopi itu dilakukan, serta berbagai hal yang menyangkut dengan manfaat serta efek samping yang mungkin saja bisa timbul dari tindakan ini. beberapa hal mengenai tekhnik laparoskopi yang harus kalian ketahui, seperti

Apa itu Laparoskopi ?

Pada fungsi awal laparoskopi sendiri merupakan sebuah tindakan medis yang lebih erat berhubungan dengan ginekologi. Laparoskopi biasanya digunakan untuk melakukan mengecekan kondisi dari sisitem resproduksi seseorang. Namun, seiring dengan perkembangan yang ada maka tekhnik yang satu ini tidak hanya digunakan dalam bidang keilmuan ginekologi saja. Sekarang tekhnik laparoskopi sendiri mulai banyak digunakan secara luas. Hal ini berhubungan dengan metode yang digunakan dalam proses laparoskopi sendiri. Beberapa sumber dapat menyebutkan bahwa laparoskopi merupakan sebuah tekhnik bedah yang tergolong invasif minimal.

Tekhnik bedah yang tergolong dalam kondisi tersebut dalam prosesnya tidak membutuhkan sayatan bedah yang terlalu lebar. Bahkan bisa dikatakan sayatan yang digunakan sangatlah kecil. Kita semua tau bahwa beberapa operasi kadang membutuhkan sayatan yang cukup lebar. Sayatan yang lebar tersebut tentunya akan sangat bermanfaat bagi tindakan operasi yang cukup susah dan sulit, seperti operasi bypass jantung. Namun, untuk operasi dalam sekala kecil seperti operasi usus buntu maka tindakan laparoskopi merupakan sebuah tindakan yang tepat. Untuk menangani kondisi tersebut kita tak memerlukan sebuah sayatan yang lebar dan besar. Cukup sebuah sayatan yang kecil pada area yang langsung dapat mencapai sumber penyakit akan lebih efektif.

Pada saat ini tindakan operasi yang menggunakan tekhnik laparoskopi mulai diperkenalkan secara umum. Laparoskopi sendiri mulai terkenal sejak ditemukan untuk pertama kalinya pada tahun 1990-an. Banyak faktor dan banyak hal yang mempengaruhi sehingga tindakan yang satu sangat terkenal. kini tindakan laparoskopi sendiri sudah sering digunakan untuk beberapa operasi rumit untuk dapat mengatasi beberapa masalah yang terjadi dalam tubuh.

Kapan Laparoskopi Dilakukan ?

Tindakan operasi laparaskopi sendiri merupakan sebuah tindakan yang sangat umum digunakan saat ini. Berbagai macam jenis operasi dapat dilakukan oleh tekhnik yang satu ini. Beberapa tindakan medis yang bisa dilakukan oleh operasi sendiri sebut saja seperti operasi nefrektomi radikal yang bisa saja dilakukan oleh tindakan ini. Sebenarnya tidak ada sebuah keadaan khsusus yang dijadikan persyaratan penggunaan tindakan laparoskopi sendiri. Penggunaan tekhnik laparoskopi dalam operasi sendiri lebih bergantung pada penilaian dari dokter yang akan melakukan pembedahan sendiri. Apakah dalam melakukan operasi dibutuhkan tindakan yang membutuhkan sebuah sayatan yang lebar atau tidak. Jika memang dirasakan bahwa sebuah sayatan kecil cukup untuk dapat menangani keadaan maka tindakan laparoskopi akan menjadi pilihan utama.

Selain itu tekhnik ini sendiri dapat menghindarkan seorang pasien dari berbagai kemungkinan yang bisa saja muncul dari penggunaan tekhnik bedah konvensional yang membutuhkan sayatan yang lebar dan besar. Sebagaimana kita ketahui bahwa penggunaan sayatan yang besar dalam operasi juga mengandung resiko sendiri yang cukup berbahaya. Kemungkinan terjadinya pendarahan pada sayatan yang digunakan cukup mengkhawatirkan.

Selain itu adanya kemungkinan infeksi pada bekas luka bekas sayatan juga merupakan salah satu resiko yang mungkin saja bisa terjadi pada pasien yang menggunakan tekhnik bedah konvensional. Selain itu ada juga beberapa kondisi yang memang mewajibkan untuk menggunakan tindakan bedah laparoskopi. Biasanya keadaan tersebut merupakan sebuah keadaan secara khusus yang sangat mendesak. Beberapa penyakit terkadang menunjukan gejala yang berbahaya jika menggunakan tindakan bedah konvensional. Jika dokter menemukan kondisi yang seperti itu maka penggunaan tekhnik laparoskopi akan menjadi pilihan utama.

Manfaat Teknik Laparoskopi

Pemilihan penggunaan tindakan laparoskopi sebenarnya memiliki beberapa manfaat yang cukup besar jika dibandingkan dengan tekhnik bedah konvensional yang sering digunakan. Hal itu melihat dari resiko besar yang mungkin bisa saja muncul bersamaan dengan penggunaan tekhnik bedah konvensional yang sudah disebutkan di atas. Beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari penggunaan tindakan laparoskopi adalah:

  1. Meringankan rasa nyeri, sehingga konsumsi obat-obatan pereda nyeri akan berkurang.
  2. Meminimalisir timbulnya pendarahan yang bisa muncul setelah operasi.
  3. Meminimalisir timbulnya pendarahan saat operasi.
  4. Mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk rawat inap.
  5. Waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan pasca operasi akan lebih cepat.
  6. Mengurangi timbulnya resiko komplikasi yang bisa saja muncul setelah operasi.
  7. Luka operasi akan lebih kecil.
  8. Meminimalisir tingkat stres pada tubuh pasien.
  9. Pasien dapat lebih cepat melakukan kegiatan secara normal.

Manfaat yang ada di atas adalah beberapa contoh manfaat yang ada pada tindakan laparoskopi. Keuntungan tersebut merupakan bahan pertimbangan yang sangat besar dalam pemilihan operasi laparoskopi sendiri. Pasien sendiri akan langsung memilih tindakan laparoskopi jika dalam penjelasan oleh dokter menyatakan bahwa adanya kemungkinan penggunaan teknik laparoskopi. Biasanya teknik dan metode ini sendiri digunakan untuk mengatasi beberapa kondisi medis seperti

  1. Pengangkatan tumor.
  2. Pengeluaran cairan yang menumpuk dalam perut.
  3. Mengetahu stadium kanker.
  4. Berfungsi sebagai adhesi.
  5. Salah satu tekhnik operasi untuk mengobati hernia, baik bernia hiatus atau hernia ingunalis.
  6. Tekhnik operasi untuk mengobati appendisitis atau radang usus buntu.
  7. Radang usus.
  8. Fibroid.
  9. Radang pelvis.
  10. Salah satu tekhnik operasi dalam tindakan ablasi endometrial.
  11. Salah satu cara untuk mengambil sampel jaringan.
  12. Melakukan operasi ligasi tuba.

Cara Kerja Laparoskopi

Tekhnik bedah yang menggunakan metode laparaskopi merupakan sebuah metode bedah yang sederhana. Selain dari penggunaan sayatan yang cukup kecil, maka tekhnik ini sendiri merupakan tekhnik yang hanya membutuhkan bius lokal. Penggunaan bius lokal ini sendiri hanya berada di sekitar sayatan yang akan digunakan dalam operasi. Letak dari sayatan tersebut biasanya berada di sekitar pusar. Sedangkan jumlah dari sayatan itu sendiri biasanya tergantung dari tujuan dilakukannya operasi tersebut.

Pada operasi laparaskopi bisanya dokter hanya akan menggunakan sebuah sayatan yang yang hanya berukuruan 0,5 – 1,5 cm. Melalui sayatan tersebutlah kemudian dokter akan memasukan sebuah tabung fleksibel kecil yang disebut laparaskop. Tabung tersebutt dilengkapi dengan sebuah kamera kecil pada ujungnya. Melalui kamera tersebut dokter dapat melihat dan mengetahui dari kondisi organ yang dituju. Jika dalam prosesnya dirasakan ruang untuk dapat melihat keadaan sekitar organ dirasa kurang. Maka dokter akan memompakan gas karbondioksida kedalam rongga perut. Gas ini berfungsi untuk menggembungkan perut, sehingga rongga perut akan lebih luas dan ruang untuk dapat melihat kondisi organ lebih leluasa.

Jika operasi telah selesai dilakukan maka luka bekas operasi akan dijahit kembali dan dilindungi dengan kain kasa. Meskipun operasi laparoskopi merupakan sebuah operasi yang sederhana, namun masih menyimpan beberapa kemungkinan yang bisa saja terjadi. Bagi mereka yang baru saja mengalami tindakan operasi laparoskopi biasanya akan mengalami pusing, atau mual akibat dari obat bius yang digunakan. Pada beberapa kasus biasanya pasien yang telah menjalani operasi laparoskopi masih menyimpan sisa gas karbondioksida dalam perut. Namun, hal tersebut adalah hal yang wajar dan tidak perlu untuk dikhawatirkan terlalu besar.

Biasanya gejala-gejala yang timbul akan menghilang dalam beberapa hari saja. Pemulihan pasca operasi laparoskopi sendiri memiliki tingkat penyembuhan yang berbeda-beda. Bisanya waktu yang dibutuhkan sangat tergantung pada jenis dan tujuan dari operasi laparoskopi. Pada beberapa tujuan operasi seperti pengangkatan kanker atau tumor, maka penyembuhan pasca operasi membutuhkan waktu beberapa bulan. Sedangkan untuk operasi yang sederhana seperti pengangkatan usus buntu biasanya akan sembuh secara total dalam waktu beberapa hari atau beberapa minggu saja.

Kekurangan Laparoskopi

Tekhnik bedah yang satu ini memang memiliki banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan oleh pasien yang menjalani operasi tersebut. Namun, selain keuntungan maka operasi yang satu ini juga memiliki beberapa kekurangan. Meskipun, kekurangan yang ada tak sebanyak dengan manfaat yang ada. Tapi, akan lebih baik jika kita dapat mengetahui pula beberapa kekurangan dari operasi laparoskopi yang akan dilakukan. Beberapa dari kekurangan tekhnik operasi laparoskopi adalah

  1. Membatasi ruang gerak dari organ serta jaringan lain yang berada di sekitar area bedah.
  2. Meningkatkan resiko abses perut.
  3. Dapat mengurangi sensasi taktil atau rabaan dari dokter yang bisa saja menyebabkan adanaya kegagalan prosedur operasi.
  4. Ruang tinjau bedah akan sangat terbatasi.

Dari semua kekurangan tersebut bisa dikatakan bahwa keterbatasn ruang pengamatan merupakan sebuah hal yang cukup berbahaya. Jika ruang gerak pengamatan terhadap area di sekitar organ yang sakit berkurang maka bisa saja timbul kesalahan diagnosa penyakit. Namun, tekhnik bedah laparaskopi sendiri merupakan sebuah tekhnik bedah yang masih terus di kembangkan kedepannya.

Efek Samping Operasi Laparoskopi

Sebagaimana tekhnik dan tindakan medis yang lain, maka tekhnik laparoskopi ini sendiri bukannya tidak memiliki resiko yang mungkin saja muncul. Beberapa resiko yang mungkin saja muncul pada pembedahan laparoskopi adalah

  1. Infeksi
  2. Pendarahan
  3. Pembekuan darah
  4. Nyeri
  5. Kembung
  6. Demam
  7. Mual
  8. Kebocoran organ
  9. Peradangan
  10. Kerusakan organ
  11. Alergi
  12. Pening
  13. Kerusakan pembuluh nadi

Nah itu tadi beberapa informasi mengenai laparoskopi yang bisa kalian ketahui. Tekhnik bedah ini merupakan sebuah tekhnik bedah yang cukup digemari saat ini. Namun, bukanlah sebuah tekhnik bedah utama untuk penyakit yang lebih rumit. Semoga Informasi tadi bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn