Bayi 11 Bulan Harus Kehilangan Kaki dan Tangan Akibat Sepsis; Apa Itu Sepsis?

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Oliver Aisthorpe, seorang bayi yang usianya baru 11 bulan berawal dari infeksi di tenggorokannya malah berakibat pada self-amputating. Abigail Wardle (23) ibu dari Oliver harus mengalami rasa sedih yang begitu mendalam karena hal tersebut; bagaimana tidak, sang anak yang masih teramat muda harus kehilangan kaki dan tangannya.

Akibat sepsis, kaki putranya putus di mana tak hanya kehilangan ujung kaki, tangan si kecil pun menjadi korban dari kondisi yang semakin parah saja. Auto amputasi harus terjadi karena jaringan pada kaki dan tangannya mengalami kekurangan suplai darah dan sebagai solusi, tindakan amputasi pun harus diambil. Namun Abigail masih bersyukur karena buah hatinya masih hidup dan bisa diselamatkan.

Kenapa sepsis sampai harus menyerang seorang bayi mungil dan bahkan dirinya harus mengalami auto amputasi? Kenali seperti apa kondisi sepsis itu, berikut juga penyebab dan gejala-gejalanya.

Sepsis itu apa?

Ketika tubuh terkena infeksi, komplikasi berbahaya dari kondisi infeksi inilah yang disebut dengan istilah sepsis di mana terjadi penurunan tekanan darah secara drastis. Karena minimnya suplai darah ini, banyak jaringan organ tubuh yang kemudian tak lagi berfungsi maksimal dan rusak. Sepsis pun menjadi salah satu penyakit yang mampu berakibat kematian pada penderitanya.

Setiap tubuh manusia dilengkapi dengan sistem imun atau kekebalan tubuh yang bakal teraktivasi ketika infeksi menyerang. Ketika sistem imun aktif, maka penyebab infeksi tersebut akan dilawan; hanya saja, kemunculan sepsis terjadi justru saat proses sistem imun melawan infeksi dan bahkan tak dapat dikontrol.

Penyebab dan gejala

Penyebab utama dari terjadinya sepsis adalah tak terkendalinya respon sistem imun terhadap infeksi, entah itu infeksi jamur, virus ataupun bakteri. Bahkan sepsis ini dapat terjadi di bagian tubuh manapun meski memang sepsis ini paling sering terjadi di paru-paru basah.

Siapapun bisa terkena sepsis, namun sejumlah faktor mampu meningkatkan risiko sepsis, seperti:

  • Usia bayi di bawah setahun dan usia lansia lebih dari 75 tahun
  • Kehamilan
  • Menderita kanker atau AIDS
  • Menjalani pengobatan tertentu, seperti kemoterapi
  • Mengalami penyakit serius dan harus menerima perawatan di ICU
  • Mengidap diabetes
  • Kecanduan alkohol
  • Punya luka bakar

Gejalanya sendiri sebenarnya berasal dari kondisi infeksi yang menyerang tubuh, seperti berikut:

  • Diare
  • Otot terasa nyeri
  • Demam
  • Sesak nafas
  • Batuk
  • Detak jantung lebih cepat dari normalnya
  • Perdarahan
  • Berkurangnya frekuensi buang air kecil
  • Kulit memucat dan tubuh lemas
  • Tubuh menggigil
  • Kesadaran terus menurun

Diagnosa dan cara mengatasi

Ketika gejala sudah timbul, memang sebaiknya penderita langsung memeriksakan diri ke dokter (jika terjadi pada anak, orangtua wajib bertindak cepat membawanya ke dokter). Dokter biasanya akan memeriksa fisik sekaligus menanyakan keluhan gejala ditambah beberapa tes lanjutan agar lokasi dan penyebab infeksi dapat ditentukan.

Biopsi, pemeriksaan dahak, tes urine dan tinja, serta pemindaian/pencitraan pun diperlukan jika memang dokter mengatakan demikian. Dokter baru bisa menangani ketika hasil diagnosa sudah keluar dan pengobatan perlu dilakukan secepatnya yang biasanya melalui langkah seperti:

  • Suntik insulin, agar kadar gula darah terjaga normal.
  • Pemasangan alat bantu nafas, agar aliran oksigen tetap terjaga baik pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.
  • Obat peningkat tekanan darah, agar tekanan darah terjaga normal.
  • Infus cairan, agar mampu mencegah gagal ginjal dan dehidrasi.
  • Cuci darah, hal ini terutama dokter lakukan pada pasien yang fungsi ginjalnya sudah rusak akibat sepsis.
  • Pemberian obat-obatan lain, seperti obat penenang, antijamur, pereda nyeri, antivirus, antibiotik atau kortikosteroid tergantung kondisi pasien.
  • Operasi, bertujuan untuk menghilangkan sumber infeksi (misalnya saja nanah yang menimbun) dan juga mengatasi jaringan mati akibat kekurangan suplai darah/gangrene (seperti kasus Oliver).

Jadi, sepsis tak hanya bisa menyerang anak-anak tapi juga orang dewasa sehingga perlu untuk segera memeriksakan diri ketika nampak gejala tak wajar. Apabila tak buang air kecil bahkan bisa sampai 12 jam, tubuh dingin, sesak nafas, tubuh kejang-kejang, serta muntah yang warnanya kehitaman atau kehijauan, segera minta tolong bantuan medis.

fbWhatsappTwitterLinkedIn