Demensia identik dengan tanda-tanda pikun dari seseorang, dan inilah yang menyebabkan demensia dan alzheimer dianggap sama. Keduanya memang sama-sama gangguan fungsi otak, namun tetap saja beda karena alzheimer merupakan sebab utama dari sekitar 60-70 persen jasus demensia, sementara demensia sendiri merupakan kumpulan gejala turunnya kemampuan fungsi otak, dengan keluhan umum seperti:
- Penurunan kemampuan berpikir
- Penurunan daya ingat alias sering lupa atau pikun
- Penurunan kecerdasan mental
- Penurunan kemampuan pemahaman bahasa
- Penurunan kemampuan pemahaman akan suatu hal
- Penurunan konsentrasi
- Penurunan kemampuan berkomunikasi
- Penurunan koordinasi gerakan tubuh
- Sering merasa bingung
- Sering gelisah
- Sering paranoid
- Sering halusinasi
- Perubahan pada emosi dan perilaku
- Depresi
Alzheimer memang disebut menjadi salah satu penyebab dari kondisi demensia seseorang, namun sejumlah faktor risiko pun dapat turut menjadi alasan kenapa seseorang alami demensia. Bahkan beberapa kebiasaan yang menjadi gaya hidup di bawah ini pun sangat berpotensi meningkatkan risiko demensia.
- Merokok
Kebiasaan merokok seringkali hanya dianggap sebagai kebiasaan yang memicu kanker paru-paru, padahal tidak selalu demikian. Ada ribuan senyawa kimia mengerikan di dalam sebatang rokok lho, dan senyawa-senyawa itulah yang berisiko tinggi mendukung perkembangan jenis-jenis demensia pada tubuh seseorang.
- Mengabaikan Diabetes dan Hipertensi
Dua penyakit kronis, yakni tekanan darah tinggi serta penyakit gula apalagi yang tak ditangani merupakan faktor paling besar yang meningkatkan risiko demensia lho. Belum banyak yang tahu kalau para penderita penyakit diabetes punya potensi sebesar 73 persen mengidap demensia, apalagi ketika sudah paruh baya.
Kurangnya aktivitas fisik seperti berolahraga juga turut memengaruhi penurunan kemampuan berpikir dan fungsi otak. Ini karena olahraga sebenarnya penting dalam proses pemeliharaan sel-sel otak agar tetap sehat. Jika menyukai olahraga catur, maka ini adalah olahraga tepat untuk menurunkan risiko demensia; sementara olahraga tinju malah memberi dampak sebaliknya.
- Kurang Tidur
Tidur yang kurang dan tak berkualitas akibat keseringan begadang juga menjadi salah satu kebiasaan buruk alasan dibalik demensia bisa menyerang. Itulah kenapa, tidur cukup 8-9 jam per hari itu penting untuk dipenuhi. Kebiasaan tidur berkualitas adalah cara meregenerasi sel otak sehingga fungsinya tetap bekerja optimal.
- Minum Minuman Beralkohol
Kesehatan sistem saraf otak dapat terganggu karena kebiasaan minum minuman keras. Minum alkohol sendiri jika dibatasi tidaklah sampai merusak kesehatan, hanya saja ketika konsumsi dibiarkan selalu berlebihan dan bahkan dalam jangka panjang, memori otak bisa lebih mudah hilang dan memicu gangguan kognitif. Selain itu, waspadalah terhadap minuman alkohol berlebih yang menimbulkan penyakit hati, penyakit stroke hingga hipertensi.
- Obesitas
Obesitas, kegemukan atau berat badan berlebih berawal dari pola makan yang tak sehat dan tidak seimbang nutrisinya. Makanan yang mengandung lemak jenuh, karbohidrat, gula, kalori dan lemak trans tinggi adalah pemicu dari obesitas. Pola makan buruk dan obesitas bisa menjadi faktor risiko demensia; maka dari itu, biasakan untuk mulai mengonsumsi makanan-makanan berantioksidan dan bernutrisi tinggi secara seimbang ya.
- Malas Melatih Otak
Seseorang dengan kecenderungan malas memainkan permainan mengasah otak tanpa disadari jelas bakal berpengaruh pada turunnya kemampuan daya pikir. Jadi hati-hati karena bagi yang lebih senang menghabiskan waktu bersantai dan malas berpikir, lama-kelamaan kebiasaan ini malah jadi pemicu demensia atau gangguan fungsi otak lainnya.
- Isolasi Sosial
Orang-orang yang punya kecenderungan suka menyendiri, mengisolasi dirinya dari lingkungan pergaulan atau sosial, atau justru sering merasa kesepian punya risiko lebih besar terkena demensia menurut hasil studi di Brigham and Women’s Hospital. Itulah kenapa, sering berinteraksi sosial itu baik untuk meningkatkan fungsi dan kemampuan kinerja otak.
Demikianlah sederet kebiasaan-kebiasaan yang mungkin bagi beberapa orang biasa saja, tapi tanpa disadarinya justru mampu menurunkan kemampuan fungsi otak jika diteruskan dalam jangka waktu lebih lama. Sebelum demensia menyerang, segera ubah kebiasaan-kebiasaan tersebut menjadi kebiasaan yang lebih baik ya, khususnya dalam melatih otak untuk aktif terus-menerus.