Saat ini ada banyak obat-obatan yang beredar di pasaran. Seringkali konsumen tidak memahami rinci tentang penjelasan suatu obat. Termasuk obat clemastine yang mungkin jarang digunakan oleh orang-orang. Karena itu ada baiknya jika memahami lebih lanjut mengenai obat ini, termasuk kegunaan, cara penyimpanan, dosis hingga efek samping berbahaya yang dapat disebabkan oleh pemakaian obat tersebut.
Obat Apa
Tidak banyak yang tahu bahwa clemastine merupakan salah satu terapi obat golongan anti histamin yang umumnya digunakan untuk mengatasi gejala-gejala alergi termasuk batuk pilek serta ciri-ciri influenza. Biasanya obat ini diresepkan dokter untuk pasien dengan kondisi ruam merah, mata berair, hidung gatal, sakit tenggorokan, bersin-bersin serta gejala alergi sejenis lainnya.
Cara kerja clemastine yaitu melalui menghalangi zat histamin dalam tubuh yang timbul saat proses terjadinya penyebab alergi hidung gatal tengah berlangsung. Sehingga obat ini bekerja maksimal dalam meredakan gejala mata berair serta hidung pilek karena alergi. Adapun obat ini umumnya diresepkan pada pasien dewasa dan belum terdapat bukti lebih lanjut mengenai efektifitasnya pada anak-anak dengan usia di bawah 6 tahun. Oleh sebab itu sebaiknya konsultasikan pada dokter tentang penggunaan obat ini secara aman. Biasanya untuk meningkatkan efektifitas kerja obat pada penyakit, dokter akan meresepkan kombinasi pengobatan yang lain yang dapat menunjang bekerjanya obat clemastine.
Fungsi
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, obat ini berfungsi untuk meredakan gejala batuk pilek karena alergi serta gejala-gejala lain yang sejenis. Fungsi obat ini terutama untuk menyembuhkan gejala influenza terutama mata berair dan hidung tersumbat yang membuat penderita kurang nyaman. Secara lebih lengkap, berikut ini keluhan penyakit sejenis yang dapat diobati dengan clemastine:
- Hidung berair terus menerus atau penyebab pilek tidak kunjung sembuh karena alergi.
- Timbul ruam dan gatal di kulit akibat alergi makanan.
- Bengkak pada bagian tubuh tertentu akibat reaksi alergi.
- Ciri batuk asma berdahak karena alergi pada udara dingin.
- Gejala flu seperti bersin dan hidung tersumbat.
- Susah bernafas atau asma karena alergi terhadap sesuatu.
- Gejala influenza seperti pusing, sakit kepala dan demam ringan hingga batuk pilek.
Dosis
Untuk dosis obat ini yang paling tepat sebaiknya tanyakan pada dokter yang memberi resep. Namun jika ingin memperoleh gambaran secara umum, berikut ini dosis yang biasanya diberikan pada konsumen obat clemastine:
- Dosis untuk orang dewasa pada kasus alergi yaitu sebesar 1.34mg dua kali sehari yang boleh ditingkatkan hingga 2.68mg tiga kali sehari.
- Dosis untuk orang dewasa pada gejala gatal-gatal sebesar 1.34mg dua kali sehari yang boleh ditingkatkan hingga 2.68mg tiga kali sehari.
Dosis anak-anak untuk reaksi alergi yaitu sebesar 0.335 hingga 0.67 mg per hari dalam dua atau tiga dosis dengan dosis maksimum 1.34mg per hari bagi anak usia kurang dari 6 tahun. Kemudian sebesar 0.67 hingga 1.34 mg dua kali sehari dengan dosis maksimum 4.02mg sehari pada anak-anak usia 6-12 tahun. Selanjutnya sebesar 1.34mg dua kali sehari dengan dosis maksimal 2.68mg tiga kali sehari untuk anak-anak usia lebih dari 12 tahun.
Dosis anak-anak untuk gatal-gatal yaitu sebesar 0.335 hingga 0.67 mg per hari dalam dua atau tiga dosis dengan dosis maksimum 1.34mg per hari bagi anak usia kurang dari 6 tahun. Kemudian sebesar 0.67 hingga 1.34 mg dua kali sehari dengan dosis maksimum 4.02mg sehari pada anak-anak usia 6-12 tahun. Selanjutnya sebesar 1.34mg dua kali sehari dengan dosis maksimal 2.68mg tiga kali sehari untuk anak-anak usia lebih dari 12 tahun. Saat ini di pasaran atau toko obat, dosis clemastine tersedia dalam benguk sediaan tablet 1.34 mg dan 2.68 mg.
Cara Penggunaan
Adapun cara penggunaan obat yang baik yaitu sesuai langkah berikut ini:
- Selalu gunakan obat sesuai dengan resep dokter.
- Minum obat melalui mulut dengan air putih, bukan dengan minuman yang mengandung kafein maupun alkohol.
- Minum obat ini dibarengi dengan makanan atau susu jika terjadi sakit perut.
- Penggunaan dosis harus berdasarkan usia dan berat badan penderita.
- Jangan meningkatkan dosis tanpa petunjuk dokter.
- Minum obat secara teratur dan sesuai jadwal yang ditentukan.
- Segera periksakan lebih lanjut ke dokter apabila mengalami kondisi yang main parah atau sakit tidak kunjung sembuh.
- Segera bawa penderita ke rumah sakit apabila terjadi overdosis yang tidak diinginkan.
Kontraindikasi
Adapun beberapa hal di bawah ini patut diperhatikan jika berencana mengkonsumsi obat clemastine:
- Ibu hamil, berencana hamil, atau sedang dalam keadaan menyusui.
- Menggunakan terapi pengobatan lainnya.
- Alergi terhadap obat-obatan tertentu.
- Memiliki penyakit asma, bronkitis maupun penyakit paru-paru sejenis lainnya termasuk sesak nafas.
- Memiliki masalah lambung, usus maupun saluran pencernaan.
- Memiliki riwayat penyakit darah tinggi maupun serangan jantung dan bahaya glaukoma.
- Dalam terapi pengobatan yang dapat bereaksi dengan clemastine, antara lain yaitu sodium oxybate yang membuat waktu tidur menjadi lama dan gangguan pernafasan, serta phenelzine yang dapat menyebabkan efek samping yang fatal bagi tubuh.
Cara Penyimpanan
Adapun untuk menjaga supaya komposisi obat tetap baik, lakukan beberapa hal berikut ini:
- Simpan obat pada suhu ruang yang tidak terlalu panas maupun terlalu dingin.
- Jauhkan obat dari sinar matahari langsung agar tidak meleleh.
- Jangan disimpan di kamar mandi yang lembab supaya tidak timbul jamur.
- Hindari meletakkan atau membekukan obat ke dalam freezer.
- Jauhkan obat dari jangkauan anak-anak maupun orang hewan peliharaan supaya tidak timbul resiko tertelan.
- Jangan menyiram obat ke dalam toilet maupun saluran pembuangan supaya tidak mencemari lingkungan atau menyumbat saluran.
- Hindari membuang obat sembarangan supaya reaksinya tidak bahaya bagi lingkungan.
- Perhatikan masa kadaluarsa obat dan segera buang atau jangan dikonsumsi apabila telah lewat masa berlakunya.
Efek Samping
Seperti kebanyakan obat dengan kandungan bahan kimia yang berbahaya, obat ini juga memiliki beberapa efek samping yang harus diperhatikan. Berikut ini kemungkinan efek samping yang dapat terjadi pada pengguna obat:
- Timbul gejala alergi yang dapat berupa ruam merah pada kulit, rasa gatal di sekujur tubuh, terjadi pembengkakan pada mulut maupun wajah, serta rasa mual dan tidak tahan terhadap obat.
- Pada beberapa kondisi dapat menimbulkan jantung berdebar dan denyut nadi yang makin kencang.
- Dapat menimbulkan reaksi berupa penyebab demam waktu malam ringan, gejala pusing maupun sakit kepala.
- Dapat memberikan reaksi berupa sakit perut atau diare serta masalah pencernaan lain seperti maag atau perut kembung.
- Kondisi badan dapat mengantuk atau ingin tidur sesaat setelah mengkonsumsi obat ini, karena itu sebaiknya hindari aktivitas fisik termasuk bekerja atau mengendarai kendaraan bermotor.
Demikian penjelasan lengkap tentang obat clemastine, termasuk fungsi dan efek yang dapat ditimbulkan obat tersebut. Sehingga sebaiknya pemakai obat ini diharapkan lebih berhati-hati dalam pemakaiannya. Sehingga kesembuhan yang diharapkan dapat cepat tercapai dengan cepat dan aman.