Cloramidina merupakan obat antibiotik jenis bakteriostatik yang dipergunakan untuk mengobati infeksi bakteri pada mata, namun tidak akan efektif apabila dipergunakan pada infeksi mata lainnya. Obat ini bekerja dengan cara menghambat sintesis protein dan menghentikan pertumbuhan dari bakteri tersebut. Efektivitas kinerja dari obat ini dapat berkurang karena salah dalam penggunaan ataupun menyepelekan obat dengan alasan tidak perlu.
Cloramidina termasuk dalam golongan obat keras dan memerlukan resep dokter dalam pembeliannya. Obat ini diproduksi oleh Armoxindo Farma dan tersedia dalam kemasan dus berisi 10 vial injeksi, larutan (tetes mata) dan salep 3%.
Kandungan Cloramidina
Komposisi dalam setiap kemasan Cloramidina adalah 1000 mg dan disetiapnya mengandung Chloramphenicol atau Kloramfenikol yang bekerja secara aktif dalam menghambat sintesis protein. Cara kerja Chloramphenicol adalah dengan :
- Mengikat residu A2451 untuk menghambat adanya aktvitas peptidil transferase dari ribosom bakteri yang terjadi
- Mengikat residu A2453 dari 23s rRNA sub unit ribosom 50s untuk mencegah terjadinya ikatan peptide
Fungsi Cloramidina
Titik fokus dari Cloramidina adalah untuk menyembuhkan adanya infeksi bakteri yang terjadi pada mata, tetapi tidak akan efektif apabila dipergunakan untuk infeksi mata jenis lainnya.
Indikasi Cloramidina
Cloramidina memiliki berbagai indikasi, seperti :
- Pengobatan infeksi yang disebabkan oleh adanya organisme yang rentan terhadap Kloramfenikol pada area permukaan mata dan telinga bagian luar
- Terapi infeksi superficial pada area mata karena adanya organisme yang peka
- Cloramidina digunakan pada pasien dengan kondisi demam tifus, paratifus, infeksi salmonella sp sp, H. influenzae, infeksi menigeal, lympogranulloma psitatacosis, rickettsia
- Pemakaian Cloramidina pada pasien dengan kondisi terkena infeksi bakteri gram negative penyebab bacteria meningitis
- Penggunaan Cloramidina pada pasien dengan infeksi kuman yang resisten kepada antibiotik lain
- Pemakaian Cloramidina tidak diperkenankan untuk hepatobilier dan gonorrhea
Dosis dan Cara Penggunaan Cloramidina
Penggunaan Cloramidina dengan dosis yang tepat dapat membuat kinerja obat menjadi lebih optimal. Penentuan pemakaian Cloramidina disesuaikan berdasarkan usia pasien, sehingga antara pasien dewasa dan anak anak akan berbeda penggunaannya. Dosis Cloramidina adalah :
- Untuk Dewasa
- Penggunaan Cloramidina dalam kemasan salep dioleskan pada kantung kongjungtiva (selaput ikat mata), sebaiknya digunakan satu olesan diberikan disetiap 3 jam
- Pemakaian Cloramidina dalam kemasan larutan/obat tetes mata, sebaiknya digunakan satu tetes saja dan diberikan disetiap 1-4 jam
- Penggunaan Cloramidina dalam injeksi atau Intravena (IV) adalah 50 mg/kg BB/hari dan diberikan dalam dosis terbagi
- Pemakaian Cloramidina dalam injeksi atau Intravena (IV) dengan kondisi pasien infeksi berat adalah 100 mg/kg BB/hari
- Untuk Anak anak
- Penggunaan Cloramidina dengan kemasan salep, sebaiknya dioleskan pada area kantung kongjungtiva (selaput ikat mata) dan diberikan satu olesan disetiap 3 jam
- Pemakaian Cloramidina dalam kemasan larutan/obat tetes mata, sebaiknya dipergunakan satu tetes saja dan diberikan disetiap 1-4 jam
- Penggunaan Cloramidina dalam injeksi atau Intravena (IV) adalah 50 mg/kg BB/hari dan diberikan dalam dosis terbagi
- Untuk Bayi
- Pemakaian Cloramidina pada bayi dengan usia kurang dari 2 minggu, sebaiknya berikan 25 mg/kg BB/hari disetiap 6 jam
Penyimpanan Cloramidina
- Simpanlah Cloramidina dalam suhu ruangan
- Usahakan untuk menjauhkan dari cahaya matahari langsung
- Tempatkan pada tempat kering dan bukan lembab
- Jangan menyimpan Cloramidina dalam kamar mandi
- Jangan bekukan dalam lemari pendingin
- Jahkan dari hewan peliharaan dirumah
- Apabila masa berlaku Cloramidina telah habis atau sudah tidak diperlukan lagi, sebaiknya segera buang
Perhatian dan Peringatan Cloramidina
- Hati hati terhadap pertumbuhan berlebihan organisme yang resisten terhadap Cloramidina
- Hati hati penggunaan Cloramidina pada wanita hamil, neonates, bayi premature dan pasien dengan fungsi ginjal yang buruk, fungsi hati yang buruk, batuk pilek, influenza dan faringitis
- Hindari pemakaian Cloramidina pada wanita menyusui karena Cloramidina dapat keluar bersama ASI
- Hati hati terhadap kemungkinan terjadinya super infeksi dengan bakteri dan jamur
- Pemakaian dalam jangka waktu lama, sebaiknya disertai pemeriksaan hematologik berkala
- Cloramidina dapat berinteraksi dengan obat tertentu, seperti fenitoin, fenobarbital, tolbutamid, dikumarol dan sejenisnya
Efek Samping Cloramidina
Efek samping yang kemungkinan bisa terjadi dengan pemakaian Cloramidina adalah :
- Alergi
- Super infeksi
- Hipoplasia sumsum tulang
- Gejala Anemia aplastik
- Leukemia/kanker darah
- Hipersensitivitas
- Ruam
- Gatal
- Sulit bernafas
- Sesak nafas
- Bengkak pada mulut, wajah, bibir ataupun lidah
- Gejala Depresi
- Mengigau
- Menggigil
- Sakit tenggorokan
- Kejang Demam
- Pendarahan
- Memar
- Urtikaria
- Mual
- Muntah
- Diare
- Sakit kepala tegang
- Urin berwarna gelap
- Terjadi pembengkakan pada daerah bekas suntikan
- Sindrom abu abu pada bayi baru lahir ataupun premature (perut bengkak, kulit pucat atau biru, muntah, sulit bernafas, shock, menolak menghisap, otot lemah, suhu tubuh rendah, kotoran berwarna kehijauan)
Kontraindikasi Cloramidina
Kontraindikasi Cloramidina yang kemungkinan terjadi adalah adanya hipersensitivitas terhadap Cloramidina dan derivatnya.