Ini 9 Ciri Anak Sering Dibully, Orang Tua Harus Pahami

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kasus bullying menjadi makin marak saja, namun sayangnya para orang dewasa khususnya orang tua hingga guru sepertinya kurang begitu memberi perhatian mengenai hal ini apalagi memahami. Sulit memang untuk tahu apakah anak kita jadi korban bullying atau tidak, apalagi kalau di rumah tak ada komunikasi terbuka.

Namun bagi para orang tua, ada sejumlah ciri yang utama dan jelas untuk anak-anak yang diduga kuat mengalami tindak bullying. Meski tak gampang teridentifikasi, tetap saja beberapa tanda berikut ini perlu diketahui para orang tua untuk berjaga-jaga supaya jika benar anak kita jadi korban mampu segera mengatasinya.

  1. Susah Tidur

Susah tidur memang bisa saja adalah tanda ia sedang stres atau gugup tentang pelajaran sekolahnya, seperti mungkin hendak ada kuis atau ujian keesokan harinya. Namun, kegugupan dan kecemasan berlebih juga bisa terjadi karena ia mengalami tindakan tak menyenangkan oleh teman-temannya sehingga malamnya jadi sulit tidur.

Para orang tua diharapkan jeli akan hal ini walaupun tidak sekamar dengan anak. Lihatlah sikapnya saat keesokan pagi saat hendak berangkat ke sekolah, apakah ia kelihatan lelah? Meski bisa menjadi indikator akan banyak hal, bullying adalah salah satu faktor yang patut dicurigai karena bisa menimbulkan stres pada anak sampai harus terkena gangguan tidur.

  1. Menolak Pergi ke Sekolah

Enggan untuk sekolah memang menjadi tanda bahwa anak sedang merasa malas, apalagi kalau di hari itu ada pelajaran atau guru yang tak ia sukai. Namun penolakan untuk pergi ke sekolah secara terus-menerus ditambah dengan sikapnya yang menunjukkan selalu lelah dan stres, bisa jadi ini berkaitan dengan bullying.

Jangan anggap remeh karena hal ini bisa jadi tanda ada yang tak beres. Jika alasannya adalah tak enak badan atau sakit di mana hal ini terlalu sering, tanyakan dengan lembut kepada sang anak. Setiap akhir pekan, para orang tua wajib untuk melakukan pemantauan terhadap anak-anaknya apalagi bila Senin datang dan mereka ingin menghindari untuk pergi ke sekolah.

  1. Tidak Seaktif Biasanya

Kalau di rumah anak cenderung aktif, suka bercerita dan cerewet, tapi kemudian beberapa hari ia tak ingin berkomunikasi dengan orang tuanya, ini jadi pertanda besar. Kondisi ini bisa jadi indikator bahwa sang anak sedang mengalami sesuatu, salah satu dugaannya bisa saja adalah bullying.

Sepulang sekolah langsung masuk kamar, tidak ingin makan bersama, dan menghindari interaksi dengan keluarga sudah pasti ada yang tak beres. Jika sudah remaja, patah hati kerap jadi penyebabnya, namun tak selalu demikian karena tindakan bullying juga mampu memicu anak jadi lebih tertutup.

  1. Sering Sakit Kepala dan Sakit Perut

Gejala fisik akibat kecemasan berlebih dan stres yang berlarut-larut biasanya adalah timbulnya gangguan pencernaan berupa sakit perut yang juga kerap disertai dengan sakit kepala. Salah satu atau kedua kondisi dapat terjadi pada anak yang bisa juga dikaitkan dengan tanda anak mengalami pembullyan.

Menurut Bailey Lindgren dari PACER (Parent Advocacy Coalition for Educational Rights’ dilansir dari laman Kompas mengatakan bahwa para orang tua yang menemukan gejala fisik tersebut pada anak dapat mengkomunikasikan saja. Bertanyalah baik-baik kenapa sang anak sering sakit perut atau sakit kepala. Diskusi dapat terjadi dengan anak menjadi terbuka apabila obrolan ini tidak bersifat konfrontatif ya.

  1. Menunjukkan Ketidaktegasan dan Ketidakberanian

Anak-anak yang biasanya berada di posisi korban bully kerap kali menunjukkan ketidakberanian dan ketidaktegasan untuk bersuara. Bahkan dari cara berjalannya pun dapat kelihatan, yakni berjalan menunduk. Jika anak Anda menunjukkan hal tersebut, orang tua wajib mendukung anak membangun kepercayaan dirinya sehingga tak mudah ditekan orang lain.

  1. Lingkungan Pergaulan yang Berubah

Indikator lainnya yang tak boleh diabaikan juga adalah adanya perubahan pada pergaulan sang anak. Hal ini cukup kerap dijumpai pada pergaulan remaja perempuan karena seringnya bullying terjadi pada sebuah kelompok pertemanan. Kalau anak tak lagi main dan bergaul dengan teman-temannya yang biasa, ada kemungkinan bullying jadi alasan dibaliknya.

Tak mudah mengidentifikasi hanya berdasarkan pada perubahan pergaulan dan teman-teman sang anak. Namun orang tua bisa bersikap biasa saja namun pastikan untuk tetap berkomunikasi baik dengan orang tua teman anak kita. Dengan begitu, akan sangat mudah untuk menyadari apakah anak kita masih bergaul baik dengan mereka atau mendapatkan teman baru.

  1. Nilai Menurun

Malas mengerjakan PR, enggan untuk pergi ke sekolah terlalu sering, sering lesu, lalu terjadi penurunan nilai di sekolahnya adalah ciri anak yang kemungkinan besar jadi korban bullying. Tanyakan pada anak mengenai keengganannya mengerjakan PR dan kenapa sampai nilainya turun, apa yang terjadi dan diskusikanlah.

  1. Barang Sering Hilang Atau Rusak

Bullying tak hanya menyerang secara verbal, ada pula yang sampai merusak barang korban atau bahkan sang pelaku dengan sengaja menghilangkannya. Berikan perhatian pada anak dan perhatikan apakah ada yang kerap hilang, seperti misalnya aksesoris, barang elektronik, sepatu, buku maupun pakaian.

  1. Luka Fisik atau Pakaian Robek

Pakaian robek mungkin bisa jadi adalah akibat kecelakaan seperti tersangkut sesuatu mungkin. Luka fisik pun siapa tahu merupakan akibat sang anak terjatuh tak sengaja. Ya, tidak salah dengan asumsi demikian, namun penting juga untuk menduga bahwa hal tersebut adalah tanda pembullyan.

Tanda fisik seperti luka dan memar yang terlalu sering dan anak pun saat ditanya berusaha menutupi, maka orang tua perlu memberikan pertanyaan secara terbuka. Tanyakan pada anak apa yang dilakukannya di jam istirahat dan tanyakan pula bagaimana perasaannya, gali lebih dalam agar sang anak bisa menceritakan kepada Anda.

Sebagai orang tua, diharapkan menjadi aktif untuk bertanya kepada anak supaya anak terpancing untuk bercerita. Jika memang benar anak dibully, yakinkan buah hati bahwa Anda akan selalu memberikan perlindungan baginya. Bagi beberapa anak dipancing seberapapun akan tetap sulit, di saat inilah Anda perlu meminta bantuan profesional seperti seorang psikolog atau dokter anak.

fbWhatsappTwitterLinkedIn