12 Penyebab Gatal Pada Kemaluan Wanita Paling Sering Terjadi

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyebab kulit gatal di area vagina merupakan kondisi umum yang bisa terjadi pada anak anak hingga perempuan dewasa. meski tergolong tidak berbahaya, namun gatal pada vagina yang terjadi cukup lama dan disertai dengan gejala lainnya harus segera diperiksakan ke dokter. Penyebab gatal pada kemaluan wanita sendiri bisa terjadi karena satu atau bahkan kombinasi dari beberapa penyebab. Rasa gatal yang bisa terjadi kapan saja tentunya sangat mengganggu khususnya jika terjadi di tempat keramaian sebab menggaruk area kewanitaan menjadi hal yang memalukan.

Gatal pada vagina memang tidak perlu dikhawatirkan terlalu berlebih, namun akan berbeda kasusnya sebab gatal berlebihan bisa menjadi pertanda serius seperti infeksi. Ulasan tentang beberapa penyebab gatal di area kemaluan wanita yang akan kami berikan berikut ini bisa membantu anda untuk mengetahui penyebab persis dari gatal tersebut sehingga bisa ditangani secara tepat.

  1. Infeksi Jamur

Infeksi jamur yang disebut juga dengan kandidiasis vagina merupakan infeksi jamur yang tumbuh berlebihan pada vulva dan vagina. Infeksi ini umumnya meningkat selama masa kehamilan, mengkonsumsi antibiotik untuk infeksi saluran kemih, aktif dalam berhubungan seksual dan juga pada saat sistem kekebalan tubuh mengalami penurunan. Selain menimbulkan rasa gatal, infeksi jamur ini juga bisa menyebabkan keluarnya cairan berwarna putih dan kental dari vagina.

  1. Vaginosis Bakteri

Sebenarnya, bakteri yang ada pada vagina merupakan hal normal yang terjadi. Akan tetapi untuk bakteri jahat pada vagina bisa menyebabkan infeksi yang diikuti dengan penyebab gatal di selangkangan. Ketika seorang wanita mengalami vaginosis bakteri, tidak hanya gatal yang akan dirasakan namun juga sensasi perih dan keluar cairan berbau tidak sedap dari vagina.

  1. Menopause

Ketika masa reproduksi wanita berakhir dan menurunnya produksi estrogen, maka membuat dinding vagina semakin menipis dan mengering sehingga iritasi dan gatal pada vagina akan terjadi. Selain terjadi ketika gejala menopause, beberapa gejala ini juga bisa terjadi ketika masa menyusui.

  1. Stress Berlebihan

Ketika seorang wanita mengalami ciri ciri stress berlebihan dan kondisi emosional yang tak stabil membuat kekebalan tubuh bisa menurun drastis. Hal ini nantinya juga berpengaruh pada kesehatan area wanita seperti timbulnya iritasi dan gatal meski kasusnya jarang terjadi.

  1. Luka Akibat Bercukur

Ada banyak wanita yang mencukur bulu di area kewanitaan dengan berbagai alasan. Sesudah selesai bercukur, kulit memang akan terasa halus dan bersih dalam beberapa hari, akan tetapi rambut pubis tersebut pasti akan tumbuh kembali yang menjadi penyebab timbulnya rasa gatal. Sebagai alternatif mencukur agar tidak menimbulkan rasa gatal, anda bisa melakukan trim bagian ujung rambut saja atau bikini wax yang tidak menimbulkan sensasi gatal tersebut.

  1. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak atau dermatitis seboroik merupakan salah satu jenis iritasi kulit yang terjadi karena alergi produk tertentu. Dermatitis kontak bisa terjadi karena kondom, lubrikan, pelembut pakaian, shampo, penggunaan tisu toilet dengan tambahan pewangi, deterjen, sabun pencuci baju dan masih banyak lagi. Selain bisa menyebabkan area kewanitaan gatal, dermatitis kontak juga menimbulkan gejala lain seperti kemerahan, pembengkakan vagina dan juga menebalnya kulit di area sekitar yang teriritasi.

  1. Psoriasis dan Eksim

Kedua jenis gangguan kulit genetik yakni psoriasis dan eksim ini juga menjadi penyebab dari vagina gatal yang juga disertai dengan kulit belang dan ruam berwarna kemerahan. Ketika seorang wanita didiagnosis menderita salah satu dari gangguan kulit genetik ini, maka keluhan seperti gatal pada vagina dan kemerahan bisa diatasi dengan steroid ringan seperti berendam dalam oatmeal untuk meredakan rasa tidak nyaman tersebut. Namun jika tidak membaik, maka segera periksakan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut.

  1. Penyakit Kelamin

Aktivitas seks yang tidak sehat bisa menyebabkan penyakit kelamin menular yang bisa menimbulkan rasa gatal. Beberapa penyakit kelamin tersebut diantaranya adalah herpes genital, gonore, kutu kemaluan dan masih banyak lagi. Sensasi gatal nantinya bisa berkembang menjadi nyeri ketika buang air kecil, keputihan disertai bau busuk dan sakit ketika sedang berhubungan intim sehingga harus segera diperiksakan ke dokter.

  1. Lichen Sclerosus

Lichen sclerosus merupakan penyakit kulit yang terbilang langka sekaligus serius. Penyakit ini menyebabkan bercak putih pada kulit disertai rasa gatal terutama di area vulva dan biasanya dialami wanita ketika masuk pascamenopause. Bercak putih ini bisa terjadi secara tiba tiba dan para ahli beranggapan jika hormon atau sistem kekebalan tubuh yang overaktif. Bercak putih karena penyakit ini bisa mengakibatkan luka permanen di area vagina.

  1. Penggunaan Sabun

Seorang ahli mengatakan jika vulva merupakan area yang sensitif dan beberapa jenis sabun khususnya yang mengandung wewangian bisa menjadi penyebab vagina gatal khususnya bagi wanita yang memiliki jenis kulit sensitif dan juga penyebab keputihan. Untuk itu, para ahli sering menyarankan untuk menggunakan sabun hypoallergenic agar masalah gatal di area kewanitaan yang disebabkan karena sabun bisa teratasi.

  1. Perubahan Hormon

Dengan semakin bertambahnya usia, maka kadar estrogen seorang wanita juga semakin menurun ditambah seringnya melakukan perawatan yang juga bisa menyebabkan kadar estrogen semakin menurun yang bisa diatasi dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung estrogen. Hormon estrogen yang rendah tersebut akan membuat lapisan vagina mengalami penipisan dan gatal serta iritasi akan terjadi. Gejala gatal dan iritasi ini biasanya akan hilang dengan sendirinya ketika sudah berhenti menyusui dan kadar hormon estrogen bisa kembali meningkat.

  1. Kutu Kemaluan

Jenis kutu yang berbentuk seperti kepiting akan menyebabkan rasa gatal di vagina dan kemaluan yang biasanya melekat di rambut kemaluan. Kutu kemaluan ini juga bisa menyebar ke area tubuh lain yang tertutup rambut kasar. Untuk mengatasi kutu kemaluan ini bisa dilakukan dengan lotion kutu yang dijual bebas. Namun untuk kasus kutu kemaluan parah, maka membutuhkan obat resep dokter topikal.

Demikian ulasan kami kali ini tentang beberapa penyebab gatal pada kemaluan wanita yang paling sering terjadi. Sebagai langkah pencegahan, maka menjaga kebersihan vagina dan mengkonsumsi berbagai makanan sehat sangat dianjurkan. Semoga bisa bermanfaat dan menambah pengetahuan anda seputar gangguan kelamin wanita.

fbWhatsappTwitterLinkedIn