Tengah viral kabar mengenai seorang bayi perempuan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat yang masih berusia 14 bulan setiap harinya diberi kopi oleh sang orangtua sejak usianya 6 bulan karena ketidakmampuan secara finansial. Balita bernama Hadijah Haura ini adalah anak dari pasangan Sariffudin dan Anita yang diketahui tak mampu membelikan susu bagi anaknya tersebut.
Saat dijumpai wartawan, sang ibu dari bayi ini, Anita mengatakan bahwa hal tersebut terpaksa ia lakukan karena untuk membeli susu tidak ada uang sehingga dirinya memberi sang anak kopi sampai 4 kali. Hal ini khususnya ia lakukan ketika anak hendak tidur karena kalau tak diberi kopi sebelumnya maka ia akan merengek terus-menerus.
Parahnya, kebiasaan bayi ini menyeruput kopi tubruk sudah sejak usianya 6 bulan walau memang dilihat dari perkembangan fisik tidak ada masalah. Bayi ini tumbuh seperti bayi lain pada normalnya dan menurut sang orangtua, Hadijah termasuk anak super aktif. Masalah finansial menjadi alasan utama orangtua tak mampu membelikan susu karena mereka hanyalah buruh kupas kopra yang digaji Rp 20 ribu setiap hari.
Uang yang didapat tersebut menurut Anita cukup untuk makan saja sedangkan terkadang jumlah tersebut tidaklah cukup. Meski mengharapkan bantuan makanan tambahan atau setidaknya bantuan susu pun, rupanya mereka tak pernah memperolehnya dari petugas kesehatan setempat.
Boleh tidak sih bayi minum kopi? Apa bahayanya?
Menurut studi baru-baru ini, terbukti bahwa di Boston, Amerika Serikat 15 persen anak-anak di sana memiliki kebiasaan minum kopi sebanyak 4 cangkir setiap hari di mana hal ini rupanya sudah termasuk budaya kental di sana. Meski demikian, para orangtua di sini jangan lantas langsung memberikan kopi kepada anak bayinya ya.
Para ahli kesehatan tidak menganjurkan hal tersebut karena kopi mengandung kafein dan kafein inilah yang berpengaruh negatif bagi anak ke depannya. Menurut hasil penelitian yang ada, terbukti anak sejak usia 2 tahun yang minum kopi atau minuman berkafein lainnya terus-menerus berisiko lebih tinggi mengalami depresi hingga obesitas.
Untuk lebih jelasnya, ini dia beberapa kondisi bahaya yang dapat dialami anak ketika sejak bayi terus-menerus dan secara berlebihan diberi kopi:
- Gigi rusak – Kopi yang dinikmati anak sejak dini apalagi sedari bayi mampu membahayakan kesehatan giginya. Pada kopi ada sifat asam yang mampu membuat gigi mudah rusak disebabkan enamel gigi yang terkikis. Risiko sakit gigi pada anak juga sangat besar apalagi kalau lapisan gigi mulai melemah.
- Anak hiperaktif – Pasangan Sariffudin dan Anita mengatakan bahwa mereka kerap tak bisa tidur karena anaknya aktif bermain sendiri. Ini dia efek dari pemberian kopi terlalu dini pada anak dalam jangka panjang, yakni anak bisa jadi hiperaktif yang juga berakibat pada anak yang susah konsentrasi. Hal ini bisa jadi lebih buruk ketika anak sudah sekolah karena ia akan kurang memerhatikan instruksi atau perkataan gurunya.
- Gangguan kesehatan tulang – Kalau orang dewasa yang mengonsumsi kopi atau kafein berlebihan saja memiliki risiko kerusakan tulang tinggi, tentu anak pun punya risiko yang sama. Sifat kopi sendiri adalah diuretik yang memicu sering buang air kecil di mana hal ini menjadi penyebab dehidrasi sekaligus kekurangan kalsium. Ketika hal ini tak diatasi segera, maka per 100 mg kafein yang diasup anak maka ini dapat menghilangkan kalsium sebanyak 6 mg dari dalam tubuhnya.
- Susah tidur – Tak hanya hiperaktif, anak yang kebanyakan diberi kopi menjadi lebih sulit tidur, dan orangtua akan begitu merasakannya ketika malam tiba dan sudah waktunya tidur. Para orangtua pun perlu tahu kalau kafein di dalam kopi itu 5 kali jauh lebih tinggi kadarnya ketimbang di dalam soda sehingga tak baik memberikan kopi pada bayi sejak dini apalagi setiap hari dalam porsi yang banyak.
- Turunnya nafsu makan – Balita tentunya masih dalam proses bertumbuh dan berkembang di mana nutrisi esensial wajib terpenuhi. Pemberian sayur, buah, gandum dan makanan/minuman berprotein lainnya jauh lebih penting diberikan kepada anak ketimbang kopi terlalu sering.
Sementara itu, Camat Matakali Sulaeman Makka dikonfirmasi secara terpisah mengatakan bahwa dirinya sudah memberi imbauan kepada orangtua Hadijah untuk tak memberi anaknya kopi lagi karena pihaknya sudah menyiapkan susu di pustu atau Puskesmas Pembantu yang memang merupakan bantuan bagi keluarga-keluarga yang tidak mampu maupun untuk anak yang mengalami kurang gizi.