Sjogren Syndrome Sebabkan Ibunda Mikha Tambayong Meninggal, Penyakit Apa Itu?

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info
Sjogren Syndrome Sebabkan Ibunda Mikha Tambayong Meninggal, Penyakit Apa Itu?
(photo/instagram/miktambayong)

Ibunda dari aktris sekaligus penyanyi Mikha Tambayong baru saja dikabarkan meninggal dunia karena penyakit autoimun yang sudah dideritanya selama kurang lebih setahun. Kelainan sistem kekebalan tubuh sebenarnya terdiri dari sejumlah jenis kondisi medis, dan rupanya jenis penyakit autoimun yang diidap oleh sang ibunda Mikha Tambayong adalah Sjogren syndrome/sindrom Sjogren, apakah itu?

Sindrom Sjogren ini merupakan suatu keadaan di mana sistem daya tahan tubuh malah menyerang kelenjar air mata atau kelenjar air liur. Ya sasaran serangan adalah pada kelenjar khusus yang menghasilkan cairan pada tubuh, namun sindrom ini sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu primer dan sekunder.

Ketika penyakit autoimun lainnya seperti misalnya artritis reumatoid, skleroderma atau lupus telah diderita oleh seseorang, baru kemudian sindrom ini muncul, maka inilah yang disebut dengan sindrom Sjogren sekunder. Jadi, sindrom Sjogren primer adalah kondisi yang tidak didahului oleh adanya penyakit autoimun lainnya.

Apa penyebab dan gejala pada umumnya?

Belum jelas diketahui bahkan oleh para ilmuwan tentang penyebab dari kondisi kelainan autoimun semacam ini. Hanya saja seperti pada umumnya, dugaaan akan adanya faktor gen bisa berpengaruh dan bahkan menjadi faktor peningkat risiko terjadinya sindrom Sjogren pada seseorang. Namun, infeksi virus atau bakteri bisa menjadi pemicu utamanya.

Jadi misalnya saja seseorang telah mempunyai gen rusak di dalam tubuhnya yang ada hubungannya dengan sindrom ini, lalu terjadi serangan suatu infeksi, otomatis timbul reaksi dari kekebalan tubuhnya. Perlu diketahui pula bahwa beberapa faktor risiko ini menambah peluang seseorang untuk mengidap sindrom kelainan autoimun ini:

  • Jenis kelamin (lebih banyak penderita wanita ketimbang pria).
  • Telah punya riwayat penyakit autoimun lain, semacam lupus atau artritis reumatoid.
  • Usia 40 tahun ke atas.

Karena memengaruhi kinerja kelenjar penghasil cairan pada tubuh, otomatis gejala utama dari sindrom ini lebih dialami pada beberapa bagian lembab dan basah pada tubuh. Berbagai gejala yang umumnya terjadi pada penderita sindrom Sjogren antara lain seperti:

  • Mata kering
  • Penglihatan menjadi buram
  • Mata gatal
  • Mata serasa terbakar
  • Mata bengkak
  • Mata merah
  • Mata terasa pedih
  • Sensitivitas terhadap cahaya mengalami peningkatan
  • Saat bangun tidur, kelopak mata akan lengket ketika mata coba dibuka
  • Kelilipan terlalu sering
  • Sulit menelan makanan, khususnya jika menikmati makanan kering
  • Suara serak
  • Lidah berwarna merah
  • Butuh lebih banyak minum ketika makan supaya makanan terdukung untuk tertelan
  • Lidah menempel di langit-langit mulut
  • Bibir kering dan bahkan bisa pecah-pecah, khususnya di bagian sudut mulut
  • Kemampuan lidah dalam mengecap berubah sehingga rasa makanan dapat berubah juga
  • Masalah mulut, seperti sariawan, sakit gusi, dan juga pembusukan gigi
  • Tangan kaki mengalami kekakuan
  • Tubuh selalu terasa cepat lelah
  • Kelenjar air liur membengkak
  • Sulit berkonsentrasi dan berpikir
  • Vagina mengalami kekeringan
  • Otot terasa nyeri
  • Kulit beruam
  • Batuk kering
  • Kulit gatal
  • Kulit kering
  • Sendi bengkak dan nyeri

Bagaimana cara menanganinya?

Setelah gejala dan keluhan tak wajar timbul, maka menemui dokter dan menempuh sejumlah pemeriksaan adalah penting untuk dilakukan, seperti:

  • Proses pengukuran volume air liur serta jumlah kadarnya
  • Tes Schimer untuk mengukur kadar air mata
  • Biopsi
  • Tes darah
  • Skintigrafi atau sialografi

Biasanya, minum air putih banyak adalah cara perawatan untuk penderita sindrom Sjogren yang bisa dilakukan sendiri di rumah, sekaligus menggunakan obat tetes mata untuk mata yang kering. Meski begitu, penderitanya tetap perlu mengonsumsi obat-obatan resep dari dokter dan jika diperlukan, langkah operasi pun bisa jadi pilihan pengobatan paling baik.

Sayangnya meski bisa diobati, sindrom ini tetap mampu merusak bagian-bagian tubuh lain penderitanya, mulai dari kulit, kelenjar tiroid, sendi, saraf, paru-paru, hati dan juga ginjal. Ada pula penderita sindrom Sjogren yang pada akhirnya juga harus mengalami komplikasi semacam infeksi paru-paru, seperti pada kasus sang ibu dari Mikha Tambayong.

fbWhatsappTwitterLinkedIn