Tuba fallopi merupakan saluran penghubung antara ovarium (indung telur) dengan uterus (rahim). Oleh sebab itu, tuba fallopi sering juga dinamakan saluran ovarium (indung telur). Fungsinya adalah sebagai saluran lewatnya ovum (sel telur) dari tempat pematangannya di ovarium menuju rahim serta sebagai tempat bertemunya sel telur dan sperma. Panjang ukuran tuba fallopi sekitar 10-13 cm dengan besar diameter sekitar 0,5-1,2 cm, yang terdiri dari 2 buah, yaitu kiri dan kanan (menyesuaikan jumlah indung telur).
Beberapa penyakit dapat terjadi dan menyerang tuba fallopi. Hal ini tentu sakan akan mengganggu fungsinya sebagai saluran pembawa telur yang dibuahi ke rahim sehingga, menimbulkan infertilitas (ketidakmampuan memiliki keturunan). Apa saja gangguan tersebut, berikut ini sejumlah penyakit yang menyerang tuba fallopi :
1. Endometriosis
Endometriosis merupakan penyakit atau gangguan yang bisa terjadi pada wanita, di mana jaringan endometrium (jaringan yang melapisi bagian dalam rahim) ditemukan di tempat yang tidak seharusnya, dengan kata lain jaringan tersebut berada di luar uterus (rahim). Biasanya wanita yang mengalami penyakit ini akan merasakan sakit dalam kurun waktu tertentu seperti nyeri persisten (tinja bersifat cair, berlendir bahkan berdarah) di daerah panggul dan lainnya.
Ciri dan Gejala
Meskipun penyakit ini tidak tergolong berbahaya dan mematikan, namun kondisi ini tetap akan memiliki gangguan yang patut dipertimbangkan bagi para penderitanya. Gejala-gejala yang ditimbulkannya meliputi :
- rasa sakit di perut bagian bawah (abdomen) dan sekitar panggul
- penyebab saat buang air kecil dan BAB (buang air besar)
- sakit saat melakukan hubungan intim
- penyebab perut kembung
- dan volume darah yang berlebihan saat mengalami menstruasi bahkan bisa mengalami pendarahan di luar siklus menstruasi sendiri.
Pencegahan
Pencegahan penyakit ini memang serasa tidak perlu untuk melakukan dikarenakan gejala-gejala awal yang terkadang masih dianggap remeh dan biasa-biasa saja oleh para penderitanya. Rasa sakit yang muncul biasanya dianggap rasa sakit perut yang biasa saja sehingga tidak perlu dikhawatirkan. Oleh karena itu, perlu kesadaran tersendiri dari penderitanya apabila terjadi sakit perut, terutama di perut bagian bawah secara berulang-ulang untuk segera diperiksa pada dokter. Diagnosa awal dan pemeriksaan nantinya akan ditanya dan dilakukan oleh dokter sebagaimana penyakit-penyakit pada umumnya.
Pengobatan
Apabila sudah positif menderita penyakit endometriosis, pengobatan yang akan dilakukan tentunya juga akan mempertimbangkan beberapa hal, diantaranya gejala yang dirasakan, usia dan keinginan untuk memilki keturunan. Sebagimana telah disebutkan di atas bahwa endometriosis yang merupakan salah satu penyakit yang menyerang tuba fallopi dapat menimbulkan infertilitas (ketidakmampuan memiliki keturunan).
Adapun beberapa cara pengobatan yang dapat dilakukan dengan memperhitungkan tingkat gejala-gejala yang timbul, diantaranya :
a.) Penanganan Rasa Sakit
- Obat perada sakit – Obat yang biasa digunakan adalah obat pereda sakit jenis anti-inflamasi non-steroid seperti ibuprofen (naproxen) yang biasanya terjual di apotek terdekat.
- Terapi hormon – Terapi ini dilakukan dengan cara menghambat produksi hormon estrogen (hormon yang dihasilkan indung telur) dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti mengkonsumsi pil KB kombinasi, memakai intrauterine system (IUS), mengkonsumsi obat analog hormon pelepas gonadotropin. Melakukan suntikan hormon progesteron sesuai jadwal dokter maupun mengkonsumsi danazol dan gestrinone, yang bisa menghambat penebalan jaringan endometrium.
b.) Pengangkatan Jaringan Endometriosis dengan Operasi
Pengangkatan dengan melakukan operasi ini dilakukan apabila memang sudah dalam kondisi yang tidak memungkinkan. Dalam artian sudah tidak mampu lagi dengan cara memberikan obat pereda sakit maupun terapi hormon yang dilakukan tidak efektif. Pengangkatan ini memang cara yang paling efektif karena sangat memungkinkan penderita untuk terbebas dari infertilitas, yang artinya mampu untuk memiliki keturunan.
2. Radang Panggul
Radang panggul dengan nama latin pelvic inflammatory disease (PID) merupakan penyakit peradangan atau infeksi yang terjadi pada bagian genital wanita bagian atas yang meliputi rahim, indung telur termasuk tuba fallopi. Radang panggul Merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang memungkinkan timbulnya penyakit menular seksual. Penyakit ini biasa ditemukan pada wanita dengan usia 15-24 tahun yang aktif secara seksual. Apabila tidak segera tidak ditangani bukan hanya akan menyebabkan infertilitas, tetapi juga akan menimbulkan dampak lainnya, yaitu nyeri panggul kronis dan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
Ciri dan Gejala
Gejala penyakit ini tidak akan selalu terlihat, dalam artian sulit untuk diterka oleh para penderitanya. Gejala biasanya akan mulai terlihat setelah mengalami menstruasi, di mana penderita akan mengalami nyeri di perut bagian bawah serta mengalami rasa mual dan muntah. Infeksi yang terjadi kemudian akan menyumbat tuba fallopi sehingga terjadi penumpukan cairan dan pembengkakan yang mengakibatkan rasa nyeri pada perut secara terus-menerus. Selain itu, menstruasi juga tidak akan teratur, infertilitas maupun kehamilan ektopik dan pembentukan abses, yaitu radang jaringan yang memungkinkan timbulnya rongga tempat nanah bertumpuk.
Pencegahan
Pencegahan akan radang panggul yang paling mudah ialah melakukan hubungan seksual yang sehat seperti tidak berganti-ganti pasangan seksual dan memakai alat kontrasepsi kondom, spiral, dan lainnya yang memungkinkan terjangkitnya penyakit seksual menular. Selain tindakan di atas, beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain :
- Membiasakan diri melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, baik diri sendiri dan juga pasangan. Adapun pemeriksaan yang dapat dilakukan seperti pemeriksaan ginekologi, yaitu pemeriksaan akan fungsi alat tubuh serta penyakit khusus pada wanita dan tes infeksi menular seksual.
- Segera periksakan ke dokter apabila merasakan gejala-gejala radang panggul sebagaimana yang disebutkan di atas.
- Tepat menjaga gaya hidup sehat dan bersih, hindari melakukan vaginal douching atau pencucian vagina. Biasakan membilas alat kelamin setelah buang air dari arah depan hingga belakang untuk mencegah adanya bakteri yang mungkin masuk melalui vagina.
- Jangan lakukan hubungan seksual beberapa saat khususnya setelah melakukan proses persalinan, mengalami keguguran, melakukan tindak aborsi. Bahkan setelah selesai melakukan pemeriksaan ginekologi lain untuk menjaga supaya kondisi rahim tetap aman dari infeksi bakteri.
Pengobatan
Pengobatan untuk penyakit radang panggul ini dapat dilakukan dengan cara memakai antibiotik pada penderita yang masih awal, yang berarti masih baru dan belum tergolong parah. Antibiotik yang biasa digunakan dapat berupa metronidazole, ofloxacin, doxycycline ataupun ceftriaxone yang berfungsi untuk mengobati infeksi bakteri. Kemudian biasa ditambahkan dengan obat pereda sakit seperti ibuprofen dan paracetamol jika penderita juga merasakan sakit di daerah panggul dan perut. Dan biasa dokter akan melarang pasangan untuk melakukan hubungan seksual selama pengobatan agar tidak terjadi penyebaran infeksi yang tidak diinginkan.
Sedangkan bagi para penderita radang panggul pada tingkat serius atau parah dapat dilakukan dengan cara operasi pengangkatan rahim atau histerektomi atau pengangkatan ovarium atau ooforektomi, yang memiliki risiko untuk tidak mampu memiliki keturunan. Proses pada tahap ini dilakukan apabila antibiotik sudah tidak lagi bisa menyembuhkan infeksi atau munculnya abses (nanah yang bertumpuk) pada daerah yang terinfeksi dan mencegah penyebaran infeksi pada perut atau panggul.
3. Hidrosalping
Hidrosalping merupakan penyakit menutupnya saluran tuba fallopi, yang artinya terjadi perekatan atau pelengketan dari saluran tuba tempat terjadinya fertilisasi atau pembuahan karena adanya infeksi. Infeksi ini terjadi diakibatkan oleh Infeksi Menular Seksual (IMS) yang menjadi penyebab penyakit radang panggul. Sehingga bisa dikatakan bahwa hidrosalping merupakan penyakit turunan dari radang panggul.
Ciri dan Gejala
Gambaran atau gejala awal yang timbul biasanya hanya berupa demam dan rasa nyeri di perut bagian bawah. Kemudian berlanjut pada nyeri di kedua belah uterus (rahim), baik kiri maupun kanan. Sedangkan gejala lainnya adalah siklus menstruasi yang tidak teratur, di mana haid lebih banyak dari biasanya.
Pencegahan
Pencegahan pada hidrosalping yang bisa dikatakan merupakan turunan dari penyakit radang panggul juga bisa dilakukan sebagaimana dengan pencegahan pada radang panggul sendiri (meskipun dalam proses pengobatannya sangatlah berbeda), meliputi :
- Membiasakan diri melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, baik diri sendiri dan juga pasangan dengan cara pemeriksaan ginekologi dan tes infeksi menular seksual.
- Segera periksakan ke dokter apabila merasakan gejala-gejala radang panggul sebagaimana yang disebutkan di atas.
- Tepat menjaga pola hidup bersih dan sehat, hindari melakukan vaginal douching atau pencucian vagina dan biasakan membilas alat kelamin setelah buang air dari arah depan hingga belakang untuk mencegah adanya bakteri yang mungkin masuk melalui vagina
- Hindari,bahkan jangan lakukan hubungan seksual beberapa saat khususnya setelah melakukan proses persalinan, mengalami keguguran, melakukan tindak aborsi, dan setelah selesai melakukan pemeriksaan ginekologi lain untuk menjaga supaya kondisi rahim tetap aman dari infeksi bakteri.
Pengobatan
Satu-satunya penanganan medis yang bisa dilakukan saat ini adalah operasi, yaitu menghilangkan sumbatan yang terjadi pada saluran tuba fallopi sehingga menimbulkan pembengkakan. Operasi tersebut dikenal dengan istilah laparoskopi. Hal ini karena hingga sekarang belum adanya obat yang bisa dikonsumsi secara pasti untuk hidrosalping.
Akan tetapi masih ada alternatif lain, yaitu dengan melakukan terapi hidrosalping antara lain:
- Fertility Cleansing (pembersihan sistem pembuahan) – Terapi ini sebenarnya tidak terkhusus pada sistem pembuahan saja, namun juga sistem reproduksi secara keseluruhan. Di samping itu, fertility cleansing juga dapat meningkatkan sirkulasi darah ke organ reproduksi.
- Enzim Treatment (perawatan enzim) – Perawatan ini dilakukan menggunakan enzim alami yang memiliki fungsi untuk mengurangi kelebihan jaringan, kerusakan jaringan parut, membersihkan dan meningkatkan sirkulasi darah pada alat reproduksi serta menjaga sensitifitas respon kekebalan.
- Feltility Massage (pijat kesuburan) – Pijat ini juga dikenal sebagai pijat tuba fallopi. Bermanfaat untuk membersihkan saluran pada tuba fallopi yang tersumbat, memecah jaringan parut, meningkatkan sirkulasi darah, melonggarkan jaringan ketat serta mengurangi peradangan.
4. Adnexitis
Adnexitis merupakan penyakit infeksi atau peradangan yang terjadi tepatnya pada adnexa rahim yang disebabkan virus ataupun bakteri. Dimana adnexa adalah jaringan yang berada di kanan dan kiri yang melekat pada rahim, yakni tuba fallopi (idung telur) dan ovarium (sel telur).
Ciri dan Gejala
Gejala awal dari adnexitis berupa penyebab demam dengan suhu badan yang tinggi dan rasa nyeri di sebelah kanan dan kiri uterus (rahim). Kemudian setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut akan diketahui bahwa leukosit tinggi. Terakhir, setelah beberapa hari terdapat tumor pada perut yang terasa nyeri apabila ditekan.
Pencegahan
Adnexitis yang merupakan salah satu jenis penyakit menular seksual, maka untuk pencegahannya tidak akan jauh berbeda dengan penyakit menular seksual lainnya. Namun disini akan dibagi menjadi 2 bagian, yaitu pencegahan secara umum dan pencegahan secara khusus. Pencegahan khusus yang dimaksudkan ialah pencegahan di waktu tertentu, di mana para wanita sangat rentan untuk bisa terserang penyakit adnexitis ini. Adapun pencegahan-pencegahan yang bisa dilakukan, diantaranya:
Pencegahan Secara Umum
- Hindari berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan, dengan kata lain setia pada pasangan
- Segera periksa ke dokter apabila terdapat gejala-gejala seperti yang telah disebutkan
- Biasakan diri untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bersama pasangan
- Jaga kebersihan organ genital agar tetap sehat serta apabila menggunakan alat kontrasepsi atau kondom saat berhubungan jangan lupa untuk menggantinya, 1 kondom untuk sekali berhubungan.
Pencegahan Secara Khusus
- Selama masa kehamilan – Jangan sampai terkena anemia karena hal tersebut akan menyebabkan infeksi nifas. Hindari juga bersenggama (koitus) pada masa akhir kehamilan karena memungkinkan terjadinya pecah ketuban dan infeksi lainnya.
- Selama masa persalinan – Diharapkan petugas (dokter dan lainnya), kamar dan alat-alat yang akan digunakan dalam keadaan bersih dan steril. Apabila ada keluarga atau petugas yang menderita infeksi pernapasan, maka orang tersebut tidak diperkenankan masuk kamar bersalin selama proses persalinan berlangsung serta minimalkan kemungkinan terjadinya pendarahan saat persalinan. Meskipun pendarahan adalah salah satu faktor yang tidak bisa diduga dan diprediksi kejadiannya saat proses persalinan.
- Selama masa nifas – Sebagaimana kita ketahui bahwa masa nifas terjadi pada wanita seusai proses melahirkan dengan jangka waktu yang berbeda-beda. Caranya ialah menjaga kebersihan diri dan lingkungan agar selalu sehat.
Pengobatan
Adapun beberapa pengobatan yang bisa dilakukan untuk adnexitis, diantaranya :
- Pengobatan dengan antibiotik – Ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan untuk membunuh bakteri dengan memakai obat seperti penisilin, gentamisin, metronidazole. (baca juga : bahaya antibiotik)
- Terapi jaringan – Terapi ini merupakan injeksi atau suntikan dengan memakai cairan plasenta, globulin plasenta, secara intramuscular (dalam otot) sehari atau 2 hari sekali selama 15 kali pengobatan.
- Fisioterapi – Hal ini dilakukan untuk meningkatkan sirkulasi darah, mengatur kondisi gizi dalam jaringan dengan stimulasi (rangsangan) yang hangat sehingga mampu melakukan penyerapan dan meredakan peradangan. Metode ini menggunakan alat seperti shortwave, FM inframerah, audio, iontophoresis dan lainnya, dengan syarat bahwa penderita tidak dalam keadaan suhu tubuh yang lebih dari 37,5oC atau penderita TBC genital.