9 Penyakit Kekurangan Gizi pada Anak Patut Diwaspadai

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Tiap puskesmas di Banyuwangi nampaknya kini sedang giat melakukan berbagai inovasi kegiatan dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakatnya. Seperti kita tahu, masalah gizi buruk di beberapa wilayah Indonesia masih menjadi perhatian dan salah satunya pun di Banyuwangi.

Itulah mengapa diadakan kegiatan bertajuk ‘Lomba Balita Kurang Gizi’ yang memang terbilang unik di mana Puskesmas Singotrunan-lah yang menggelarnya sebagai bagian dari inovasi SIRAMI GIZI atau Aksi Ramah Peduli Pemulihan Gizi menurut lansiran dari Detik Health. Kalau banyak wilayah melombakan balita sehat, justru di sini baru kita temukan  adanya lomba balita kurang gizi.

Menurut dr Widji Lestarioni selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi, lomba ini bukan berfokus pada kontes kurang gizinya, melainkan lebih kepada bagaimana puskesmas mampu mendeteksi siapa saja balita yang kekurangan gizi lalu mendatanya. Setelah didata, barulah pihak puskesmas mampu memberi makanan tambahan sebagai intervensi.

Masyarakat kita perlu mengetahui apa saja penyakit akibat gizi buruk yang umum terjadi pada balita dan perlu segera ditangani bahkan dapat oleh puskesmas terdekat.

  1. Defisiensi Vitamin

Kekurangan vitamin tertentu mampu membuat tumbuh kembang anak pun dapat mengalami hambatan, seperti timbulnya beberapa gangguan kesehatan menurut kondisi kekurangan vitamin tertentu:

  • Defisiensi vitamin D berakibat pada timbulnya kondisi rakhitis, osteoporosis atau osteomalacia.
  • Defisiensi vitamin B3 berakibat pada timbulnya penyakit pellagra pada balita karena metabolisme protein yang berubah dan bahkan berisiko kematian jika tak diobati.
  • Defisiensi vitamin A berakibat pada timbulnya kekeringan pada kulit, kerusakan rambut, rentan terhadap infeksi, rabun senja, penyembuhan luka yang lama, dan gangguan nafsu makan.
  • Defisiensi vitamin C berakibat pada penyembuhan luka yang lama, rentan terhadap infeksi, gusi berdarah, dan juga gangguan kulit.
  • Defisiensi vitamin B1 berakibat pada tubuh lesu, depresi, penurunan nafsu makan, dan risiko beri-beri.
  • Defisiensi vitamin B12 berakibat pada anemia, lidah kesemutan, sesak nafas, gangguan kesehatan mulut, dan sering migrain.
  • Defisiensi vitamin B2 berakibat pada dermatitis, glositis, stomatitis, cheilosis, sakit tenggorokan hingga kesehatan gangguan mulut yang rentan terjadi pembengkakan.
  1. Gondok

Kekurangan yodium dapat berakibat pada timbulnya gondok, di mana gejala paling khas adalah kelenjar tiroid yang membengkak, tubuh lemah dan lesu, mudah merasakan kedinginan, dan juga memiliki metabolisme tubuh yang cukup rendah. Untuk mengatasinya, mengonsumsi makanan beryodium adalah yang bisa dilakukan.

  1. Marasmus

Akibat kekurangan kalori dan protein yang terlampau serius, penyakit marasmus dapat terjadi dengan tanda anak memiliki berat badan lebih rendah 80 persen dari normalnya. Ia akan nampak begitu kurus, kulit bersisik karena kering, otot mengecil, hingga kelonggaran kulit.

  1. Kwashiorkor

Penyakit ini berhubungan erat dengan kondisi kekurangan protein akut di mana tanda seseorang mengalami gizi buruk ini adalah perut yang membuncit, rambut menipis, kasarnya tekstur rambut, hingga pembesaran hati. Namun dermatitis dan juga gigi yang mudah lepas pun termasuk gejala kwashiorkor.

  1. Anemia

Penyakit kurang gizi pada bayi dan balita yang juga bisa terjadi adalah anemia, baik itu kekurangan vitamin B12 maupun mineral zat besi. Ketika anemia menyerang, maka tubuh akan melemah dan bahkan melakukan aktivitas harian pun dapat terhambat.

  1. Hipokalemia

Kekurangan kalium dapat menyebabkan hipokalemia di mana penyakit ini juga sering dianggap sebagai risiko komplikasi dari kondisi diare maupun dehidrasi. Biasanya akan ditandai dengan sembelit, gangguan tekanan darah, dan kram otot.

  1. Hiponatremia

Hiponatremia dapat terjadi sebagai akibat dari kekurangan natrium. Gejala umum ketika seseorang mengalami hiponatremia adalah sakit kepala, mual yang juga dapat disertai dengan muntah-muntah. Penyakit ini termasuk pula golongan gangguan elektrolit parah yang memang perlu segera diatasi.

  1. Gangguan Emosional

Gangguan psikologis pada anak pun sebenarnya bisa jadi merupakan dampak dari gizi buruk yang dialaminya. Kemampuan adaptasi anak yang buruk ditambah perkembangan secara menyeluruh akhirnya menjadi kurang baik. Bahkan pertumbuhan yang terhambat ditambah gangguan hiperaktif menurut penelitian pun termasuk akibat gizi buruk.

  1. Stunting

Jangan lupakan stunting karena salah satu dampak gizi buruk jangka panjang adalah stunting sehingga anak tak mampu tumbuh dengan normal. Berat badan sekaligus tingginya akan berada di bawah normal anak-anak seusianya. Tak hanya secara fisik, stunting pun mampu menghambat tumbuh kembang otak dan intelektual anak.

Lomba anak kurang gizi di Banyuwangi terdapat kader-kader kesehatan yang mendata kondisi anak-anak tersebut di mana evaluasinya terkumpul per bulan dan akan ditimbang di puskesmas. Untuk kenaikan berat yang paling banyak dan berprogres cepat, maka anak itu yang menang. Itulah kenapa pemberian ASI ekslusif, pemberian MPASI yang tepat, serta pengolahan makanan sendiri untuk anak penting dalam mencegah berbagai penyakit kekurangan gizi pada anak tersebut.

fbWhatsappTwitterLinkedIn