Lemah Jantung – Penyebab, Gejala, Diagnosa dan Pengobatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Jantung merupakan organ vital penunjang hidup manusia. Banyak sekali jenis-jenis penyakit yang bisa menyerang jantung. Apapun jenis potensi penyakit yang menyerang jantung pasti memiliki potensi yang bisa menyebabkan kematian. Salah satu penyakit yang menyerang jantung adalah lemah jantung. Penyakit lemah jantung bisa berpotensi menyerang siapa saja tanpa mengenal usia.

Oleh sebab itu, mengenali lebih dalam tentang penyakit lemah jantung, gejala, penyebab serta penanganannya akan bisa membantu untuk meminimalisir dampak kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini. Di Indonesia saja, penyakit jantung merupakan penyebab dari 35% kasus kematian karena sakit. Disini semakin menunjukkan bahwa segala bentuk atau jenis penyakit yang berpotensi menyerang jantung harus benar-benar diwaspadai (baca juga : penyakit jantung koroner). Untuk lebih lengkapnya akan disajikan informasi mengenai penyakit lemah jantung.

Pengertian Penyakit Lemah Jantung

Pengertian penyakit lemah jantung merujuk kepada ketidakmampuan otot-otot jantung untuk berdenyut dan memompa darah dari jantung ke seluruh organ-organ tubuh. Secara umum seseorang dikatakan menderita lemah jantung ketika berada pada kondisi dimana jumlah denyut jantung tidak sesuai dengan jumlah denyut jantung yang normal.

Selain itu, penyakit jenis ini juga bisa diindikasikan dengan keterkaitannya terhadap adanya penyumbatan pada saluran keluar dan masuknya darah pada jantung. Saluran darah yang tersumbat menjadikan aliran darah menjadi tidak lancar dan kerja jantung akan menjadi berat. Akibatnya, denyut jantung sebagai indikator kerja jantung akan menjadi abnormal.

Bila sudah demikian, maka seseorang yang terindikasi memiliki denyut jantung abnormal bisa didiagnosis memiliki potensi resiko lemah jantung. Penyakit lemah jantung ini bisa mengarah pada munculnya jenis penyakit jantung yang selainnya. Oleh sebab itu, bila terdapat gejala adanya lemah jantung, pemeriksaan secara mendalam harus segera dilakukan agar potensi-potensi lain yang berbahaya bisa dicegah.

(baca : detak jantung normal)

Penyebab Penyakit Lemah Jantung

Secara umum, penyakit lemah jantung bisa disebabkan oleh faktor usia, keturunan atau pola hidup yang tidak sehat. Selain itu juga bisa diakibatkan oleh komplikasi dari penyakit yang lain. Beberapa penyebab penyakit jantung lemah selain karena faktor resiko keturunan dan usia antara lain :

  • Kekurangan vitamin dan mineral penting bagi tubuh, seperti vitamin B1

Vitamin dan mineral diperlukan oleh tubuh untuk menunjang kerja organ. Vitamin B1 atau thiamin memegang peranan penting untuk menjaga dan mempertahankan fungsi saraf dan kesehatan jantung. (baca : cara menjaga jantung sehat)

  • Gangguan metabolisme tubuh, seperti pada penderita diabetes, obesitas, atau penyakit kelenjar tiroid.

Komplikasi yang terjadi pada penderita diabetes, obesitas atau penyakit kelenjar tiroid dapat mengganggu kinerja jantung dalam memompa darah. Seperti pada penderita obesitas, berat badan yang berlebih dapat memberikan beban kerja yang tinggi pada jantung karena potensi kolesterolnya. Akibatnya, jantung bisa berpotensi mengalami pelemahan.

  • Penggunaan narkotik dan konsumsi minuman keras.

Narkotika dan segala jenisnya termasuk juga minuman keras dengan segala rupanya, merupakan zat-zat yang memiliki kandungan bisa merusak saraf. Konsumsi terhadap 2 hal ini dapat menjadikan jantung tidak sehat dan berpotensi merusak saraf dan otot pada jantung. (baca : bahaya minuman keras bagi kesehatan)

  • Infeksi bakteri atau virus yang menyerang jantung.

Beberapa bakteri dan virus yang menginfeksi tubuh manusia, memiliki potensi untuk menyerang jantung. Akibat infeksi, jantung akan berada dalam kondisi tidak sehat dan kerjanya bisa melemah.

Disfungsi otot Jantung

Disfungsi otot jantung merupakan bentuk kelainan pada otot jantung yang menjadi sumber penyakit lemah jantung. Secara umum kelainan atau disfungsi otot jantung ini terbagi ke dalam beberapa jenis, yaitu :

  • Restrictive cardiomyopathy

Gangguan ini merupakan bentuk gangguan otot jantung dimana otot jantung menjadi kaku dan kurang atau tidak fleksibel. Akibat dari kakunya otot jantung tersebut, maka kemampuan jantung dalam memompa daraha akan menjadi berkurang. Imbasnya, aliran darah yang masuk ke jantung dan keluar dari jantung menjadi tidak lancar.

  • Hypertrophic cardiomyopathy

Gangguan jenis ini merupakan bentuk gangguan yang timbul akibat penebalan yang terjadi pada otot jantung secara abnormal, khususnya pada bagian otot ventrikel kiri jantung. Penebalan otot jantung ini menjadikan jantung mengalami kesulitan dalam memompa darah. Umumnya, gangguan jenis ini adalah akibat dari kondisi genetik.

  • Gangguan mutasi genetika Jantung atau Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy

Gangguan jenis ini tergolong gangguan yang langka terjadi. Sebagian besar terjadi akibat dari faktor genetika yakni terjadinya mutasi gen. Disfungsi ini terjadi akibat kelainan pada protein yang merekatkan sel otot jantung. Sel otot yang yang berlemak dan berserat menggantikan sel otot jantung yang abnormal dan mati. Sel yang berlemak dan berserat ini kemudian akan menghalangi jantung untuk memompa dan menyebarkan darah ke seluruh bagian-bagian tubuh.

Gejala-gejala yang Bisa Diwaspadai

Seseorang yang berpotensi terkena masalah penyakit jantung, bisa terlihat tidak seperti orang yang sakit. Hal ini karena gejala yang nampak bisa terlihat sederhana bagi yang awam tentang masalah penyakit jantung. Terdapat beberapa indikator yang bisa digunakan untuk melakukan hipotesa awal terhadap potensi serangan penyakit ini.

  • Rasa sakit dan nyeri pada wilayah dada

Hal ini terjadi karena otot jantung tidak memiliki cukup kekuatan untuk menjaga kinerjanya pada kondisi normal.

  • Merasa kesulitan bernafas

Bila jantung bekerja secara abnormal, hal ini akan berpengaruh kepada kinerja paru-paru. Suplai darah ke paru-paru yang terganggu menjadikan paru-paru tidak bisa melakukan respirasi secara normal

  • Palpitasi

Palpitasi merupakan kondisi dimana jantung terasa berdetak lebih cepat, lebih keras dan memiliki ritme yang tidak teratur.

  • Pembengkakan tubuh bagian bawah seperti pada bagian-bagian kaki

Kondisi ini terjadi karena darah yang seharusnya mengalir menuju jantung, kembali turun akibat kemampuan jantung dalam menghisap dan memompa darah mengalami penurunan. Akibatnya, darah akan membebani tubuh bagian bawah.

  • Merasa lemah, pusing hingga pingsan

Tubuh yang melemah ini merupakan akibat dari peredarah darah yang tidak lancar, serta suplai oksigen terhadap seluruh sel-sel tubuh menjadi terganggu dan tidak lancar.

  • Sianosis

Sianosis merupakan kondisi dimana kulit menjadi membiru. Kondisi ini diakibatkan oleh terlalu sedikitnya oksigen yang mengalir di dalam darah.

  • Nafsu makan menjadi berkurang

Nafsu makan yang menghilang secara mendadak bisa menjadi indikasi terhadap gejala penyakit ini. Pada saat jantung mengalami pelemahan dalam mentransfer darah ke organ lain, maka bisa mengakibatkan munculnya rasa mual atau kenyang. Sehingga menjadi tidak memiliki nafsu makan lagi karena sudah merasa kenyang meskipun belum makan apa-apa.

(Baca juga : gejala serangan jantung ringan; gejala penyakit jantung pada wanita)

Pemeriksaan (Diagnosis)

Gejala penyakit jantung lemah memang terlihat sederhana. Oleh sebab itu, dibutuhkan pemeriksaan yang lebih dalam untuk mendiagnosa penyakit ini. Terdapat beberapa test atau pengujian untuk memeriksa kepastian terhadap diagnosa gejala penyakit lemah jantung.

  • Elektrokardiogram (EKG)

Tes EKG dilakukan dengan mengecek nilai impuls listrik pada jantung, apakah ada gangguan aktifitas listrik pada jantung ataukah tidak. Tes ini mampu memeriksa segala bentuk gangguan yang mengakibatkan ritme denyut jantung menjadi tidak beraturan.

  • Ekokardiografi

Tes ini dilakukan untuk mengetahui seberapa baik jantung berfungsi atau bekerja. Tes ini akan memberikan gambaran kepada dokter tentang ukuran, denyut, serta kondisi katup-katup pada jantung.

  • Treadmill Stress Test

Denyut jantung orang yang tengah beraktifitas dan orang yang diam (santai) akan memiliki ritme yang berbeda. Tes ini digunakan untuk melihat kondisi jantung ketika dipakai dalam kondisi sedang beraktifitas. Selain aktifitas jantung, aktifitas pernafasan, tekanan darah, serta segala yang berhubungan dengan kegiatan jantung akan bisa dipantau dan diamati.

  • Keteterisasi Jantung

Kateterisasi dilakukan dengan cara memasukkan selang kecil ke organ dalam tubuh untuk memeriksa pembuluh darah yang ada pada jantung. Prosedur ini biasanya dilakukan bila pembacaan dari hasil X-ray jantung dirasa masih kurang. Sehingga dibutuhkan pengecekan yang lebih mendalam. Namun sebelumnya, Anda perlu mempertimbangkan juga adanya resiko kateterisasi jantung.

  • Tes Darah

Tes ini dilakukan untuk melihat fungsi kelenjar tiroid, hati dan ginjal, serta memonitor jumlah kadar zat besi yang ada dalam darah.

  • Tes atau screening Genetik

Tes ini dilakukan untuk mengetahui faktor resiko turunan yang mungkin menyertai penderita dengand diagnosis gejala lemah jantung. Biasanya dilakukan pada pasien atau penderita yang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung.

  • MRI jantung

MRI biasanya digunakan untuk memperkuat diagnosis dari pemeriksaan tes ekokardiografi supaya hasil diagnosis akhir benar-benar sudah matang.

  • CT Scan Jantung

Tes ini digunakan untuk memperkirakan ukuran jantung, serta memantau fungsi kerja dan kondisi daripada katup-katup jantung.

Pengobatan Pasien/Penderita

Pada penderita penyakit lemah jantung, akan terdapat penanganan yang berbeda sesuai dengan tipe atau jenis lemah jantung yang diderita. Kekhawatiran utama pada penyakit ini adalah munculnya komplikasi serius dan bahkan kematian mendadak. Oleh sebab itu segala tindakan medis yang dilakukan adalah untuk mencegah munculnya komplikasi atau terjadinya kematian mendadak. Terdapat beberapa bentuk tindakan atau prosedur medis yang digunakan untuk menangani pasien lemah jantung.

  • Pasien jenis Dilated cardiomyopathy

Dilakukan dengan penanganan obat-obatan atau implan defibrilator kardioversi yang ditanamkan ke dalam tubuh pasien. Obat-obatan yang diberikan merupakan obat untuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan aliran darah, memperlambat denyut jantung, mencegah penggumpalan darah, serta untuk mengeluarkan kelebihan cairan yang ada dalam tubuh. Selain itu, defibrilator kardioversi yang ditanamkan juga memiliki fungsi untuk memantau ritme kerja jantung. Terkadang alat pacu jantung juga direkomendasikan untuk mengurangi resiko timbulnya masalah pada detak jantung.

  • Pasien jenis Hypertrophic cardiomyopathy

Penanganan dengan obat-obatan juga diberikan untuk lemah jantung tipe ini. Obat-obatan yang diberikan berfungsi untuk mengurangi tenaga pompa jantung, menstabilkan ritme detaknya, serta agar jantung lebih rileks. Jika pasien sedang berada dalam fase yang tergolong serius, maka penanaman implan defibrilator kardioversi, memungkinkan untuk digunakan. Selain itu, terdapat juga tindakan medis “septal myectomy” yang digunakan untuk mengambil dinding otot jantung yang mengalami penebalan. Hal tersebut dilakukan untuk memperlancar kembali aliran darah yang keluar masuk jantung.

  • Pasien Jenis Restrictive cardiomyopathy

Pengobatan jenis ini hanya dilakukan untuk mengurangi gejala yang ada pada penderita. Dokter akan rutin memantau asupan garam dan air yang dikonsumsi tubuh. Selain itu, obat-obatan jenis diuretik juga akan diberikan, untuk menambah frekuensi buang air kecil. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar sodium yang ada dalam tubuh. Obat-obatan yang berguna untuk mengontrol ritme kerja jantung juga akan diberikan.

  • Pasien Jenis Arrhythmogenic right ventricular cardiomyopathy

Pasien akan ditreatment dengan menggunakan obat-obatan yang mampu mengontrol dan mengatur ritme kerja jantung. Prosedur radio frequency ablation juga bisa dilakukan, yakni dengan melakukan pengangkatan jaringan tubuh menggunakan kateter untuk mengalirkan elektroda ke jaringan jantung. Aliran elektroda ini akan dapat menghancurkan jaringan jantung yang menjadi pengganggu ritme jantung.

  • Ventricular assist devices (VAD)

Prosedur ini digunakan untuk melancarkan sirkulasi darah di dalam jantung. Alat ini bisa digunakan untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Biasanya dipasang atau digunakan oleh pasien sambil menunggu proses transplantasi jantung.

  • Transplantasi Jantung

Prosedur ini menjadi alternatif pilihan pengobatan yang terakhir. Pilihan ini diambil ketika prosedur pengobatan yang lain dirasa kurang atau tidak efektif. Selain itu prosedur ini juga dilakukan pada penanganan pasien dengan kondisi gagal jantung kronis.

(Baca juga : cara mengatasi jantung lemah secara alami; operasi bypass jantung)

Komplikasi Penyakit Lemah Jantung

Beberapa komplikasi serius bisa mengiringi penyakit lemah jantung bila diagnosis dan penanganan tidak dilakukan dengan segera. Beberapa jenis komplikasi yang bisa menyertai penyakit ini antara lain :

  • Penggumpalan darah

Penggumpalan darah yang terjadi bisa memicu terhambatnya aliran darah ke seluruh organ tubuh dan akan bisa mempengaruhi kesehatan organ tubuh yang lain. (baca : gejala darah kental)

  • Kerusakan katup Jantung

Salah satu jenis penyebab penyakit lemah jantung, dapat memicu kerusakan pada katup jantung. Katup jantung yang rusak menjadikan tidak bisa menutup dengan sempurna. Akibatnya darah yang keluar jantung bisa berpotensi kembali masuk ke dalam jantung.

  • Gagal Jantung

Gagal jantung terjadi karena jantung gagal di dalam memompa darah. Kondisi ini terjadi akibat otot jantung yang melemah. Gagal jantung bisa menyebabkan terjadinya kematian mendadak.

Baca juga : komplikasi serangan jantung

Pencegahan Penyakit Lemah Jantung

Penyakit lemah jantung merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Tindakan terbaik untuk menangani penyakit ini adalah dengan melakukan pencegahan yang sebaik-baiknya. Bentuk pencegahan terbaik yang bisa dilakukan adalah dengan memulai menerapkan pola hidup sehat. Beberapa pola hidup yang bisa diterapkan untuk mencegah penyakit ini antara lain :

  1. Menjaga proporsionalitas berat badan. Orang dengan obesitas, rawan dengan penyakit lemah jantung. (baca : bahaya obesitas bagi kesehatan)
  2. Memulai aktifitas olahraga yang bisa menjaga kesehatan jantung mulai dari jenis olahraga ringan yang tidak terlalu memberikan beban pada jantung. Kemudian meningkatkannya secara bertahap.
  3. Mulai menghentikan kebiasaan merokok karena ada bahaya merokok bagi kesehatan yang mengancam
  4. Tidak mengkonsumsi minuman yang mengandung bahan alkohol
  5. Berikan waktu istirahat yang cukup untuk tubuh dan jantung, dengan mengatur manajemen waktu atau aktifitas dengan perencanaan beraktifitas yang baik.
  6. Kurangi asupan kadar garam (sodium) yang berlebih dalam setiap makanan yang dikonsumsi dan perhatikan bahaya konsumsi garam berlebihan.
  7. Hindari aktifitas yang bisa memicu timbulnya stres dan bila stres, segera cari cara mengatasi stress.
  8. Selalu menjadwalkan pemeriksaan rutin untuk memantau kesehatan jantung maupun organ-organ dalam tubuh yang lain. Pemeriksaan bisa dilakukan per beberapa bulan sekali atau setahun dua kali.
  9. Untuk pasien dalam penanganan gejala, disiplin mengikuti anjuran dan resep-resep yang diberikan oleh dokter dan terus berkonsultasi dengan dokter.
  10. Bagi orang dengan riwayat keluarga yang memiliki penyakit jantung, maka kewaspadaan harus lebih tinggi dengan lebih sering berkonsultasi dengan dokter atau rajin memeriksakan diri secara kontinyu untuk memantau kesehatan diri.

(Baca juga: cara menyembuhkan jantung bengkak)

Itulah sekilas info tentang kondisi lemah jantung, mulai dari penyebab hingga pengobatan sekaligus pencegahan yang perlu kita kenali dengan baik. Dengan demikian, kita bisa menjadi waspada terhadap kondisi kesehatan yang masih termasuk di dalam jenis-jenis penyakit jantung ini.

fbWhatsappTwitterLinkedIn