Mungkin Anda adalah salah satu orang yang pernah atau kerap mengalami tangan bergerak sendiri di mana ini juga biasanya disebut dengan tremor. Tremor sendiri lebih dikenal sebagai sebuah keadaan gerakan ritmis pada tubuh seseorang yang tak terkendali sehingga akhirnya bergerak sendiri. Tentunya ada beberapa jenis penyakit yang diduga keras menjadi penyebab dari bergeraknya tangan tanpa bisa dikendalikan tersebut.
(Baca juga: penyebab badan bergerak sendiri saat tidur)
1. Parkinson
Mungkin sebagian besar dari kita sudah cukup sering mendengar akan penyakit Parkinson di mana ini adalah kondisi degenerasi sel saraf yang terjadi secara bertahap di otak bagian tengah yang fungsi utamanya adalah sebagai pengatur gerakan tubuh. Gemetaran atau tremor merupakan gejala yang paling dikenal dari penyakit ini.
Penyebab
Penting untuk diketahui bahwa bagian kecil dari otak tengah atau substantia nigra dipengaruhi oleh penyakit Parkinson. Sementara itu, fungsi utama dari substantia nigra ini adalah sebagai pengirim pesan ke segala saraf tulang belakang di mana saraf-saraf ini adalah pengendali otot pada tubuh.
Pengiriman pesan akan dilakukan dari sel otak menuju otot dan saraf dan untuk proses ini, tubuh akan memanfaatkan yang namanya neurotransmitter. Dopamine adalah naman dari salah satu neurotransmiter yang sel otak pada substantia nigra hasilkan. Dopamine ini akan bertugas memengaruhi pengaturan gerakan tubuh di mana ketika dopamine menurun, otak tak akan bisa beraktivitas seperti normalnya.
Hanya saja, penurunan akan dopamine belum diketahui secara jelas faktor pemicunya. Hanya saja, faktor lingkungan dan genetik selalu bermain dengan penting dalam hal ini. Hanya saja, ada pula faktor penyebab Parkinson lain yang diperkirakan mampu dialami seseorang yakni faktor obat-obatan dan infark serebral.
Infark serebral adalah kondisi di mana ada sebagian dari otak yang mati dan penyebab utamanya adalah stroke berat. Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memeriksakan diri secepatnya ketika gejala tremor mulai dialami. Sebelum Parkinson menjadi lebih serius, tentunya pengecekan kesehatan adalah hal yang utama.
Pengobatan
Mungkin beberapa orang bertanya-tanya apakah penyakit Parkinson mampu disembuhkan. Sayangnya, hingga kini belumlah diketahui adanya terapi yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Karena berlangsung secara progresif sekaligus bersifat menahun, maka intinya penyakit ini akan semakin memburuk lama-kelamaan.
Sampai saat ini, obat khusus penyembuh penyakit Parkinson belumlah ditemukan, tapi ada beberapa metode pengobatan yang dipercaya ampuh untuk meringankan gejala Parkinson. Obat-obat di bawah inilah yang akan diberikan kepada pasien:
- Selegiline dan rasagiline di mana fungsi utamanya adalah sebagai penghemat dopamine pada organ otak penderitanya.
- Rotigotine, ropinirole, pramipexole, dan apomorphine di mana obat ini bekerja hampir sama dengan dopamine.
- Levodopa di mana obat ini berfungsi lebih kepada meningkatkan kadar dopamine pada organ otak.
(Baca juga: terapi parkinson)
2. Hipertiroidisme
Kemungkinan jenis penyakit yang bisa juga menyebabkan tangan bergetar sendiri adalah hipertiroidisme. Ketika kelenjar tiroid dalam kondisi yang overaktif, maka inilah yang dinamakan dengan hipertiroidisme. Saat hipertiroidisme terjadi, maka seseorang akan mengalami produksi hormon tiroksin secara berlebihan yang lantas mengganggu metabolisme tubuh.
Penyebab
Ada berbagai macam kondisi yang diduga dapat menyebabkan hipertiroidisme dan akhirnya menimbulkan gejala tangan bergerak sendiri. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kelenjar tiroid menjadi overaktif antara lain adalah:
- Tiroiditis. Ini adalah kondisi peradangan yang menyerang kelenjar tiroid dan biasanya penyebabnya adalah infeksi virus maupun bakteri.
- Nodul Tiroid. Adanya gumpalan pada kelenjar tiroid, inilah yang dinamakan dengan nodul. Faktor ini pun mampu meningkatkan produksi tiroksin sehingga hipertiroidisme pun terjadi.
- Penyakit Graves. Justru faktor ini adalah yang paling umum di mana keadaan ini terjadi diakibatkan oleh adanya kelainan autoimun pada tubuh. Selain mengakibatkan hipertiroidisme, penyakit ini juga dapat memengaruhi kesehatan mata.
- Kanker Tiroid. Memang termasuk kasus yang sangat jarang, tapi bukan berarti tidak mungkin untuk menjadi penyebab hipertiroid pada seseorang. Hormon tiroksin dapat terproduksi berlebih oleh sel-sel kanker oleh adanya jaringan folikel tiroid.
- Konsumsi Obat Tertentu. Sebagian besar obat memiliki efek samping dan salah satunya adalah mampu menghasilkan hormon tiroksin secara lebih. Tak semua obat memang, tapi obat tertentu saja, seperti contohnya adalah suplemen iodine.
Pengobatan
Metode pengobatan dari hipertiroidisme akan ditentukan oleh beberapa faktor, seperti faktor umur, kadar hormon yang diproduksi dari kelenjar tiroid, serta gejala-gejala yang terjadi pada si penderita. Beberapa metode pengobatan di bawah ini adalah jenis pengobatan yang paling umum.
- Radioterapi
- Thionamide (pemberian obat-obatan khusus dengan fungsi utama sebagai penekan produksi hormon tiroksin).
- Beta-blocker (pemberian obat yang bisa digunakan untuk menurunkan gejala akibat hipertiroidisme, khususnya tangan yang bergerak sendiri, jantung berdebar-debar dan juga tubuh yang hiperaktif).
- Operasi tiroid.
(Baca juga: gejala hipertiroid)
3. Multiple Sclerosis
Sklerosis Multipel adalah sebuah penyakit progresif yang bisa timbul akibat adanya kekeliruan yang dibuat oleh sistem imun tubuh yang akhirnya menyerang mielin pada otak sekaligus juga saraf tulang belakang. Alhasil, pengerasan pun terjadi pada saraf-saraf yang rusak dan akhirnya terjadi pembentukan jaringan parut. Rusaknya mielin atau selaput pelindungs araf bakal menjadi penghambat terkirimnya sinyal lewat saraf.
Penyebab
Berbagai faktor kondisi mampu meningkatkan risiko sklerosis multipel di mana tangan bergerak sendiri menjadi salah satu ciri atau gejalanya. Diduga oleh para ahli, bahwa faktor-faktor di bawah inilah yang kemungkinan memicu timbulnya penyakit MS atau Multiple Sclerosis.
- Faktor jenis kelamin (rata-rata terjadi pada wanita).
- Faktor umur (rata-rata dialami oleh orang yang usianya antara 15-60 tahun).
- Infeksi tertentu (contohnya: infeksi virus Epstein-Barr).
- Faktor keturunan.
- Kebiasaan merokok.
- Kondisi autoimun tertentu (contohnya: menderita diabetes tipe 1, mengidap penyakit tiroid, atau bahkan mengalami inflamasi usus).
Pengobatan
Sayangnya, sklerosis multipel adalah kondisi yang tak bisa disembuhkan, namun selalu ada obat-obatan yang kiranya mampu menjadi penurun gejala, yakni:
- Relaksan otot.
- Antikonvulsan
- Obat-obatan untuk gangguan pencernaan dan kandung kemih.
- Obat pengurang rasa lelah.
- Terapi psikologi.
- Antidepresan
- Fisioterapi
(Baca juga: gejala kekurangan gula)
4. Hipoglikemia
Saat kadar gula darah terlalu rendah dan bahkan levelnya berada di bawah normal, itulah kondisi yang dinamakan dengan hipoglikemia. Saat di dalam tubuh memiliki terlalu banyak jumlah insulin, otomatis memang akan terjadi penurunan gula darah.
Penyebab
Ada sejumlah faktor yang mampu membuat hipoglikemia terjadi pada seseorang, yakni antara lain:
- Kelebihan dosis dalam penggunaan suntikan insulin, di mana hal ini lebih sering terjadi pada kasus diabetes tipe 1.
- Konsumsi minuman keras secara berlebihan padahal dalam kondisi perut yang masih kosong.
- Pemakaian insulin yang berdosis normal tapi asupan karbohidrat di dalam tubuh sangat kurang.
- Menderita penyakit ginjal.
- Menderita penyakit hati.
- Menderita penyakit kelenjar adrenal.
- Menderita penyakit kelenjar tiroid.
- Pankreas memroduksi insulin terlali banyak.
- Efek samping obat-obat tertentu.
- Tubuh kekurangan nutrisi.
Pengobatan/Pencegahan
Ada beberapa hal yang penting untuk Anda perhatikan di bawah ini agar hipoglikemia dapat diatasi sekaligus juga dicegah dengan baik.
- Membatasi atau kalau bisa menghindari minuman keras (ingat akan adanya bahaya minuman keras bagi kesehatan).
- Menjaga penyediaan gula yang tubuh butuhkan dengan makan sesuai dengan segala kegiatan yang biasa kita kerjakan.
- Mengenali setiap gejala dari hipoglikemia.
- Memantau secara rutin akan kadar gula darah.
(Baca juga: ciri-ciri gula darah rendah)
5. Distonia
Distonia adalah sebuah gangguan kesehatan yang digambarkan dengan adanya kontraksi otot akibat gerakan berulang dan postur tak normal. Kondisi akan makin memburuk saat kontraksi otot terasa sakit dan bahkan ada kemungkinan menyebar pada otot paling dekat.
Penyebab
Faktor penyebab pasti dari distonia sendiri belumlah diketahui, tapi selalu ada beberapa kondisi yang diperkirakan mampu meningkatkan potensi distonia dialami oleh seseorang, seperti misalnya:
- Faktor genetik.
- Infeksi
- Cedera kepala
- Gangguan kesehatan yang berpengaruh terhadap kinerja serta fungsi otak.
Pengobatan
Kabar buruknya, distonia adalah jenis penyakit yang tak bisa disembuhkan baik dengan obat maupun dengan operasi. Hanya saja, ada sejumlah obat-obatan yang dapat digunakan dengan tujuan untuk membuat gejalanya berkurang.
- Terapi fisik.
- Obat-obatan khusus pengurang kemampuan otak dalam memroduksi dopamine dan segala gejala yang muncul.
- Terapi bicara.
- Botox (obat ini bertujuan untuk membuat saraf penyebab distonia lumpuh, tapi hanya akan bekerja pada jangka waktu tertentu saja).
- Trik sensorik.
- Meditasi
- Pilates
- Akupuntur
- Yoga
6. Stroke
Tentunya kita semua sudah tahu betul seperti apa kondisi stroke dan mudah untuk membayangkannya. Stroke terjadi saat terputusnya pasokan darah menuju otak yang diakibatkan oleh pecahnya atau penyumbatan pada pembuluh darah sehingga sel-sel pada area otak sebagian pun menjadi mati.
Penyebab
Ada serangkaian faktor yang mampu membuat risiko stroke pada seseorang meningkat, yakni:
- Menderita tekanan darah tinggi.
- Menderita kolesterol tinggi.
- Menderita diabetes.
- Usia sudah berada di atas 65 tahun.
- Faktor keturunan atau riwayat kesehatan keluarga.
- Pernah terkena stroke ringan maupun serangan jantung.
- Obesitas
- Merokok
- Konsumsi alkohol terlalu berlebihan.
Pengobatan/Pencegahan
Dalam mengobati stroke, tentunya harus dilihat dulu apa kira-kira yang menjadi penyebab stroke sehingga tangan bisa bergerak atau bergetar sendiri. Saat penyakit yang mendasari stroke sudah diketahui, penanganan akan lebih mudah nantinya, seperti misalnya:
- Pengontrolan tekanan darah dengan antihipertensi apabila stroke disebabkan oleh darah tinggi.
- Pengontrolan gula darah apabila stroke dipicu oleh diabetes melitus.
- Penggunaan pengencer darah bagi yang mengalami stroke infark.
- Pemakaian obat penurun kolesterol apabila stroke disebabkan oleh hiperlidemia.
- Operasi juga diperlukan pada kondisi tertentu tergantung dari tingkat keparahan kondisi stroke si penderita.
Dalam pencegahan stroke, tentunya pola makan adalah hal terutama yang paling penting untuk diperhatikan. Makanan-makanan yang mampu menyebabkan penumpukan kolesterol perlu dijauhi. Makanan yang mengandung lemak jenuh tinggi sekaligus bergaram tinggi adalah yang paling bisa menimbulkan penyakit darah tinggi, stroke dan jenis-jenis penyakit jantung.
(Baca juga: penyebab otot bergerak sendiri)
Tangan bergerak sendiri tak hanya berpusat pada gangguan saraf saja, rupanya ada berbagai kondisi penyakit yang melatarbelakanginya. Jadi bila terjadi tremor alias tangan bergerak sendiri, segera ke dokter untuk mendiagnosa dan agar bisa ditangani secepatnya.