Operasi adalah cara mengatasi bibir sumbing pada bayi dan anak. Penyebab bibir sumbing sendiri salah satunya karena ibu hamil kurang mengkonsumsi folat makanan ketika hamil. Tindakan operasi ini dilakukan ketika bayi sudah berusia lebih dari 1 bulan. Selain usia bayi, ada beberapa patokan yang digunakan oleh petugas medis untuk memutuskan apakah bayi tersebut sudah siap melakukan operasi atau belum. Ada beberapa tahapan operasi bibir sumbing yang sebaiknya diketahui dan dipahami oleh para orang tua. Secara umum, ada tiga tahap dalam pelaksanaan operasi bibir sumbing meliputi tahapan sebelum operasi, tahapan sewaktu operasi, dan tahapan pasca operasi. Berikut adalah ulasan mengenai tahapan operasi bibir sumbing pada bayi:
1. Tahapan sebelum Operasi Bibir Sumbing
Tahapan operasi bibir sumbing yang pertama adalah memastikan kondisi bayi dalam keadaan sehat dan memenuhi aturan untuk dilakukan tindakan operasi. Orang tua harus berusaha agar tidak ada masalah gizi pada bayi. Aturan yang ditetapkan agar bayi dapat menjalani operasi bibir sumbing adalah berat badan bayi sudah lebih dari 10 pon atau sekitar 4 kg – 5kg, usia minimal bayi 10 minggu, kadar hemoglobin (Hb) bayi sudah lebih dari 10 gr %, dan kadar leukosit bayi sudah lebih dari 10.000/ui. Kadar leukosit dalam tubuh bayi tidak boleh lebih tinggi dari batas normal untuk menghindari akibat leukosit tinggi setelah proses operasi. Akan tetapi, perlu juga diperhatikan mengenai bahaya leukosit rendah ketika operasi berlangsung. Semua aturan ini ditujukan agar tidak terjadi komplikasi selama operasi bibir sumbing dilakukan pada bayi.
Selain itu, orang tua juga akan diberikan beberapa penjelasan mengenai perawatan bayi. Misalnya mengenai aturan penggunaan dot bayi, posisi duduk bayi, dan cara merawat bekas luka operasi. Persiapan sebelum operasi juga meliputi pemberian plester non alergenik pada celah bibir. Hal ini ditujukan untuk mencegah pelebaran celah bibir. Jika celah bibir menjadi lebih lebar, maka tindakan operasi akan lebih sulit dilakukan dan hasilnya juga menjadi tidak sempurna. Plester ini harus ditempelkan sampai operasi akan dijalankan. Itulah beberapa hal yang harus dipahami oleh orang tua sebelum operasi bibir sumbing dilakukan. Peran orang tua sangat berperan dalam keberhasilan sebelum pelaksanaan operasi bibir sumbing.
2. Tahapan sewaktu Operasi Bibir Sumbing
Operasi bibir sumbing harus dilakukan ketika tubuh bayi memang benar-benar siap untuk menerima tindakan ini. Keputusan ini hanya dapat diambil oleh dokter ahli bedah yang menangani operasi. Operasi bibir sumbing juga terdiri dari beberapa tahapan berdasarkan area yang dioperasi dan jenis bibir sumbing pada anak. Misalnya tahapan awal dari operasi bibir sumbing ini adalah operasi perbaikan area bibir (labioplasty). Operasi ini dilakukan ketika bayi sudah menginjak usia lebih dari 1 bulan atau ketika bayi mencapai usia 3 bulan. Hal ini dilakukan karena alasan perkembangan pengucapan bahasa bibir pada anak sudah dimulai ketika anak berusia 5 sampai 6 bulan. Jika operasi perbaikan bibir dilakukan pada masa ini, maka masa anak untuk berbicara akan terlambat. Selain itu, koreksi pengucapan juga akan lebih mudah dilakukan jika operasi perbaikan bibir dilakukan lebih awal.
Setelah itu akan ada operasi perbaikan langit-langit (palatoplasty). Operasi ini maksimal dilakukan pada usia anak menginjak 20 bulan. Hal ini ditujukan agar sebelum anak masuk sekolah kemampuan bicaranya sudah seperti anak normal lainnya. Jika operasi ini terlambat dilakukan, biasanya akan muncul akibat suara sengau pada anak. Pada operasi bibir sumbing, akan diberikan sayatan pada kedua sisi sumbing dan dilakukan penjahitan untuk menyatukan kedua sisi tersebut. Tahapan operasi bibir sumbing selanjutnya adalah jika terjadi celah pada gusi. Operasi pada kondisi ini biasanya akan dilakukan ketika anak berusia 8 tahun dan bekerja sama dengan dokter gigi.
3. Tahapan pasca Operasi Bibir Sumbing
Tahapan operasi bibir sumbing tidak hanya berhenti ketika tindakan operasi dilakukan, tetapi meliputi tindakan perawatan pasca operasi bibir sumbing. Pada tahapan ini, peran orang tua kembali diperlukan demi keberhasilan operasi yang telah dilakukan. Setelah operasi, dokter juga akan memberikan sejumlah instruksi kepada orang tua mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta apa saja dampak operasi bibir sumbing yang mungkin muncul. Misalnya mengenai pemberian susu kepada bayi. Dokter akan menyarankan untuk memberikan susu menggunakan sendok atau dot khusus. Melalui dot tersebut, susu yang keluar akan memancar secara optimal, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Posisi ketika minum juga menjadi salah satu yang harus diperhatikan. Bayi disarankan dalam posisi tegak atau agak duduk ketika sedang minum susu. Hal ini untuk menghindari risiko anak tersedak saat minum. Setelah luka jahitan bekas operasi sembuh, orang tua juga perlu berkonsultasi mengenai terapi secara fungsi. Dokter akan memberikan arahan mengenai langkah pencegahan agar suara anak tidak sengau dan proses pengucapan huruf juga berlangsung secara normal. Jika dibutuhkan, anak akan diberikan terapi bicara.
Setiap tahapan operasi bibir sumbing akan berhasil dilakukan jika ada kerja sama yang baik antara orang tua dan pekerja medis. Orang tua harus benar-benar mempersiapkan anak untuk mampu dan siap menerima tindakan operasi. Tindakan operasi juga dipercayakan kepada dokter ahli bedah untuk kasus ini. Itulah beberapa tahapan operasi sumbing yang sebaiknya diketahui dan dipahami oleh para orang tua. Penanganan bibir sumbing pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal dan berdampak positif untuk masa depan anak. Selain itu, akan lebih baik untuk dilakukan pencegahan bibir sumbing ketika masa kehamilan. Salah satu caranya adalah dengan mencukupkan kebutuhan asam folat pada awal kehamilan.