Salah satu kelainan bawaan pada bayi baru lahir adalah kondisi bibir sumbing. Dalam istilah medis, kondisi bibir sumbing ini biasa disebut dengan labioschisis atau cleft lip. Bibir sumbing adalah kondisi dimana terdapat bukaan pada langit-langit mulut. Kondisi bibir sumbing ini terjadi karena pada awal masa kehamilan terjadi ketidaksempurnaan pengembangan struktur wajah. Penyebab bibir sumbing ini sebagian besar masih diyakini berasal dari faktor genetik. Selain itu, paparan zat kimia atau zat-zat berbahaya serta infeksi virus dapat juga menjadi penyebab kondisi bibir sumbing ini. Ada yang juga yang berpendapat bahwa bibir sumbing ini dikarenakan ketika masa kehamilan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung asam folat. Kondisi kelainan bibir sumbing ini bervariasi bergantung pada tingkat keparahan. Berikut adalah jenis bibir sumbing berdasarkan pengelompokkannya:
1. Berdasarkan Organ yang Terlibat
Kondisi bibir sumbing dapat dikategorikan berdasarkan organ yang terlibat. Pada bibir sumbing, ada beberapa organ yang terlibat yaitu bibir, gusi, dan langit-langit mulut. Jika celah sumbing terjadi pada bibir saja biasa dikenal dengan labioskizis. Kondisi bibir sumbing juga dapat terjadi pada gusi atau gnatoskizis. Celah sumbing juga bisa mencapai langit-langit mulut atau biasanya hingga mencapai hidung bayi. Kondisi ini biasa disebut dengan palatoskizis. Bibir sumbing juga dapat terjadi pada lebih dari satu organ yaitu terjadi di bibir dan langit-langit. Kondisi seperti ini biasa dikenal dengan labiopalatoskizis. Setiap kondisi bibir sumbing ini akan mempunyai dampak yang berbeda pada bayi. Dampak awal yang akan dirasakan bayi adalah ketika mereka makan atau menyusu. Bayi dengan kondisi bibir sumbing akan memerlukan dot khusus dan juga posisi makan yang benar agar tidak terjadi anak tersedak.
2. Berdasarkan Celah yang Terbentuk
Jenis bibir sumbing yang terbentuk berdasarkan celah yang terbentuk adalah bibir sumbing unilateral incomplete, bibir sumbing unilateral complete, bibir sumbing bilateral complete, dan celah langit-langit mulut.
- Bibir Sumbing Unilateral Incomplete. Pada bibir sumbing unilateral incomplete, celah sumbing terjadi pada satu bagian bibir serta tidak memanjang sampai ke bagian hidung.
- Bibir Sumbing Unilateral Complete. Jenis bibir sumbing ini hampir mirip dengan bibir sumbing unilateral incomplete yaitu celah hanya terjadi pada satu sisi bibir saja. Perbedaannya, pada jenis bibir sumbing ini celah sumbing hingga mencapai bagian hidung.
- Bibir Sumbing Bilateral Complete. Kondisi bibir sumbing ini adalah yang paling parah dan dapat mengganggu perkembangan bayi. Jenis bibir sumbing ini adalah kondisi dimana celah sumbing terjadi pada kedua bagian bibir bayi dan bahkan mencapai hingga bagian hidung bayi.
- Celah Langit-langit Mulut. Jenis bibir sumbing juga dapat terjadi pada celah langit-langit mulut. Celah pada langit-langit mulut ini menyebabkan adanya ruang terbuka pada saluran pernapasan hidung dan bahkan dapat mencapai kerongkongan.
3. Berdasarkan Sistem Veau
Selain pengelompokan jenis bibir sumbing di atas, ada juga beberapa klasifikasi berdasarkan derajat sumbingnya. Berdasarkan sistem Veau, kondisi sumbing palatum terbagi menjadi empat macam tipe klinis:
- Sumbing palatum kelas I merupakan kondisi sumbing yang terjadi hanya pada palatum lunak.
- Sumbing palatum kelas II adalah kondisi sumbing pada lapatum lunak dan keras, namun hanya pada sebatas palatum sekunder.
- Sumbing palatum kelas III. Kondisi bibir sumbing yang termasuk ke dalam kelas ini meliputi sumbing palatum lengkap dan tidak lengkap.
- Sumbing palatum kelas IV meliputi palatum lunak dan palatum keras di kedua sisi premaksila.
Akan lebih baik untuk melakukan pencegahan bibir sumbing selama masa kehamilan daripada mengatasinya dengan jalan operasi. Kondisi bibir sumbing dapat diatasi dengan jalan operasi. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan anak dari berbagai komplikasi dari kondisi sumbing ini. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada anak penderita bibir sumbing antara lain:
- Bayi susah menyusu. Bayi yang telah lahir harus segera bisa menyusu, baik menyusu secara langsung kepada ibu ataupun melalui dot. Hal ini ditujukan untuk memasukkan sumber makanan ke tubuh bayi. Kondisi bibir sumbing dapat terhambat proses menyusunya bahkan dapat menyebabkan anak tersedak.
- Infeksi Telinga. Bayi bibir sumbing dengan celah pada langit-langit mulut sangat rentan pada risiko berbagai jenis sakit telinga hingga infeksi telinga. Selanjutnya, kondisi ini akan menyebabkan anak menderita gangguan pendengaran misalnya sakit pada telinga.
- Bayi dengan kondisi bibir sumbing juga perlu diwaspadai mengenai pertumbuhan giginya, misalnya adanya risiko gigi bertumpuk. Akan tetapi, hal ini dapat diatasi dengan berkonsultasi bersama dokter gigi untuk mengantisipasi adanya masalah pada pertumbuhan gigi. Sehingga nantinya akan diberikan cara mengatasi gigi bertumpuk pada anak.
- Kemampuan bicara anak juga perlu diperhatikan secara khusus. Kondisi celah pada langit-langit mulut akan berdampak pada suara yang terbentuk dan juga perkembangan bicaranya.
- Dalam jangka panjang, perkembangan emosional anak juga perlu menjadi perhatian. Ketika anak melihat ada yang berbeda pada dirinya dibandingkan dengan teman-temannya, orang tua harus selalu siap memberikan dukungan moral.
Operasi bibir sumbing dapat dilakukan pada bayi yang berusia minimal 3 bulan. Tentunya kondisi dan berat badan bayi harus sesuai dengan standar operasi. Pelaksanaan operasi akan berbeda-beda berdasarkan jenis bibir sumbing yang terjadi pada anak. Misalnya pada kondisi celah di langit-langit mulut, operasi dilakukan ketika bayi minimal berusia 6 bulan. Setiap jenis bibir sumbing akan memerlukan penanganan yang berbeda pula. Untuk itu, sangat perlu berkonsultasi dengan dokter untuk pemantauan kondisi bibir sumbing pada bayi termasuk dampak operasi bibir sumbing ini sendiri.