Apa itu Almitrine?
Almitrine dikenal dalam produk obat yang bernama Duxil adalah stimulan pernafasan. Almitrine membantu jalannya pernafasan dengan bekerja sebagai agonist pheripheral chemoreceptors yang berada pada carotid bodies. Obat ini bekerja dengan meningkatkan tekanan oksigen pada arteri dan menurunkan tekanan karbon dioksida pada arteri untuk pasien dengan kondisi medis yang bernama COPD atau chronic obstructive pulmonary disease.
Jika dibandingkan dengan stimulan pernafasan lainnya, Almitrine memiliki beberapa kelebihan yaitu durasi efeknya yang lebih panjang dan juga minimalnya resiko kontraindikasi. Pada umumnya Almitrine hanya memberikan efek samping seperti sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada lambung.
Obat ini juga digunakan untuk penanganan hipertensi atau tekanan darah tinggi dan juga kondisi lainnya yang tidak disebutkan secara lengkap disini. Selain itu, Almitrine juga digunakan untuk kondisi medis seperti berikut :
- Acute exacerbation of hypoxic coadaptation
- Chronic respiratory failure in hypoxic load
- Respiratory depression paska anastesi
- Respiratory depression paska overdosis obat
Almitrine sendiri sering dikombinasikan penggunaannya bersama dengan Raubasin. Kombinasi obat ini berfungsi sebagai salah satu obat alternatif untuk penyakit demensia. Beberapa studi telah menyebutkan bahwa Almitrine + Raubasine adalah terapi yang baik untuk penanganan penyakit cerebral yang berkaitan dengan usia dan sebagai rehabilitias fungsional paska stroke.
Banyaknya studi klinis telah dilakukan berkaitan dengan kombinasi obat Almitrine dan Raubasine di Perancis dan kebanyakan kota di Eropa, yang mengkonfirmasi nilai dan kegunaan dari obat ini pada situasi yang telah dijelaskan sebelumnya. Almitrine dan Raubasine secara signifikan telah dibuktikan dapat meningkatkan symptomatology dan berstatus superior terhadap plasebo, khususnya pada kasus vaskular.
Kontraindikasi dan Hal-hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Menggunakan Obat Almitrine
Untuk meminimalisir kontraindikasi, sebelum minum Almitrine, informasikan pada dokter mengenai hal-hal berikut ini :
- Apabila anda sedang hamil, berencana untuk hamil atau sedang menyusui
- Apabila anda memiliki alergi dengan substasi Almitrine, sebaiknya tidak dilanjutkan. Riwayat alergi yang pernah anda alami selain Almitrine juga sebaiknya didiskusikan ke tenaga medis yang bersangkutan.
- Pemakaian Almitrine pada lansia tidak direkomendasikan
- Pemakaian Almitrine pada anak-anak tidak direkomendasikan
- Apabila anda memiliki riwayat medis hepatic failure atau hepatic disease
- Apabila anda memiliki riwayat medis restrictive lung disease
- Apabila anda memiliki riwayat medis penyakit jantung
- Apabila anda memiliki riwayat medis penyakit liver
Interaksi Obat Almitrine dengan Obat Lain
Interaksi obat dapat merubah mekanisme kerja obat itu sendiri dan meningkatkan resiko efek samping yang lebih serius. Buatlah daftar obat apa saja yang sedang anda konsumsi baik dengan atau tanpa resep dokter, termasuk obat-obatan herbal, vitamin dan suplemen. Jangan memulai, memberhentikan atau mengganti dosis obat-obatan apapun tanpa persetujuan dokter.
Prosedur Minum dan Ukuran Dosis Obat Almitrine
Pemberian dosis oleh dokter akan berbeda-beda pada setiap orang. Banyak faktor dan pertimbangan seperti riwayat medis, usia dan jenis kelamin yang dapat mempengaruhi jumlah pemberian dosis pada pasien yang bersangkutan.
Pada umumnya, jumlah dosis Almitrine yang diberikan pada orang dewasa adalah 50 -100 mg per hari dibagi dalam 2 dosis. Obat ini dapat diberikan secara oral atau diberikan dengan cara intravenous atau suntikan ke dalam pembuluh darah vena. Untuk dosis suntikan orang dewasa adalah 3mg/kg/hari, dalam 2 atau 3 kali pembagian dosis.
Pasien yang memiliki kondisi hepatic disease akan diberikan pemeriksaan yang lebih mendetail dan berkala. Studi terbaik menyebutkan untuk mendapatkan manfaat pemakaian Almitrine pada pasien dengan kondisi hepatic disease tanpa menyebabkan akumulasi racun di dalam tubuh adalah dengan pemakaian secara intermitten, hal ini akan meminimalisir terjadinya akumulasi obat di dalam tubuh daripada pemakaian secara berkelanjutan.
Apa yang terjadi jika overdosis obat Almitrine?
Apabila terjadi overdosis Almitrine, segera datangi unit gawat darurat terdekat dan sebaiknya membawa obat-obatan, vitamin, herbal yang sedang dikonsumsi oleh pasien untuk memudahkan diagnosa dokter.
Apabila ada dosis yang terlewat maka sesegera mungkin konsumsi dosis tersebut, namun jika sudah mendekati waktu konsumsi dosis selanjutnya maka jangan menambah jumlah dosis.
Bagaimana cara penyimpanan obat Almitrine?
- Simpan di tempat yang jauh dari jangkauan hewan dan anak-anak.
- Jangan terkena sinar matahari langsung dan jangan disimpan di tempat yang lembab seperti lemari kamar mandi.
- Tempatkan pada suhu ruangan.
- Jika tablet berubah warna maka segera kembalikan ke apotik yang memberi anda Almitrine.
- Sangat tidak dianjurkan untuk membuang obat yang sudah kadaluarsa atau tidak terpakai lagi di saluran pembuangan atau toilet karena untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan.
- Sisa obat apapun yang anda miliki sebaiknya diberikan kembali ke farmasi untuk dibantu pembuangannya secara tepat.
Efek Samping Obat Almitrine
Pada dasarnya, semua jenis obat memiliki resiko efek samping bagi penggunanya. Namun demikian, efek samping tidak semerta-merta akan dirasakan seluruh pengguna dan masing-masing orang mungkin merasakan efek samping yang berbeda-beda dengan tingkat yang berbeda-beda pula. Beberapa efek samping yang termasuk ke dalam kategori butuh penanganan medis dengan cepat adalah sebagai berikut :
- Peripheral neuropathy
Kondisi yang berkaitan dengan fungsi saraf. Neuropati perifer termasuk gangguan dan kelainan dalam semua sara selain yang ada di otak dan urat saraf tulang belakang. Efek samping neuropati perifer sangat jarang ditemukan, namun apabila anda merasakan hal ini segera hubungi dokter karena bisa berakibat komplikasi fatal di masa mendatang.
- Hyperventilation
Hiperventilasi adalah kondisi adanya perubahan frekuensi nafas yang kita alami ketika kita sedang panik atau cemas. Biasanya nafas kita akan semakin cepat dan lebih dalam dan udara yang masuk ke dalam paru akan lebih banyak dan anda tidak dapat menghentikannya.
- Hypocapnia
Hipocapnia dikenal juga dengan sebutan hypocarbia, adalah kondisi dimana jumlah karbon dioksida di dalam tubuh menurun dikarenakan pernafasan kita yang semakin cepat dan lebih dalam (hiperventilasi).
Efek samping lainnya yang mungkin terjadi, namun masih dalam koridor normal adalah sebagai berikut (segera hubungi dokter apabila gejala yang disebutkan di bawah ini tidak segera menghilang dalam beberapa hari dan mengganggu aktifitas pekerjaan anda sehari-hari):
- Vertigo
- Rasa kantuk berlebihan
- Merasa lebih mudah marah
- Mual dan muntah
- Rasa cemas atau anxiety
- Dyspepnia – Dyspepnia adalah kondisi dimana kita tidak bisa bernafas atau kita merasa tidak ada cukup udara untuk kita bernafas. Kesulitan bernafas bisa menjadi salah satu gejala adanya masalah pada tubuh anda dan sering dikaitkan dengan penyakit jantung atau penyakit paru-paru. Namun demikian, dyspepnia dapat terjadi paska anda melakukan olahraga dengan intensitas tinggi.
- Palpitation – Kondisi dimana kita merasa datuk jantung kita berdetak dengan sangat cepat, berdebar lebih daripada biasanya dan terasa pada leher, tenggorokan atau dada.
- Insomnia
- Turun berat badan
- Rasa terbakar dan kemerahan pada beberapa bagian tubuh
- Epigastric pain – Epigastric pain adalah rasa nyeri atau ketidaknyamanan yang dirasakan tepat di bawah tulang rusuk di daerah atas perut. Seringnya rasa nyeri ini terjadi bersamaan dengan timbulnya masalah pada sistem pencernaan. Gejala lain epigastric pain dapat berupa heartburn, bloating dan banyaknya gas di dalam lambung.
- Tekanan intracranial yang meningkat
- GI disturbance
- Rasa berat secara mental dan fisik
Makanan atau alkohol tidak boleh digunakan bersama dengan obat-obatan tertentu karena dapat menyebabkan dampak interaksi obat. Terutama pada alkohol dan tembakau, sangat dianjurkan untuk menghentikan konsumsi selama melakukan terapi Almitrine. Selain terjadinya reaksi interaksi, alkohol dan tembakau dapat meningkatkan resiko efek samping dan mengurangi absorpsi yang seharusnya terjadi di dalam tubuh.
Konsultasikan kepada dokter mengenai gaya hidup anda sebelum terapi dan bagaimana saran dokter agar pengobatan ini dapat dilaksanakan dengan efektif dari segi waktu dan tenaga. Begitu juga tentang penggunaan dan kebiasaan jenis makanan yang harus dihindari.