Fucidin Cream merupakan obat krim produksi Leo Laboratories Limited dan digunakan secara topikal. Fucidin Cream mengandung eksipien yang terdiri atas butilhidroksianisol, setil alkohol, dan kalium sorbat. Eksipien ini seringkali mengakibatkan reaksi kulit lokal (contoh: dermatitis kontak dengan penyebab dermatitis akibat reaksi kekebalan yang tertunda dan gejala dermatitis berupa ruam merah).
Butil hidroksi anisol (BHA) mengakibatkan iritasi terhadap mata dan membran mukosa, berupa ruam merah yang gatal. Setil alkohol dan kalium karbonat dapat mengakibatkan ruam gatal yang panas dan bengkak saat krim dioleskan (seperti dermatitis kontak). Fucidin Cream sebaiknya digunakan secara hati-hati saat dioleskan di sekitar mata.
Kandungan dan Indikasi (Farmakologi) Fucidin
Fucidin Cream tergolong obat antibiotik yang mengandung asam fusidat dengan mekanisme kerja membunuh bakteri penyebab infeksi. Fucidin diindikasikan untuk terapi sistemik, terkait pengobatan infeksi primer dan sekunder pada kulit yang disebabkan oleh strain Staphylococcus aureus, Streptococcus spp, dan Corynebacterium minutissimum. Infeksi primer pada kulit yang dimaksud adalah impetigo, folikulitis, paronikia, dan eritrema, dan untuk infeksi sekunder pada kulit mencakup dermatitis eksematoid, dermatitis kontak, dan luka yang terinfeksi.
Farmakologis
Farmakodinamik
- Asam fusidat dan bentuk garamnya menunjukkan aktivitas yang cukup baik pada permukaan kulit, serta memiliki kelarutan yang baik pada air dan lemak, sehingga mampu berpenetrasi pada kulit yang utuh.
Farmakokinetik
- Studi in vitro menunjukkan bahwa asam fusidat dapat berpenetrasi ke dalam kulit manusia. Tingkat penetrasi bergantung pada beberapa faktor seperti durasi paparan dan kondisi kulit. Asam fusidat pada umumnya diekskresikan melalui empedu dan sedikit diekskresikan melalui urine.
Posologi
- Lesi tertutup – dioleskan 3 hingga 4 kali sehari
- Lesi terbuka – dioleskan lebih sedikit dibandingkan lesi tertutup
Umumnya pengobatan dilakukan selama 2 minggu. Tanyakan kepada dokter apabila durasi penggunaan obat perlu dilakukan lebih lama. Olesi krim pada area kulit yang terinfeksi. Namun, apabila luka ditutupi dengan perban, frekuensi penggunaan obat akan berkurang. Apabila setelah penggunaan obat selama 7 hari, kondisi tidak membaik, maka sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter.
Perhatian Khusus
Resisten bakteri terhadap Staphylococcus aureus dilaporkan terjadi saat penggunaan Fucidin secara topikal. Penggunaan bersamaan dengan antibiotik akan meningkatkan risiko resisten antibiotik dan sensitisasi kontak.
Kontraindikasi
Obat ini dikontraindikasikan bagi pasien yang mengalami hipersensitivitas terhadap zat aktif atau eksipien yang terdapat pada Fucidin Cream.
Fertilisasi, Kehamilan, dan Laktasi
Kehamilan
- Hingga sejauh ini, tidak ada efek terhadap kehamilan, karena paparan sistemik terhadap asam fusidat yang diaplikasikan secara topikal dapat diabaikan.
Menyusui
- Hingga saat ini, belum ada studi yang menunjukkan efek terhadap bayi yang baru lahir yang sedang menyusui. Bahkan, Fucidin dapat diaplikasikan secara topikal pada payudara ibu yang sedang menyusui.
Fertilita
- Hingga saat ini belum ada studi klinis terkait Fucidin yang diaplikasikan secara topikal pada ibu yang melahirkan.
Efek samping yang Tidak Diinginkan
Efek samping yang sering dilaporkan adalah reaksi kulit seperti pruritus, ruam, eksema, kulit kemerahan, bengkak pada area kelopak mata. Adapun efek samping yang jarang terjadi adalah gatal (penyebab kaki gatal bergantung pada jenis penyakit yang diderita) atau ruam, nyeri, rasa tertusuk, dan rasa panas pada area yang dioleskan.
Bagaimana Cara Menyimpan Fucidin Cream
- Simpan obat di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak
- Hindari penyimpanan krim pada suhu di atas 30°C
- Hindari penggunaan krim apabila masa daluwarsa telah lewat.
- Tube sebaiknya dibuang setelah 28 hari dibuka. Catat tanggal saat tube pertama kali dibuka
- Obat sebaiknya tidak dibuang melalui saluran air limbah rumah tangga