Droxefa termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.
Komposisi
- Droxefa merupakan obat berbentuk kapsul yang mengandung 500 mg sefadroksil
Indikasi
Droxefa merupakan antibiotik yang digunakan untuk manangani berbagai infeksi bakteri, antara lain infeksi pada saluran pernapasan (faringitis, tonsilitis), infeksi kulit karena bakteri, infeksi saluran kencing, serta dapat digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi pada saat tindakan operasi pada rongga mulut atau saluran napas atas.
Mekanisme Kerja Obat
Sefadroksil yang terkandung dalam Droxefa merupakan salah satu antibiotik golongan sefalosporin, sefadroksil bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel pada bakteri sehingga bakteri. Jika bakteri tidak mampu membuat dinding sel, maka bagian dalam selnya menjadi tidak terlindungi dan bakteri maka bakteri akan menjadi lebih mudah mati atau lebih mudah dikalahkan oleh sistem imun kita.
Dosis dan Cara Penggunaan
- Dosis Droxefa untuk faringitis dan tonsilitis: 500 mg setiap 12 jam selama 10 hari
- Dosis Droxefa untuk infeksi kulit: 500 mg setiap 12 jam
- Dosis Droxefa untuk infeksi saluran kencing: 1 g setiap 12 jam
- Dosis Droxefa untuk pencegahan infeksi pada saat tindakan operasi: 2 g yang diberikan 1 jam sebelum tindakan operasi
- Droxefa sebaiknya dikonsumsi sesudah makan
- Telanlah kapsul Droxefa dengan bantuan sedikit air dalam keadaan utuh (jangan dibuka cangkang kapsulnya)
Kontraindikasi
Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Droxefa:
- Hipersensitif (alergi) terhadap antibiotik golongan sefalosporin
Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui
- Sefadroksil yang terkandung di dalam Droxefa termasuk ke dalam kategori B, yaitu obat yang cukup aman untuk digunakan oleh ibu hamil
- Sefadroksil yang terkandung di dalam Droxefa didistribusikan oleh tubuh ke dalam ASI, konsultasikanlah dengan dokter jika Anda sedang dalam masa menyusui saat menerima resep berisi Droxefa atau obat lainnya yang mengandung sefadroksil
Efek Samping
Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Droxefa:
Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Droxefa. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Droxefa, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.
Interaksi Obat
Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Droxefa:
- Droxefa dapat menurunkan efek vaksin BCG (vaksin untuk TBC), vaksin kolera dan vaksin tifoid jika vaksinasi dilakukan saat masih menggunakan Droxefa
- Droxefa dapat menurunkan efek kontrasepsi oral, seperti estrogen terkonjugasi, estradiol, estropipate, etinilestradiol, mestranol, konsultasikanlah dengan dokter mengenai perlu tidaknya menggunakan kontrasepsi tambahan
- Droxefa dapat meningkatkan efek digoksin jika digunakan secara bersamaan
- Obat-obat berikut dapat mengalami peningkatan efek jika digunakan bersamaan dengan Droxefa: mikofenolat, probenesid, temocillin, ticarcillin
Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa pemakai obat tersebut bersamaan dengan Droxefa tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda.
Jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Droxefa, dokter atau apoteker mungkin akan menginstruksikan pemberian jeda waktu antara pemberian Droxefa dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.
Perhatian
- Jangan memulai atau mengulangi pengobatan dengan menggunakan Droxefa tanpa menggunakan resep dokter
- Jangan mengubah dosis Droxefa yang telah diresepkan oleh dokter
- Habiskan Droxefa yang telah diresepkan untuk Anda. Jika Anda tidak menghabiskannya, bakteri yang menginfeksi Anda dapat mengembangkan resistensi (kekebalan) terhadap sefadroksil dan tidak terbasmi secara tuntas
- Droxefa adalah antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk infeksi bakteri dan tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus seperti influenza
- Perlu dilakukan penyesuaian dosis (penurunan dosis) jika Droxefa akan digunakan oleh pasien yang memiliki penyakit ginjal parah
- Jangan menggunakan Droxefa lebih lama dari waktu yang ditentukan oleh dokter karena penggunaan Droxefa dalam jangka panjang berpotensi menimbulkan terjadinya infeksi sekunder (infeksi yang diakibatkan oleh mikroba lain, bisa berupa bakteri atau jamur lain, bukan mikroba yang pertama kali menginfeksi)
- Jika Anda lupa mengkonsumsi Droxefa, segeralah mengkonsumsinya jika jadwal minum obat berikutnya tidak terlalu dekat. Jika jadwal minum obat selanjut nya sudah dekat, lewatkan dosis yang terlewat dan minumlah Droxefa pada waktu minum obat berikutnya dengan dosis normal (jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat)
- Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah menghabiskan Droxefa yang telah diresepkan, segeralah kembali memeriksakan diri ke dokter
- Sebelum mengkonsumsi Droxefa atau obat apapun, selalu perhatikan kondisi obatnya, jika Anda melihat ada perubahan warna (misalnya terdapat bercak-bercak warna pada kapsul) atau kapsul yang terlihat meleleh, jangan gunakan obat tersebut dan segera tanyakan kepada apoteker mengenai apa yang harus Anda lakukan.
- Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa Droxefa atau obat apapun yang akan Anda konsumsi, pastikan obat tersebut belum melewati tanggal kadaluwarsanya
- Simpanlah Droxefa pada suhu kamar di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak