Atracurium Besylate DBl adalah obat yang mengandung bahan aktif berupa atrakurium dan asam benzena sulfonat untuk mengatur/menjaga kadar pH menjadi 3,2 sampai 3,7. Sebagai pengobatan ekstra anestesi umum, DBL digunakan untuk memudahkan intubasi endotrakeal dan memberikan relaksasi otot rangka pada waktu pra dan selama operasi. Atracurium biasanya digunakan bersamaan dengan anestesi umum untuk membantu penggunaan ventilator mekanis.
Obat ini bekerja dengan cara menghalangi acetylcholine yang merupakan salah satu unsur kimiawi tubuh. Acetylcholine adalah unsur yang terlibat dalam kontraksi otot. Obat ini tersusun oleh unsur veratrylisoquinolinium benzenesulfonate, 2-(2-Carboxyethyl)-1,2,3,4-tetrahydro-6,7-dimethoxy-2-methyl-1-, dan pentamethylene ester.
Pada tahun 1980-an sebuah invensi untuk obat relaksan otot, obat tersebut adalah vecuronium dan atracurium, invensi ini menciptakan perubahan besar-besaran terhadap penggunaan obat secara medis yang efeknya tidak terlalu berpengaruh terhadap fungsi ginjal, obat-obat penemuan itu menghasilkan obat dapat berproses lebih awal dan dapat lebih cepat bereaksi, masa pemulihan pasca operasi lebih cepat, dan tersedia obat-obatan antagonis yang lebih bervariasi. Perlu juga menjadi informasi yang perlu diketahui mengenai kelainan otot pada manusia agar dapat disesuaikan dengan tindakan medis yang akan dilakukan.
Secara farmakologi relaksan otot adalah memberikade transmisi impuls saraf pada koneksi saraf-otot (neuromuscular junction). Jika dilihat dari prosedur kerjanya, obat relaksan otot dikategorikan menjadi dua jenis yaitu pelumpuh otot depolarisasi dan non-depolarisasi. Penggunaan klinis pelumpuh otot dalam bidang anestesiologi adalah menciptakan sedemikian rupa suatu kondisi relaksasi otot untuk memfasilitasi intubasi endotrakeal dan lebih memudahkan kerja operator selama dilakukan anestesi umum.
Dosis 2xED95 direkomendasikan untuk membantu proses intubasi endotrakea. Pelumpuh otot tidak bersifat mendepresi saraf pusat dan tidak memiliki sifat analgesik serta tidak menyebabkan timbulnya jenis kelainan saraf. Penggunaan relaksan otot selain di ruang pembedahan juga diaplikasikan pada perawatan pasien yang membutuhkan pertolongan yang sifatnya berupa ventilasi mekanik di ruang gawat darurat.
Fungsi Obat
Fungsi dari obat atracurium besylate dbl ini antara lain adalah :
- sebagai obat untuk proses intubasi endotrakeal (pemasangan tabung ke dalam trakea (tenggorokan) untuk mengontrol jalan pernapasan tetap terbuka pada pasien yang sedang tidak sadar atau tidak bisa bernapas sendiri) tindakan intubasi ini tidak menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan dan memberikan relaksasi pada otot selama menjalankan operasi.
- Dalam tindakan medis intubasi acapkali dilakukan oleh seorang ahli anestesiologi dan merupakan tindakan prosedural dalam rangka mengontrol jalan pernafasan yang definitif terhadap pasien-pasien di unit gawat darurat maupun unit perawatan intensif. Banyak terjadi kasus yang memerlukan tindakan intubasi yang berada dalam kondisi yang tidak/kurang optimal, tidak ko-operatif, lambung penuh, tidak stabil, dan pasien-pasien kritis lainnya. Pada kondisi-kondisi tersebut diperlukan suatu tindakan yang dinamakan intubasi sekuensi cepat RSI (Rapid Sequence Intubation).
- RSI merupakan suatu metode yang mana obat sedatif/induksi dan obat pelumpuh otot diberikan secara cepat untuk memfasilitasi intubasi indotrakeal. Tujuannya untuk memudahkan tindakan intubasi emergensi dan dari segi keamanan lebih dapat dipertanggungjawabkan, dengan begitu diharapkan dapat meningkatkan angka keberhasilan intubasi dan meminimalisir terjadinya komplikasi terhadap tindakan intubasi itu sendiri.
Poin-poin yang harus diperhatikan dalam tindakan RSI adalah mencegah aspirasi pneumonia dan mencegah respon peningkatan tekanan darah sistolik, , pengeluaran katekolamin plasma, frekuensi jantung, kenaikan tekanan intrakranial dan tekanan intraokular.
Dosis Pemakaian
Penggunaan Obat DBL hanya diberikan secara intravena atau suntikan/injeksi. DBL Atracurium Besylate tidak boleh disuntikkan melalui intramuskular karena hal ini dapat menyebabkan iritasi pada jaringan dan belum ada petunjuk secara klinis untuk pemberian injeksi melalui intramuskular. Penggunaan stimulator saraf perifer direkomendasikan untuk memantau dan mengontrol secara akurat tingkat relaksasi otot dan meminimalkan kemungkinan terjadinya overdosis pada pasien selama dilakukannya pengobatan anestesi.
Dosis bolus (gumpalan berbentuk bola makanan yang bercampur dengan air liur dan siap menuju kerongkongan) digunakan untuk proses intubasi, dosis atrakurium besylate (DBL) yang dipakai sebanyak 0,4 sampai 0,5 mg /kg, diberikan sebagai injeksi intravena. Dosis ini biasanya diberikan untuk awal-awal pengobatan dan biasanya dosis ini umum diberikan untuk pasien. Obat ini bisa di simpan di lemari pendingin dengan suhu antara 2 dan 8 ° C. Obat DBL disimpan dan harus terlindungi dari cahaya. Obat ini tidak mengandung unsur gluten, laktosa, sukrosa, dan tartrazine atau jenis pewarna lainnya.
Petunjuk Penggunaan Obat
Dianjurkan untuk berkonsultasi kepada dokter atau rumah sakit apabila pasien menderita beberapa hal berikut ini sebelum menggunakan DBL :
- Penderita myasthenia gravis atau penyakit saraf lainnya
- Tidak diperkenankan bagi penderita asma ( tips olahraga yang dapat menyembuhkan penyakit asma)
- Penderita penyakit hati
- Penderita gangguan ginjal
- Penderita gangguan liver
Mekanisme Kerja Obat
Efek atracurium sebagaimana umumnya obat-obat relaksan otot non-depolarisasi yang lainnya yaitu :
- bersifat reseptor kolinergik prasinaps dan paskasinaps. Berdasarkan penelitian atracurium juga berefek pada blokade otot saraf secara langsung dengan mempengaruhi aliran ion melalui jalur reseptor kolinergik nikotinik. Hasil dari penelitian juga ditemukan bahwa sekitar 82% atracurium terikat dengan plasma protein yang utama adalah protein albumin. Fungsi albumin salah satunya adalah merupakan saluran pembagian nutrisi dan hormon di dalam tubuh. Atracurium didesain untuk didegradasi secara spontanin vivo (eliminasi Hoffman) pada temperatur tubuh dan pH normal.
- Atracurium lebih larut dalam air jika diberikan garam iodide besylate dan dapat menjaga pH larutan diantara 3.25–3.65 untuk meminimalisir reduksi in vitro spontan. Oleh karena persediaan komersial yang memiliki pH yang rendah, atracurium sebaiknya tidak dicampur dengan obat-obat yang bersifat alkali seperti barbiturat atau cairan infus yang alkalis. Terpaparnya/tercemarnya atracurium terhadap larutan alkali sebelum masuk ke sirkulasi secara teoritis akan mengakibatkan kerusakan dini pada obat. Potensi atracurium yang disimpan di temperatur ruangan akan menurun sekitar 5% setiap 30 hari.
- Obat DBL diberikan dengan cara disuntikkan/injeksi melalui intravena atau infus ( melalui ‘tetesan’ ke pembuluh darah melalui tangan ). Obat DBL bekerja dengan cara memblokade neuro muskular, maksimal umumnya dicapai sekitar 3 sampai 5 menit setelah dilakukan tindakan injeksi. Tindakan medis ini menghasilkan blokade neuro muskular selama kurang lebih sekitar 20 sampai 35 menit.
- Pemulihan awal umumnya tercapai dengan persentase sekitar 25 % yang membutuhkan waktu sekitar 35 sampai 45 menit setelah tindakan medis, dan pemulihan lengkap biasanya tercapai dalam waktu 60 sampai 70 menit setelah tindakan. Atracurium dengan dosis (0,4 sampai 0,5 mg / kg) dapat digunakan untuk intubasi jika diberikan sebelum pemberian terapi inhalasi. Untuk mengurangi bahaya mikrobiologi, gunakan sesegera mungkin setelah obat diencerkan.
Kerja pelumpuh otot yang tidak kuat akan menyebabkan pita suara tidak terbuka sempurna, peningkatan resiko terkena efek samping tindakan intubasi itu sendiri bahkan dapat menyebabkan cedera laring, pita suara, kesulitan intubasi dan menyebabkan suara menjadi serak paska dilakukan operasi. dan cara menghilangkan suara serak salah satunya adalah meminum obat yang bersifat anti inflamasi.
Efek Samping
Penggunaaan obat DBL dapat menyebabkan hal-hal seperti berikut :
- Penderita yang alergi terhadap obat-obatan yang mengandung bahan atrakurium besylate (DBL), obat-obatan yang mengandung asam benzena sulfonat dan obat-obatan relaksan otot lainnya. Reaksi alergi yang bisa terjadi seperti ruam pada kulit, kesulitan bernapas, dan pembengkakan pada lidah atau bibir
- Muncul gatal-gatal, pada khasus ini cara mengobati gatal-gatal di seluruh tubuh adalah dengan menghentikan penggunaan DBL
- Terjadi iritasi pada sekitar kulit bekas injeksi
- Kelemahan Otot
- terjadi gangguan sistem pernapasan
- Terjadi bronkospasme
- Mempengaruhi sistem kardiovaskular
- Ibu menyusui (pemberian ASI)
Kontra Indikasi Obat
Beberapa obat apabila dikombinasikan dengan Atracurium (DBL) bisa menyebabkan disfungsi pada obat DBL termasuk di dalamnya antara lain:
- Obat Antibiotik
- Obat jantung (antara lain beta blocker seperti propranolol atau calcium channel blocker seperti verapamil)
- Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati aritmia (misalnya obat procainamide atau obat lignokain)
- obat fluida (cair) (misalnya frusemida dan tiazida)
- obat tekanan darah
- magnesium sulfat
- obat yang biasa digunakan untuk pengobatan depresi (perlu diketahui juga perbedaan depresi dan gangguan bipolar) atau psikosis (misalnya litium atau klorpromazin)
- obat yang biasa untuk pengobatan sakit malaria (misalnya kina atau klorokuin)
- kortikosteroid (misprednisolon)
- obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati penyakit epilepsi (misalnya karbamazepin atau fenitoin)
- Obat kortikosteroid (misalnya obat prednisolon)
Hindari penggunaan obat-obatan di atas untuk sementara waktu (selama mengkonsumsi DBL) sebelum mendapatkan informasi/petunjuk lebih lanjut dari dokter tentang obat-obatan tersebut.