Antipres – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Antipres termasuk ke dalam golongan obat antidepresan, merupakan keras sehingga hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter. Antipres tersedia dalam bentuk sediaan tablet salut selaput (film-coated) dosis 50 mg.

Komposisi

Setiap tablet Antipres mengandung 50 mg sertralin. Sertralin termasuk obat antidepresan golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor / Penghambatan Ambilan Kembali Serotonin yang Selektif).

Indikasi

Antipres diindikasikan untuk pengobatan:

  1. Depresi
  2. Gangguan obsesif kompulsif (OCD / Obsessive-Compulsive Disorder)
  3. Gangguan panik (Panic Disorder)
  4. Gangguan stres pasca trauma (PTSD / Posttraumatic Stress Disorder)
  5. Fobia sosial (Social Anxiety Disorder)

Mekanisme Kerja Obat

Berbagai kondisi yang diindikasikan untuk Antipres di atas diketahui dapat terjadi akibat kurangnya neurotransmitter serotonin di dalam otak. Neurotransmitter adalah suatu senyawa kimia yang berperan sebagai pembawa pesan dalam penghantaran impuls antar sel saraf, terdapat berbagai jenis neurotransmitter di dalam otak antara lain serotonin, norepinefrin, dopamin, dll. Neurotransmitter berada di dalam vesikel (semacam kantong) yang berada di ujung akson (perpanjangan sel saraf yang berfungsi menghantarkan impuls dari badan sel saraf ke sel saraf lain).

Neurotransmitter akan dikeluarkan ke celah sinaps (celah sinaps adalah pertemuan antara akson suatu sel saraf dengan dendrit sel saraf lain. Jika akson adalah perpanjangan sel saraf yang berfungsi menghantarkan impuls ke sel saraf lain, maka dendrit adalah perpanjangan sel saraf yang berfungsi menerima impuls dari sel saraf lain. Ukuran dendrit lebih pendek daripada akson). Di celah sinaps ini, neurotransmitter akan berikatan dengan reseptor spesifiknya di dendrit sehingga impuls dapat terhantarkan.

Setelah itu, neurotransmitter akan diambil kembali oleh akson tempat asalnya untuk digunakan kembali kemudian atau untuk didegradasi oleh enzim. Sertralin bekerja sebagai SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor / Penghambat Ambilan Kembali Serotonin yang Selektif) yang mencegah akson mengambil kembali serotonin dari celah sinaps sehingga serotonin dapat terus berikatan dengan reseptornya di dendrit. Jadi, sertralin memang tidak meningkatkan produksi serotonin di otak, namun sertralin menjaga agar serotonin tetap berada di celah sinaps untuk waktu yang lebih lama.

Dosis dan Cara Pemberian

  • Depresi, OCD: 50 mg/hari, dosis dapat ditingkatkan 25 mg dalam interval 1 minggu namun dosisnya tidak boleh melebihi 200 mg/hari
  • Gangguan panik, PTSD, fobia sosial: 25 mg/hari, dosis dapat ditingkatkan 25 mg dalam interval 1 minggu namun dosisnya tidak boleh melebihi 200 mg/hari
  • Tablet Antipres diminum dengan bantuan sedikit air dalam kondisi utuh (tidak boleh dihancurkan, digerus atau dikunyah)
  • Sebaiknya Antipres diminum setelah makan karena absorpsinya di saluran cerna akan meningkat dengan adanya makanan

Kontraindikasi

Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan mengkonsumsi Antipres:

  • Hipersensitif terhadap sertralin
  • Sedang menggunakan obat golongan MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor). Obat yang termasuk golongan MAOI antara lain: moklobemid, fenelzin, isokarboksazid

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Antipres, persentase yang tercantum di dalam tanda kurung adalah persentase pasien yang mengalami efek samping tersebut setealh menggunakan Antipres:

  1. Diare (13-24%)
  2. Mual (13-30%)
  3. Sakit kepala (20-25%)
  4. Insomnia (12-28%)
  5. Gangguan ejakulasi (7-19%)
  6. Merasa pusing (6-17%)
  7. Mengantuk (2-15%)
  8. Mulut kering (6-16%)
  9. Merasa lelah (10-16%)
  10. Badan gemetar (1-6%)
  11. Anoreksia (5-10%)
  12. Impotensi / disfungsi seksual (5-10%)
  13. Muntah (4%)
  14. Konstipasi / sembelit (5-8%)
  15. Berkeringat secara berlebih (<1%)

Tidak semua pasien yang menggunakan Antipres akan mengalami efek samping di atas, namun jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang sudah disebutkan di atas maupun efek samping berupa gejala lainnya setelah menggunakan Antipres, segeralah mengkonsultasikannya kepada dokter dan/atau apoteker untuk segera ditindaklanjuti.

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Sertralin termasuk ke dalam kategori C bagi ibu hamil, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil jika manfaat yang didapat lebih besar daripada risiko efek negatifnya yang mungkin muncul. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengkonsumsi sertralin pada masa kehamilan berisiko lebih besar mengalami hipertensi paru persisten
  • Sertralin didistribusikan oleh tubuh ke dalam ASI sehingga penggunaannya oleh ibu menyusui sebaiknya dihindari

Interaksi Obat

Berikut ini adalah obat-obatan dan makanan yang dapat menimbulkan interaksi obat jika digunakan bersamaan dengan Antipres:

  1. Obat-obatan berikut dapat mengalami peningkatan efek atau kadarnya dalam darah jika diberikan bersamaan dengan sertralin karena sertralin dapat menghambat metabolisme obat tersebut oleh hati sehingga obat bertahan lebih lama di dalam tubuh: eliglustat, flibanserin, lomitapide, pimozide, thioridazine, axitinib, bosutinib, cobimetinib, duloksetin, fentanil, fluoksetin, fluvoksamin, paroksetin, warfarin, haloperidol, tamsulosin
  2. Obat-obatan berikut dapat meningkatkan jumlah serotonin sama seperti sertralin sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom serotonin: isokarboksazid, fenelzin, procarbazine, selegiline, tranilsipromin, alfentanil, amitriptilin, amoxapine, buspirone, sitalopram, klomipramin, siklobenzaprin, desipramin, devenlafaksin, dekstrometorfan, dolasetron, dosulepin, doksepin, duloksetin, escitalopram, fentanil, fluoksetin, fluvoksamin, granisetron, imipramin, linezolid, meperidine, metilen blue, metoklopramid, morfin, ondansetron, paroksetin
  3. Jika kodein diberikan bersamaan dengan sertralin akan menurunkan efek kodein karena sertralin dapat meningkatkan laju metabolisme kodein oleh hati
  4. Obat-obatan berikut akan menurunkan efek sertralin karena dapat mempercepat laju metabolisme sertralin oleh hati: efavirenz, nevirapine
  5. Pemberian obat-obat berikut bersamaan dengan sertralin dapat saling meningkatkan toksisitas kedua obat tersebut: aspirin, diklofenak, ibuprofen, ketoprofen, indometasin, ketorolak, asam mefenamat, sulfasalazin
  6. Pemberian apixaban bersamaan dengan sertralin dapat meningkatkan efek antikoagulasi apixaban karena sertralin juga memiliki efek sebagai antikoagulan
  7. Pemberian metformin dengan sertralin secara bersamaan dapat meningkatkan efek metformin karena sertralin juga memiliki efek dapat menurunkan kadar glukosa darah
  8. Pemberian ivacaftor bersamaan dengan sertralin dapat meningkatkan efek sertralin dengan mempengaruhi protein transporter
  9. Meflokuin dapat meningkatkan toksisitas sertralin jika digunakan secara bersamaan
  10. Sertralin dapat meningkatkan toksisitas silostazol dika diberikan secara bersamaan
  11. Buah anggur dapat meningkatkan efek sertralin jika dikonsumsi secara bersamaan karena anggur daoat menurunkan laju metabolisme sertralin oleh hati
  12. Konsumsi teh hijau bersamaan dengan sertralin dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan

Selalu konsultasikan dengan dokter/apoteker mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan untuk memastikan bahwa pemakaian obat tersebut bersamaan dengan Antipres tidak akan menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan dari interaksi obat. Jika ternyata kedua obat tersebut tidak bisa digunakan secara bersamaan, dokter mungkin akan menyarankan penggantian salah satu obat dengan obat lain atau penurunan dosis salah satu obat.

Perhatian

  1. Jangan pernah memulai, mengulang atau menghentikan pengobatan dengan Antipres tanpa resep dari dokter karena penggunaan dan dosis obat harus disesuaikan dengan kondisi pasien yang perlu diperiksa dan dinilai dengan seksama
  2. Jangan mengubah dosis Antipres yang telah diresepkan oleh dokter
  3. Untuk memberikan hasil yang maksimal, usahakan untuk meminum Antipres pada waktu yang sama setiap harinya
  4. Jika Anda terlupa meminum Antipres, segeralah minum obatnya jika jadwal minum obat berikutnya belum terlalu dekat. Jika jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, minumlah obat pada jadwal minum berikutnya dengan dosis normal (jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat)
  5. Antipres tidak boleh digunakan oleh anak-anak yang berusia di bawah 6 tahun
  6. Pada uji klinik jangka pendek, pemberian sertralin terhadap pasien depresi yang berusia <24 tahun dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri pada masa-masa awal pengobatan, oleh karena itu perlu dilakukan pengawasan secara ketat untuk pasien dengan kriteria tersebut
  7. Waspadai terjadinya sindrom serotonin, yaitu kumpulan gejala yang timbul akibat rangsangan dari serotonin yang terlalu banyak, gejalanya meliputi: demam (yang bisa mencapai 410C), badan gemetar, tremor, berkeringat secara berlebih, pelebaran pupil dan diare. Jika Anda merasakan gejala-gejala tersebut, segeralah pergi ke dokter
  8. Jangan gunakan Antipres bersamaan dengan obat antidepresan golongan MAOI (Monoamine Oxidase Inhibitor) misalnya moklobemid, fenelzin, isokarboksazid. Anda baru bisa memulai terapi menggunakan Antipres setelah berhenti menggunakan MAOI selama 14 hari atau Anda baru bisa menggunakan MAOI setelah berhenti menggunakan Antipres selama 14 hari
  9. Penggunaan Antipres dapat menghasilkan hasil positif-palsu pada uji benzodiazepin menggunakan urin
  10. Jika pengobatan menggunakan Antipres akan dihentikan, jangan langsung menghentikannya secara sekaligus, tapi lakukanlah penurunan dosis sedikit demi sedikit sampai akhirnya pengobatan dihentikan
  11. Penghentian pengobatan dengan Antipres secara sekaligus dapat menimbulkan gejala putus obat (withdrawal syndrome) seperti mual, berkeringat secara berlebih, mudah marah, lemas, merasa cemas, hipomania, tinnitus, kejang dan insomnia
fbWhatsappTwitterLinkedIn