Aluvial merupakan jenis obat yang biasa digunakan dalam pengobatan penyakit tanda tanda HIV/ AIDS, tanda tanda infeksi saluran kemih, infeksi bakteri mata, penyakit demam berbintik dan kondisi lainnya yang mempengaruhi imun tubuh pada seseorang. Obat ini memiliki kombinasi dengan jenis obat lain yang penggunaanya untuk mengobati penyakit AIDS. Zat aktif yang terkandung di dalam obat aluvia adalah Lopinavir dan ritonavir, kemasan obat ini biasanya tersedia dalam bentuk tablet.
Sekilas mengenai zat aktif yang terkandung di dalam obat aluvia
Produk dari obat aluvia mengandung dua kombinasi dari zat aktif yang disebut lopinavir dan ritonavir. Fungsi dari obat ini digunakan untuk mengendalikan penyakit HIV dan mengurangi kadar yang terdapat dalam tubuh pasien, sehingga imun tubuhnya dapat bekerja jauh lebih baik lagi. Dengan penggunaan obat ini dapat mencegah terjadinya komplikasi dari infeksi baru atupun kanker agar kualitas hidup pasien dapat terjaga dengan baik. Zat aktif lopinavir dan ritonavir juga bertugas sebagai inhibitor protase HIV. Cara kerja ritonavir sendiri membantu peningkatan kadar zat lopinavir sehingga dari kedua zat aktif tersebut dapat bekerja secara bersama untuk mengandalikan infeksi HIV.
Sebenarnya jenis obat ini bukanlah obat HIV akan tetapi pengguanaannya dengan tujuan mencegah penyebaran virus yang terjadi pada pasien HIV ke orang lain yang ada disekitarnya. Agar mendapatkan hasil yang maksimal pasien bisa mengikuti beberapa petunjuk, diantraanya:
- Pasien sebaiknya mengkonsumsi secara teratur obat HIV yang sudah diberikan oleh dokter secara teratur
- Menggunakan kontrasepsi yang efektif apabila melakukan aktivitas seksual
- Jangan berbagi barang seperti jarum, pisau cukur, sikat gigi, jarum suntik yang kemungkinan sudah terkena darah ataupun cairan tubuh pasien, sehingga dapat mencegah penularan penyakit ini pada orang lain.
Cara kerja obat lopinavir dan ritonavir
Sebaiknya dalam menggunakan obat ini ikuti aturan dan petunjuk yang telah diberikan oleh dokter, menelan obat ini secara langsung akan lebih baik daripada mengunyah atau menghancurka obat di dalam mulut. Pastikan sebelumnya anda berkonsultasi mengenai jenis obat lain yang sedang anda konsumsi pada dokter anda. Untuk dosis yang diberikan untuk anak-anak biasanya berdasarkan umur dan berat badan serta tinggi badan. Penggunaan obat ini tidak dianjurkan untuk anak dibawah 18 tahun. Obat ini dapat menghambat virus pertumbuhan pada partkikel dan dapat mencegah penyebaran virus dalam tubuh.
Interaksi obat.
Apabila anda akan berencana mengkonsumsi obat ini bersamaan dengan jenis produk obat lain, sebaiknya beritahu terlebih dahulu pada dokter karena ada jenis obat yang penggunaanya dilakukan bersamaan denga jenis obat lain, viamin maupun suplemen herbal akan mengakibatkan resiko dan efek samping dan obat tersebut tidak dapat bekerja dengan baik, untuk itu beritahu dokter mengenai informsi tersebut agar dokter dapat memberi dosis, dan mencegah interaksi yang terjadi dalam penggunaan obat ini, obat ini dapat berinteraksi pada jenis obat dan kandungan tertentu diantaranya:
- Amiodarone
- Amlodipine
- Apixaban
- Astemizole
- Atorvastatin
- Avanafil
Fungsi obat:
- Penanganan pada pasien HIV
- Demam berbintik
- Infeksi bakteri mata
- tanda tanda Infeksi saluran kemih
- Gejala HIV Aids
Hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan obat aluvia:
Ada baiknya sebelum menggunakan obat ini anda melakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter dan memberikan informasi mengenai kondisi kesehatan anda, serta riwayat penyakit yang anda miliki, karena ada beberepa jenis obat yang dalam penggunaannya pada kondisi kesehatan tertentu akan mengakibatkan tubuh kebal akan manfaat yang diberikan obat tersebut, sehingga obat tersebut tidak akan berfungsi dengan baik. Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum menggunakan obat aluvia adalah:
- Bagi pasien yang memiliki penyakit gejala hemofilia dan pankreas hati sebaiknya melakukan konsultasi terlebih dahulu seblum menggunakan obat ini
- Obat ini sebaiknya jangan diberikan pada ibu hamil, berencana hamil maupun ibu menyusui
- Sebaiknya lebih behati-hati bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit gejala kolesterol meningkat tinggi, hemofilia atau kelainan pendarahan
- Bagi pasien yang memiliki riwayat penyakit masalah ginjal, masalah hati, masalah pankreas, gejala penyakit gula darah diabetes kalium, magnesium,tekanan darah rendah, gagal jantung kongestif, diabetes dan detak jantung tridak teratur sebaiknya lebih berhati-hati dalam menggunakan obat ini.
- Obat ini sebaiknya tidak digunakan pada pasien anak-anak
- Peringatan untuk pasien dengan gejala glukosa monitor, lipid dan asam urat.
Dosis obat aluvia
Obat ini dapat diminum sesudah makan maupun sebelum makan, akan tetapi lebih dianjurkan dalam mengkonsumsi obat ini sesuadah makan agar perut tidak terasa perih. Berikut dosis yang dapat diberikan pada beberapa jenis penyakit
- Untuk pasien yang menderita HIV bisa diberikan dosis sebanyak 400mg + 100mg, bisa diminum setiap 12 jam sekali, atau sehari 2 kali, ada pembagian dosis aluvia yang dibagi menjaadi beberapa dosis yaitu 200mg +50mg yang berarati anda harus meminum 2 tablet dalam 2 kali sehari atau bisa juga 100mg +25 mg diminum sebanyak dua kali dalam sehari, khusus untuk pasien anak-anak.
- Apabila pengunaannya bersamaan dengan efavirenc, nevirapine, ampulrenavir dosis bisa ditingkatkan menjadi 500mg ritonavir + 125mg atau sebanyak 2 tablet dalam sehari diminum sebanyak 2 kali.
Indeks penggunaan obat pada wanita hamil
FDA atau badan pengawas obat dan makanan amerika serikat mengkatagorikan obat aluvia pada kategori C,a dimana penelitian yang dilakukan pada reproduksi hewan dapat membahayakan janin, namun belum ada penelitian khusus yang ditemukan pada manusia, obat ini bisa diguakan pada ibu hamil jika obat tersebut manfaatnya akan lebih besar dibanding dengan resiko yang akan diberikan nantinya. Untuk wanita yang sedang menyusui dan terkena infeksi HIV sebaiknya berhenti dan menghindari menyusui bayi, agar si kecil tidak terular virus tersebut.
Efek samping
Setiap jenis obat apapun biasanya memiliki efek samping apabila penggunaanya tidak sesuai dengan anjuran maupun resep yang diberikan oleh dokter, untuk itu sebaiknya sebelum menggunakan obat ini lakukan konsultasi terlebih dahulu pada dokter agar dapat mencegah efek samping tertentu. Data tersebut memang bukanlah data yang komperensif, meskipun memungkikan akan tetapi jarang terjadi. Berikut efek samping pada obat aluvia.
- Perut membesar
- Nyeri abdomen
- Buang air besar tidak normal
- Diare
- Gejala Dispepsia
- Disfagia
- Perut terasa kembung
- Sering sakit kepala
- Insomnia (gangguan tidur)
- Penurunan libido
- Gejala Depresi
- Gangguan vaskuler
- Anoreksia geriatri
- Penurunan berat badan
- Ruam pada kulit
- Mual dan muntah
- Infeksi saluran pernafasan (sesak nafas)
- Rambut rontok
- Gangguan fungsi hati
- Mata menguning
- Kegelisahan
- Kelelahan
- Disfungsi seksual
- Gangguan siklus haid
- Alergi
Kontraindikasi
- Sebaiknya bagi pasien yang memiliki hipersensitivitas terhadap kandungan lopinavir dan ritonavir jangan menggunakan obat ini.
- Jika anda mengalami efek seperti gatal pada kulit, kemerahan pada kulit, pembengkakan dan kesulitan bernafas sebaiknya hentikan penggunaan obat ini.
- Obat ini dapat meningkatkan resiko pendarahan untuk itu jangan memberikannya pada pasien gejala hemofilia.
- Harap berhati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit jantung seperti gejala aritmia jantung, denyut jantung tidak teratur dalam menggunakan obat ini.
- Harap berhati-hati pada pasien dengan riwayat penyakit pankreas karena biasanya akan mengami beberapa gejala seperti sakit perut, mual dan muntah maka itu sebaiknya hubungi dokter untuk meminimalisir keadaan yang lebih parah.
- Harap berhati-hati dalam penggunaan nya pada pasien gejala penyakit gula darah (diabetes) karena akan mengubah kadar gula pada pasien.
- Dapat menyebabkan kondisi yang biasa disebut punuk berbau, hal ini terrjadi akibat akumulasi lemak yang ada pada punggung dan belakang leher.