Afucid – Fungsi Obat – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Afucid Obat Apa?

Afucid adalah obat dalam kategori antibiotik yang mengandung asam fusidat. Antibiotik ini berasal dari jamur Fusidium coccineum serta dapat juga di ekstrak dari kapang Ramannianus dan Isaria Kogana. Antibiotik adalah senyawa alami maupun sintetis yang memiliki fungsi merusak metabolisme dan fisiologis mikroorganisme, dalam hal ini bertujuan untuk menekan pertumbuhan bakteri. Baik bakteri gram positif maupun bakteri gram negatif.

Sebelum membahas fungsi antibiotik  ini, sebaiknya dipahami dulu bahwa obat ini termasuk dalam salah satu jenis obat dalam pengawasan doker dan apoteker. Sehingga, penggunaannya harus hati-hati. Karena jika salah pemakaian, dapat menyebabkan resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik sendiri sangat berbahaya, karena dampak yang ditimbulkannya bisa menjadi fatal akibat kebalnya bakteri yang menginfeksi.

Sehingga, bakteri dapat tumbuh semakin kuat dan tidak terkendali, membuat kondisi penderita semakin memburuk. Bahkan, dalam beberapa kasus, malah menimbulkan komplikasi dan kematian. Jadi, harus sangat berhati-hati dan konsultasi dengan dokter atau apoteker dalam menggunakannya. Agar terhindar dari bahaya antibiotik tanpa resep dokter.

Fungsi Obat

Asam fusidat ini pada dasarnya berfungsi untuk mengobati infeksi oleh bakteri gram positif seperti Streptococcus, Staphylococcus, Corynebacterium dan beberapa Clostridium. Berikut penjelasan singkat mengenai bakteri-bakteri tersebut.

  • Bakteri Streptococcus 

Merupakan bakteri yang dapat menular lewat sentuhan, cairan tubuh dan udara bebas. Bakteri ini dapat dikelompokkan dalam Strep A, Strep B, Strep C dan Strep G. Strep A dapat menyebabkan sinusitis, radang tenggorokan, infeksi impetigo, infeksi telinga dan scarlet fever. Namun, jika seseorang yang memiliki daya tahan tubuh rendah, kemudian terserang bakteri Strep A ini, infeksi yang ditimbulkannya bisa jauh lebih mengerikan. Seperti, pneumonia, meningitis, dan yang lainnya.

Sedangkan Strep B, dapat menyebabkan keguguran, bayi meninggal dalam kandungan, gangguan fungsi otak, gangguan fungsi panca indra dan yang lainnya. Demikian juga dengan Strep C dan Strep G yang dapat                            menyebabkan gangguan dalam sistem peredaran darah, infeksi tulang, dan yang lainnya.

  • Bakteri Staphylococcus

Bakteri ini dapat menyebabkan pneumonia, impetigo, mastitis, furunkel, folikulitis, karbunkel, hidradengitis, endokarditis, keracunan makanan, osteomielitis, sindrom rejat toksik, atritis septic dan sindrom kulit terbakar.

  • Bakteri Corynebacterium

Bakteri dari kelompok ini yang sedang menjadi pembicaraan luas adalah spesies Corynebacterium diptheriae yang menyebabkan penyakit difteri. Baru-baru ini penyakit tersebut kembali mewabah di sejumlah daerah dan sempat menimbulkan keresahan publik. Karena bakteri ini mampu menyebabkan gangguan pernafasan, gagal jantung, neuritis purifier sehingga tidak mampu mengkoordinasi anggota gerak, kelumpumpuhan dan membuat gagal ginjal.

  • Bakteri Clostridium

Bakteri ini dapat menyebabkan diare, perut kembung, gagal ginjal, tetanus dan lainnya. Dari pembahasan jenis bakteri yang dapat diobati dengan asam fusidic ini, Afucid sendiri diperuntukkan untuk mengobati abses,impetigo kontagiosum, folikulitis superfisial, furunkulosis, sikosis barbae, hidradenitis aksilaris, paronikia, aritrasma. Berikut penjelasan singkat mengenai beberapa penyakit yang dapat diobati oleh Afucid,

  • Abses. Abses dapat diartikan sebagai penumpukan nanah di suatu tempat pada tubuh. Nanah ini berasal dari sisa peperangan leukosit melawan bakteri dan terkumpul dalam satu tempat. Contohnya pada payudara yang biasa disebut dengan mastitis, jerawat  dan lainnya.
  • Impetigo Kontagiosum. Impetigo Kontagiosum adalah penyakit kulit yang menimbulkan rasa sakit, rasa gatal, kemerahan dan setelah pecah mengeluarkan cairan. Setelah itu menjadi berkerak kuning atau coklat.
  • Folikulitis Superfisial. Penyakit ini terjadi karena folikl rambut terinfeksi dan dapat menyebabkan rambut rontok, kulit merah dan meradang, rasa gatal dan nyeri, kulit melepuh dan ketika pecah berkerak. Sedangkan infeksi lebih lanjut dapat menyebabkan bisul parah.
  • Furunkulosis. Furunkulosis lebih dikenal dengan sebutan bisul. Rasanya yang nyeri, meradang dan berwarna kemarahan penuh timbunan nanah.
  • Sikosis Barbae. Penyakit ini terjadi karena adanya infeksi di kulit dan biasa muncul di daerah dagu. Ditandai dengan kemunculan pustula di folikel rambut janggut. Sehingga tampak seperti jerawat parah dalam jumlah banyak. 
  • Hidradenitis Aksilaris. Sebuah benjolan yang sering muncul di daerah ketiak, selangkangan, bawah payudara wanita atau pantat. Rasa gatal dan nyeri yang ditimbulkan masih harus diperparah dengan nanah yang muncul. Selain itu muncul jaringan parut yang parah dengan kondisi yang selalu basah.
  • Paronikia. Penyakit ini lebih dikenal dengan nama cantengan. Ditandai dengan infeksi kulit yang berada dekat dengan kuku, kemudian meradang dan bernanah. Rasanya nyeri dan dalam kasus yang serius dapat menyebabkan kehilangan kuku.
  • Aritrasma. Kemunculan penyakit ini ditandai dengan ruam merah yang biasanya ada di daerah lipatan tubuh, seperti ketiak, paha dan lainnya.

Dosis Penggunaan

Sebelum menggunakan Afucid, harus selalu konsultasi dengan tenaga medis ahli. Sehingga, dosis pemberian tepat. Mengingat dampak resistensi yang mengancam dan efek minum obat dosis tinggi yang dapat beresiko over dosis (dalam beberapa kasus, dokter memang sengaja memberikan resep over dosis dengan berbagai pertimbangan, seperti kondisi fisiologis salah satu organ yang rusak dan pertimbangan lainnya).

Jadi, sebelum memberikan dosis obat perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:

  1. Bentuk sediaan obat.
  2. Dampak alergi antibiotik, karena beberapa orang memiliki reaksi alergi terhadap suatu jenis antibiotik. Untuk lebih jelas dapat dipahami informasi tentang jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya, agar terhindar dari kesalahan pemberian antibiotik.
  3. Pertimbangkan kondisi ibu hamil, karena dalam trisemester terakhir ketika menggunakan obat ini menambah kemungkinan kernikterus.
  4. Sebaiknya periksa kondisi pasien, apakah memiliki gangguan fungsi hati, fungsi ginjal dan darah. Karena penggunaan obat ini dalam jangka panjang meningkatkan resiko penyakit tersebut.
  5. Digunakan untuk penyakit dengan serangan bakteri gram positif, bukan virus maupun jamur. Oleh karena itu, wajib diperiksa lebih lanjut penyebab penyakitnya sebelum penggunaan Afucid. Karena terdapat perbedaan sakit karena virus dan bakteri yang wajib kita ketahui.
  6. Kondisi dan riwayat penyakit pasien.

Jika sudah memperhatikan hal-hal yang disebutkan di atas, mulailah memperhatikan takaran dan ketentuan dosis pemberian. Adapun ketentuan dosis penggunaan Afucid adalah diberikan sebanyak tiga hingga empat kali dalam sehari, di atas bagian tubuh yang terinfeksi. Namun, jika dibalut dengan kasa steril, pemberian bisa lebih jarang dan dilakukan paling tidak selama tujuh hari berturut-turut. Jangan mengabaikan dosis penggunaan tersebut, agar tidak over dosis. Namun, jika lalai dan terlanjur over dosis, sebaiknya pahami cara menetralisir over dosis obat. Sehingga tidak menimbulkan dampak yang terlalu berbahaya.

Efek samping

Meski memiliki indikasi sebagai obat infeksi pada kulit, dalam penggunaannya, Afucid ini juga dapat menjadi penyebab alergi kulit lainnya. Efek samping yang didapat berupa ruam pada kulit, uritkaria (gatal-gatal, bidur, kaligata) dan iritasi pada kulit.

Oleh karena itu, untuk meminimalisir efek samping yang mungkin ditimbulkan, sebaiknya jaga kebersihan bagian yang terinfeksi dengan cara membersihkan secara teratur menggunakan peralatan steril dan tentu saja dalam kondisi tangan yang bersih.

Kontra Indikasi

kontra indikasi adalah hal-hal yang dapat berdampak buruk jika mengonsumsi obat ini. Baik kontra indikasi relatif maupun kontra indikasi berat, semuanya harus dipatuhi dan diperhatikan sebelum memutuskan untuk menggunakan suatu obat.

Untuk Afucid, kontra indikasinya adalah infeksi karena aktifitas organisme yang tidak sensitif terhadap antibiotik jenis asam fusidic. Dalam hal ini, dikhususkan kepada spesies Pseudomonas aeruginosa. Karena, spesies ini termasuk dalam bakteri gram negatif dan bekerja dengan cara memanfaatkan kerusakan sistem pertahanan inang untuk mulai menginfeksi.

Demikian penjelasan mengenai Afucid, melalui pemaparan tentang pengertian apa itu Afucid, fungsinya, dosis penggunaan hingga efek samping dan kontra indikasi. Diharapkan mampu memberikan informasi secara lengkap untuk menghindari kesalahan pemakaian dan bahaya resistensi antibiotik. Karena, Afucid ini masuk dalam daftar antibiotik dalam bentuk sediaan topikal (salep) dan bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit kulit yang ditimbulkan dari infeksi bakteri gram positif.

fbWhatsappTwitterLinkedIn