6 Pencegahan Keracunan Makanan Teruji Paling Ampuh

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Keracunan makanan sudah menjadi salah satu momok buat masyarakat. Lebih dari 2 juta kasus per tahun terjadi di Indonesia. Maraknya kasus keracunan makanan yang terjadi membuktikan tingkat pertumbuhan kesehatan masyarakat justru berbanding terbalik dengan kemajuan peradaban dan teknologi saat ini. Semakin mengkhawatirkan dan harus lebih berwaspada. Mengingat pencemaran lingkungan di mana-mana sehingga peluang makanan terkontaminasi akan lebih besar. Dan juga gaya hidup masyarakat yang buruk (jarang berjalan kaki, bersepeda, dll) karena semakin dimudahkan dengan kehadiran teknologi membuat ketahanan tubuhnya melemah.

Mungkin yang dulunya dapat dengan bebas makan apa pun di mana pun. Sekarang, walaupun semakin dimanjakan dengan perkembangan kuliner yang cukup menjamur dan menyediakan cita rasa makanan yang enak, masyarakat harus lebih memperhatikan kebersihan tempat makan dan kondisi makanan tersebut. Kebersihan saat pengolahan makanan di rumah juga perlu diperhatikan. Berikut cara Pencegahan Keracunan Makanan yang mungkin dapat memperkecil peluang keracunan makanan.

  1. Menjaga kebersihan

Kebersihan merupakan poin penting untuk Pencegahan Keracunan Makanan. Menjaga kebersihan dapat menghindarkan makanan Anda tercemar mikroorganisme jahat. Perhatikan poin yang perlu diperhatikan ketika Anda berada dirumah.

  • Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang daging mentah dan setelah selesai memasak dengan menggunakan sabun dan air hangat (jika diperlukan).
  • Mencuci peralatan masak dan makan dengan sabun cuci piring, terutama alat bekas daging mentah. Usahakan alat potong dan talenan untuk daging mentah dan sayuran dibedakan.
  • Lap meja dapur, wastafel dan sekitar dapur dengan semprot anti bakteri (pembersih dapur) dan cuci lap lantai dapur, serbet, spons cuci piring secara berkala. Pastikan dapur dalam keadaan bersih sebelum dan setelah digunakan.
  • Jika Anda atau keluarga mengalami keracunan makanan (diare, disentri, dll), tidak diperbolehkan menyiapkan makanan untuk yang lain karena penyakitnya dapat menular.
  1. Penyimpanan makanan secara tertutup dan terpisah

Cara menyimpan makanan juga perlu diperhatikan. Terutama makanan yang berada di dalam kulkas. Begitu banyak makanan matang, bahan mentah dan minuman disimpan di sana. Hal di bawah ini perlu Anda ingat.

  • Pisahkan penyimpanan makanan matang dengan bahan mentah, seperti daging dan makanan laut. Usahakan tidak berada pada rak yang sama.
  • Tempatkan makanan di wadah yang tertutup rapi. Ini untuk menghindari bakteri berpindah ke makanan lain.
  • Selalu cek apakah makanan atau minuman yang akan disimpan lagi setelah dibuka, diperbolehkan atau tidak. Untuk menghindari Anda menyimpan makanan atau minuman yang sudah tidak layak. Berbahaya untuk anak-anak.
  1. Teknik memasak yang tepat

Mengolah bahan makanan dengan tepat juga menentukan keselamatan Anda dari keracunan makanan. Dikarenakan mikroorganisme jahat dapat tetap hidup dalam makanan yang Anda sajikan apabila tidak diolah dengan benar. Bedakan cara memasak dengan jenis makanannya.

  • Daging ayam dan babi wajib untuk dimasak secara matang luar maupun dalam. Tidak boleh sampai masih terlihat warna pink atau kemerahan dibagian dalamnya.
  • Daging sapi dan kambing masih diperbolehkan untuk dimasak tidak sampai matang luar dalam, asal daging sebelumnya dalam keadaan segar dan disipakan secara higienis. Namun jika ragu, sebaiknya masak sampai matang keseluruhan. Masak dengan suhu yang tepat agar panas meresap sampai ke dalam daging.
  • Ikan dan makanan laut dimasak sesuai tingkat kesegarannya. Semakin lama terpapar udara atau mati, maka semakin lama juga proses pemasakannya.
  1. Penyimpanan makanan dengan suhu yang sesuai

Pengaturan suhu dalam hal penyimpanan makanan ini tidak boleh diabaikan. Mengingat bakteri, virus, parasit, dan jamur dapat bertahan hidup dan optimal perkembangbiakannya pada suhu tertentu. Maka dari itu, perlu untuk mengetahui suhu yang pas untuk setiap makanan yang akan Anda simpan.

  • Pastikan kulkas Anda diatur dengan suhu antara suhu 0 sampai 5 Celcius. Jangan melebihi suhu tersebut karena bakteri, virus, parasit, dan jamur tidak dapat bertahan hidup pada suhu itu. Sehingga makanan Anda akan terjaga kesegarannya selama dalam penyimpanan.
  • Periksa dulu aturan suhu penyimpanan pada kemasan makanan atau minuman yang akan Anda simpan.
  • Makanan matang yang berlebih harus segera didinginkan atau disimpan di dalam kulkas. Setidaknya dua jam setelah makanan dikonsumsi.
  1. Penggunaan air bersih dan bahan makanan segar

Air bersih adalah hal yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa air bersih mungkin tidak ada kehidupan yang layak. Hampir semua aspek kebutuhan memerlukan keberadaan air bersih. Terutama untuk organ dalam tubuh, begitu juga dengan makanan yang segar. Berikut hal yang perlu Anda perhatikan untuk pencegahan.

  • Penggunaan air bersih untuk memasak ataupun minum sangat dianjurkan. Memastikan proses pengolahan air bersih di rumah secara benar dapat menghindarkan Anda dari mikroorganisme jahat yang berada pada air. Salah satunya bakteri salmonella penyebab penyakit tifus. Masak air minum sampai mendidih. Paling tidak dibiarkan pada posisi mendidih selama 5 menit sebelum dimatikan.
  • Bahan makanan yang Anda gunakan juga harus dipastikan dalam kondisi segar. Perubahan warna pada daging, ayam, dan ikan mempengaruhi tingkat kesegarannya.
  • Pastikan tanggal kadaluarsa setiap makanan atau minuman pada kemasan sebelum Anda membelinya. Dan jangan ragu untuk membuang makanan atau minuman yang telah kadaluarsa.
  • Apabila makanan Anda telah lebih dulu berjamur sebelum masa kadaluarsanya, potonglah minimal 1 inchi disekitar daerah yang berjamur. Buang bagian berjamur tersebut. Namun, ini hanya berlaku untuk makanan padat atau keras. Untuk makanan lunak tidak diperbolehkan.

6. Mengenali kondisi fisik Anda dan orang di sekitar Anda 

Pencegahan terhadap keracunan makanan akan semakin efektif lagi apabila Anda dapat mengenali kondisi diri Anda maupun orang yang berada disekitar Anda. Karena selain mengetahui faktor penyebab keracunan makanan, faktor kondisi fisik manusia yang berisiko mengalaminya juga perlu diperhatikan untuk pencegahan. Jika tidak, akibat keracunan makanan akan menghantui Anda ataupun keluarga. Berikut adalah orang-orang yang rentan terhadap serangan mikroorganisme jahat.

  • Orang yang menderita penyakit kronis

Apabila Anda atau orang di sekeliling Anda sedang menghidap sebuah penyakit, maka sebaiknya harus lebih berhati-hati lagi dalam pengolahan maupun pemilihan makanan. Penyakit seperti diabetes, AIDS, gangguan fungsi hati, radang usus, epilepsi serta menjalani kemoterapi, steroid dan terapi radiasi pada penyakit kanker bisa menurunkan respons sistem kekebalan tubuh seseorang yang menyebabkan seseorang mudah keracunan makanan.

  • Wanita hamil

Apabila Anda atau istri Anda sedang dalam masa kehamilan, jauhi makanan siap saji dan lebih apik lagi dalam menyediakan makanan untuk Anda/istri dan si calon bayi. Perubahan metabolisme dan sirkulasi semasa hamil akan meningkatkan risiko keracunan makanan. Reaksi yang terjadi akan lebih serius pada masa ini. Meski jarang terjadi, bayi bisa turut mengalami sakit.

  • Bayi dan anak-anak

Bayi dan anak-anak memiliki risiko keracunan makanan lebih besar karena pada masa ini mereka belum memiliki sistem kekebalan tubuh yang berkembang dan cukup kuat dalam melawan mikroorganisme jahat.

  • Orang lanjut usia

Bagi Anda yang lebih memasuki yang sudah lanjut, mulailah untuk mengurangi konsumsi makanan instan dan lebih menjaga kebersihan makanan Anda. Sistem kekebalan tubuh mungkin tidak mampu merespons dengan cepat dan secara efektif terhadap organisme yang menginfeksi ketika seseorang telah memasuki usia senja.

Setelah mengetahui cara pencegahan dan macam-macam kondisi fisik yang berisiko terkena keracunan makanan, diharapkan Anda mulai dari sekarang lebih memperhatikan kondisi keluarga Anda dan mulai dengan gaya hidup bersih setiap harinya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn