Bolehkah Minum Kopi Setelah Melahirkan? Ini Penjelasan dan Tipsnya Bagi Anda !

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kopi pada dasarnya banyak digemari, tak hanya oleh pria tapi juga oleh wanita. Bahkan beberapa orang setuju bahwa pasti ada yang kurang apabila sehari saja tak meminumnya. Namun bagi para wanita setelah melahirkan, apakah boleh minum kopi karena masih dalam masa menyusui? Anda para wanita yang suka dengan kopi harus tahu boleh tidaknya sesudah melahirkan minum kopi.

Bolehkah minum kopi setelah melahirkan dan pada masa menyusui?

Kopi yang membawa kandungan kafein rupanya boleh-boleh saja untuk para wanita pasca melahirkan mengonsumsinya. Namun, asupan kopi pun harus diperhatikan supaya tidak menjadi berlebihan. Penting untuk Anda tahu bahwa kafein dapat masuk ke aliran darah di mana kadarnya walau tak lebih dari 1 persen berpotensi masuk pada ASI.

Sebetulnya, bukan hanya kopi saja sumber kafein yang perlu Anda batasi selama menyusui, tapi juga obat-obatan tertentu, minuman berenergi, soda, teh hingga coklat yang nikmat. Berikut ini adalah daftar risiko bahaya dari minum kopi setelah melahirkan atau dalam masa menyusui yang perlu diwaspadai:

Selain berdampak kurang baik bagi kesehatan sang ibu menyusui, dampak pada bayi pun juga bisa terjadi. Berikut ini adalah bahaya dari asupan kafein dari kopi berlebihan oleh sang ibu terhadap kesehatan sang buah hati yang tengah menyusu.

  • Terjadi akumulasi kafein di dalam tubuh bayi.
  • Tubuh bayi melemah.
  • Bayi mengalami diare.
  • Bayi muntah.
  • Bayi mengalami susah tidur sama seperti efek yang didapat sang ibu.
  • Bayi sering rewel.
  • Bayi sering gelisah.

Walau Anda sudah melahirkan dan kafein yang Anda asup tak langsung diasup oleh sang bayi, pada waktu setelah melahirkan atau pada masa menyusui, ASI tetap dapat terkontaminasi dengan kafein. Si kecil pun bisa saja tetap mengasupnya melalui ASI yang ia minum sehingga jika asupannya terlalu banyak justru bisa memengaruhi kesehatannya.

Tubuh bayi dengan usia kurang dari 9 bulan organ hati dan ginjalnya masih belum sempurna karena masih dalam masa pertumbuhan. Setelah memasuki usia 9 bulan, tubuh si kecil baru bisa menjalankan fungsi proses pembuangan kafein sama halnya dengan tubuh orang dewasa.

Tips Konsumsi Kafein Setelah Melahirkan

Seorang wanita penggemar kopi perlu tahu betul bagaimana seharusnya mengonsumsi kopi dan kafein pasca melahirkan dan pada masa menyusui agar tidak berpengaruh buruk bagi kondisi kesehatan diri sendiri maupun bayinya.

  • Tidak mengasup kafein lebih dari 300 mg/hari, termasuk dari kopi.
  • Minum kopi maksimal secangkir sehari sebab jika sampai 2 atau 3 cangkir, kemungkinan masalah kesehatan dan gangguan suasana hati bisa terjadi.
  • Ketahui bahwa kadar kafein pada secangkir kopi saring adalah sekitar 140 mg.
  • Ketahui bahwa kadar kafein pada secangkir kopi instan adalah sekitar 100 mg.
  • Tak hanya kafein dari kopi yang Anda perlu waspadai, tapi juga kafein pada minuman energi, coklat, dan minuman bersoda.
  • Daripada mengasup kopi, para wanita yang sedang menyusui bisa mengonsumsi lebih banyak air putih demi mencegah dehidrasi, teh herbal, dan jus buah tapi tidak lebih dari 150 ml setiap harinya.
  • Jika ingin lebih aman, kopi dan teh tanpa kandungan kafein bisa Anda pilih untuk konsumsi.

Jadi, bolehkah minum kopi setelah melahirkan? Wanita setelah melahirkan dan pada waktu menyusui boleh-boleh saja minum kopi, namun tentunya harus memerhatikan seberapa takaran yang tepat supaya tak terlalu berlebihan dan malah membahayakan si kecil. Meski Anda yang meminumnya, kafein tetap bisa tercampur dengan ASI yang dikonsumsi si kecil.

Jika Anda benar-benar khawatir bahwa si kecil bisa terkena dampak buruk kafein, maka daripada takut dan ragu, Anda bisa menghindari kopi berkafein sama sekali. Sebagai alternatif substitusinya, kopi dan teh tanpa kafein bisa jadi pilihan, teh herbal atau bahkan jus buah sesuai selera. Pastikan bahwa tubuh Anda dan si kecil tetap sehat dengan mengonsumsi minuman dan makanan bernutrisi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn