Apa itu emboli paru? Emboli paru merupakan gangguan yang terjadi pada sistem pernapasan yaitu paru-paru di mana pembuluh darah yang ada di paru-paru terhalang. Kondisi tersebut terjadi karena adanya pembekuan darah pada pembuluh darah yang pada awalnya terbentuk pada ekstrimitas bawah dan melintas melalui paru-paru. Kebanyakan emboli paru sering dianggap sebagai gejala penyakit yang tidak serius karena penyumbatan hanya melibatkan pembuluh-pembuluh darah yang kecil. Akan tetapi, emboli paru juga bisa terjadi pada pembuluh darah yang besar, jika hal tersebut terjadi bisa saja menyebabkan kematian pada pasien. Untuk itulah emboli paru harus ditangani secara serius karena bisa menyebabkan kondisi yang fatal.
Dalam dunia medis, emboli paru juga sering disebut dengan pulmonary embolism. Hal tersebut didasarkan pada kondisi penderita embolisme paru di mana pembuluh darah yang mengalami penyumbatan adalah arteri pulmonalis, yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung menuju paru-paru. Biasanya materi yang menyumbat arteri pulmonalis adalah gumpalan darah yang berasal dari kaki. Pada kondisi yang parah, gumpalan atau bekuan darah bisa menghambat aliran darah yang menuju ke paru-paru hingga menyebabkan kematian. Untuk itu, penderita emboli paru harus mendapatkan penanganan medis secara cepat dan tepat.
Gejala Emboli Paru
Gejala emboli paru bisa berbeda pada setiap orang, biasanya bergantung pada luasnya bagian paru yang terpengaruh, besarnya gumpalan darah, serta kondisi tubuh, khususnya kondisi kesehatan jantung dan kesehatan paru-paru. Akan tetapi, gejala emboli paru biasanya akan ditunjukkan melalui beberapa gejala berikut ini:
- Batuk, biasanya berupa batuk kering, namun pada beberapa kasus bisa berupa batuk yang mengeluarkan busa berwarna merah muda atau batuk darah.
- Dada atau punggung bagian atas terasa sakit, rasa sakit yang dirasakan biasanya berupa rasa seperti tertusuk. Kondisi tersebut biasanya akan terasa semakin sakit ketika digunakan untuk menarik napas dalam, batuk, makan, dan juga ketika digunakan untuk membungkukkan badan. Gejala seperti ini hampir menyerupai penyakit jantung.
- Sesak napas, gejala ini biasanya timbul secara mendadak dan akan semakin parah ketika penyumbatan pembuluh darah atau penggumpalan semakin besar. Sesak napas muncul sebagai akibat dari kapasitas paru-paru serta kinerja paru-paru yang tidak normal akibat adanya pembekuan darah pada arteri pulmonalis.
- Pingsan, aliran darah serta suplai oksigen yang kurang ke dalam paru-paru akan mengakibatkan sel-sel tubuh tidak mampu bekerja secara normal sehingga tubuh akan pingsan. (Baca juga: penyebab pingsan)
- Kepala sering pusing, muncul karena suplai oksigen ke otak kurang. Saat penderita emboli paru mengalami sesak napas, suplai oksigen ke paru-paru akan menurun. Akibatnya suplai oksigen ke seluruh tubuh termasuk ke otak juga kurang.
- Kulit ujung jari dan bibir membiru, kondisi ini terjadi karena aliran darah di dalam tubuh terganggu. Kondisi tersebut juga terjadi karena suplai atau penyebaran oksigen ke seluruh tubuh terganggu.
- Keringat berlebih, terjadi karena sistem metabolisme tubuh terganggu.
- Detak jantung mengalami peningkatan, jantung akan dipaksa bekerja lebih keras untuk menyebarkan darah dan juga oksigen ke seluruh tubuh. Padahal suplai oksigen ke dalam tubuh kurang, akibatnya jantung harus berusaha lebih keras untuk menyebarkan oksigen dalam jumlah sedikit tersebut ke seluruh tubuh.
- Gelisah, penderita akan mengalami kondisi ini karena merasa tubuhnya terganggu dan terasa tidak nyaman.
- Demam, terjadi karena sistem ketahanan tubuh mengalami gangguan sehingga suhu tubuh akan meningkat.
Kebanyakan kasus emboli paru disebabkan oleh gumpalan darah yang ada di kaki kemudian terbawa hingga ke paru-paru. Kondisi tersebut sering disebut dengan trombosis vena dalam. Karena keadaan itulah, seseorang yang menderita emboli paru juga sering menunjukkan gejala trombosis vena dalam, seperti rasa nyeri, kemerahan, serta pembengkakan pada salah satu kaki, biasanya di daerah betis.
Setiap penderita emboli paru bisa menunjukkan gejala yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Apabila Anda mengalami beberapa di atas maka sebaiknya Anda segera memeriksakan diri ke dokter. Biasanya, gejala paling umum yang menandai emboli paru adalah sesak napas, sakit di bagian dada, serta batuk disertai darah. Jika Anda mengalami beberapa gejala tersebut atau beberapa gejala seperti yang telah disebutkan di atas maka Anda harus segera melakukan pemeriksaan medis karena emboli paru bisa mengancam nyawa penderitanya.
Beberapa gejala di atas merupakan gejala penyakit yang sering dialami oleh penderita penyakit paru-paru atau jantung. Karena itu banyak penderita emboli paru yang tidak mendapatkan penanganan yang tepat karena diagnosis yang salah.
Penyebab Emboli Paru
Penyebab utama emboli paru adalah adanya gumpalan darah beku yang ikut mengalir hingga ke paru-paru. Seluruh gumpalan darah yang mengalir ke pmbuluh darah di paru-paru tersebut terbentuk pada pembuluh vena kaki bagian dalam. Meskipun ada kemungkinan berasal dari bagian tubuh yang lain meskipun dalam presentase yang sangat kecil. Biasanya, gumpalan darah yang menuju ke paru-paru ada lebih dari satu gumpalan. Hampir tidak ada atau jarang terjadi emboli paru yang disebabkan oleh satu gumpalan saja. Selain gumpalan darah, ada beberapa jenis material yang bisa menyumbat arteri pulmonalis, di antaranya:
- Lemak yang berasal dari sumsum tulang panjang yang patah
- Gelembung udara
- Material yang berasal dari tumor
- Air ketuban
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, emboli paru biasanya muncul sebagai akibat adanya pembekuan darah yang menyebabkan arteri ulmonalis tersumbat. Adapun beberapa faktor yang menyebabkan penggumpalan darah tersebut adalah:
- Kondisi tubuh yang menyebabkan darah lebih mudah menggumpal. Adapun beberapa kondisi yang menyebabkan darah lebih mudah menggumpal adalah kanker, penyakit jantung, trombofilia, serta sindrom antibodi antifosfolipid.
- Tubuh jarang melakukan aktivitas fisik. Kurang melakukan aktivitas fisik atau jarang bergerak akan menyebabkan adanya pengumpulan darah di bagian bawah tubuh, yakni di bagian kaki. Kondisi itulah yang meningkatkan resiko penggumpalan darah di kaki dan mengalir ke paru-paru sehingga menyebabkan emboli paru.
- Pembuluh darah mengalami cedera. Pembuluh darah yang megalami cedera lebih rentan untuk menyempit atau tersumbat. Kondisi tersebut menyebabkan penggumpalan darah lebih mudah terjadi. Cedera pada pembuluh darah biasanya terjadi karena beberapa sebab, di antaranya karena patah tulang, cedera otot yang parah, vaskulitis, serta penggunaan obat-obatan untuk kemoterapi.
Selain beberapa faktor di atas, ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan resiko terkena emboli paru. Adapun faktor resiko yang akan meningkatkan resiko untuk terkena emboli paru adalah:
- Memiliki riwayat pernah mengalami penggumpalan darah sebelumnya.
- Berada pada usia lanjut, yakni berusia 60 tahun atau lebih.
- Memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
- Sedang hamil. Resiko untuk mengalami emboli paru masih akan sangat mungkin dialami hingga 6 minggu pasca melahirkan.
- Memiliki kebiasaan merokok.
- Faktor genetik, memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami emboli paru.
- Memiliki riwayat penyakit jantung, stroke, atau kanker.
- Mengalami luka parah, terbakar, atau retak pada pinggul atau tulang paha.
- Baru saja melakukan operasi pembedahan, biasanya disebabkan oleh pembedahan pada tulang, persendian, atau otak.
- Sedang mengkonsumsi pil KB atau menggunakan alat kontrasepsi.
Tidak mengalami atau tidak berada dalam kondisi di atas bukan berarti Anda terbebas dari emboli paru. Untuk mengetahui apakah Anda terkena emboli paru atau tidak tentu Anda harus memperhatikan gejala-gejala yang Anda rasakan dan tentu dengan bantuan diagnosis dari dokter.
Diagnosis Emboli Paru
Untuk mendiagnosis emboli paru biasanya dokter akan melakukan beberapa metode. Diagnosis emboli paru biasanya cukup sulit karena gejala yang dirasakan oleh penderitanya hampir menyerupai gejala penyakit jantung, asma, pneumonia, dan juga serangan panik. Karena itu dokter harus melakukan pemeriksaan dengan sangat cermat dan teliti karena ketepatan diagnosis akan menentukan pemberian obat dan penanganan yang tepat. Adapun beberapa pengujian yang akan dilakukan dokter untuk mendiagnosis emboli paru adalah:
- Analisa gas darah, dilakukan untuk mendeteksi penurunan kadar oksigen pada pembuluh darah arteri secara tiba-tiba. Di mana penurunan kadar oksigen secara tiba-tiba tersebut merupakan salah satu gejala emboli paru.
- Tes darah, dilakukan untuk mencari unsur yang bernama D dimer, yaitu sejenis protein dari dalam darah yang muncul setelah adanya penggumpalan darah yang terurai. Apabila kadar D dimer tinggi maka bisa dikatakan ada gumpalan yang lepas ke pembuluh darah. Kondisi tersebut mungkin sebagai salah satu tanda adanya penyumbatan arteri pulmonalis akibat pembekuan darah.
- Tes pencitraan, dilakukan untuk melihat posis penggumpalan darah yang terjadi di dalam tubuh. Tes pencitraan dilakukan dengan metode CT scan, MRI, atau USG. Untuk wanita hamil biasanya akan menggunakan metode MRI untuk mencegah radiasi pada bayi.
(Baca juga: bahaya CT scan – perkiraan biaya MRI rumah sakit)
- Angiogram paru, dilakukan untuk memastikan ada tidaknya emboli paru dalam tubuh jika tes lainnya tidak dapat memberikan diagnosis yang akurat. Tes ini memiliki hasil diagnosis yang tergolong akurat namun sangat sulit dilakukan, karena itulah tes ini menjadi pilihan akhir jika tes lain tidak berhasil.
- V/Q scan, dilakukan untuk melihat aliran udara dan darah di dalam paru-paru. Jika hasil tes ini menunjukkan paru-paru terisi udara tanpa adanya darah maka bisa jadi pasien menderita emboli paru.
Cara Mengobati Emboli Paru
Pengobatan emboli paru dilakukan untuk mencegah terbentuknya gumpalan darah yang baru dan juga agar gumpalan darah yang sudah terbentuk tidak membesar. Adapun beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menangani emboli paru adalah :
1. Memberikan Obat
Obat yang diberikan untuk penderita emboli paru adalah obat antikoagulan dan trombolitik. Pemberian antikoagulan berguna untuk menghambat pembentukan gumpalan darah yang baru. Pemberian obat tersebut bersamaan ketika tubuh sedang melakukan pemecahan terhadap gumpalan darah yang sudah terbentuk. Jenis obat yang kedua adalah trombolitik, obat ini berguna untuk memecah pembekuan darah secara lebih cepat di dalam tubuh. Sayangnya jenis obat ini beresiko menimbulkan efek samping berupa pendarahan yang mendadak dan serius. Karena itulah, trombolitik hanya akan diberikan kepada pasien yang berada dalam kondisi yang kritis.
(Baca juga: penyebab darah kental – cara mengatasi darah kental)
2. Pemasangan Saringan Pembuluh Darah
Metode pemasangan saringan ini biasanya akan dilakukan ketika metode pemberian obat antikoagulan dan trombolitik tidak cocok pada penderita. Pemasangan saringan ini berguna untuk mencegah gumpalan darah menuju ke area paru-paru. Saringan ini dipasang pada pembuluh darah balik utama yang menghubungkan kedua kaki dengan jantung bagian kanan.
3. Operasi
Metode operasi biasanya akan dilakukan apabila penggumpalan darah yang terbentuk sudah terlalu besar. Tindakan pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan gumpalan darah yang ada di arteri pulmonalis.
(Baca juga: makanan yang cepat menyembuhkan luka operasi)
4. Prosedur Ultrasound dan Obat Trombolitik
Kedua metode tersebut digabungkan dan dilakukan dengan cara memanfaatkan gelombang suara berfrekuensi tinggi dan berenergi rendah yang dikombinasikan dengan pemberian obat trombolitik. Metode ini biasanya akan dilakukan untuk menangani kasus emboli paru yang parah.
Apabila emboli paru tidak segera diobati maka kondisi tersebut bisa berakibat pada hipertensi pulmonalis, yaitu tekanan darah di paru-paru dan jantung bagian kanan terlalu tinggi. Kondisi tersebut akan memperberat kerja jantung hingga lama-kelamanan menyebabkan otot jantung menjadi lemah. Untuk mencegah emboli paru ada baiknya Anda menerapkan pola hidup sehat dengan banyak beraktivitas atau rutin melakukan olah raga, mengkonsumsi air putih secara cukup, tidak merokok, dan bisa didukung dengan mengkonsumsi obat antikoagulan dengan resep dokter.
(Baca juga: bahaya akibat kurang minum air putih – bahaya merokok bagi kesehatan tubuh)