Terapi Simptomatis – Pengertian, Manfaat, Resiko dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Modern ini banyak ditemukan metode-metode pengobatan baru yang bisa dikatakan semakin meningkatakna kemungkinan keberhasilan untuk menyembuhkan pasien. Banyak teknik pengobatan yang menggunakan obat-obat tertentu sebagai senjata utama untuk mengurangi atau menghulangkan setiap gejala penyakita yang di derita oleh pasien. Jika kita membahas mengenai penyembuhan atau pengurangan gejala suatu penyakit pada pasien, maka bentuk pengobatan terapi simptomatis adalah jalan yang sering diambil. Metode ini sendiri bisa dikatakan merupakan sebuah metode yang banyak digunakan dalam dunia pengobatan. Beberapa alasan sering menjadi latar belakang pemilihan pengobatan dengan metode ini.

Terapi simptomatis mungkin memang menjadi sebuah hal penting untuk dapat mengidentifikasi sebuah penyakit pada pasien. Namun, terkadang ada beberapa orang yang masih belum paham mengenai apa itu terapi simptomatis. Bahkan mungkin beberapa orang secara tak sadar telah melakukan terapi simptomatis namun tak menyadarinya. Kali ini kita akan membahas mengenai beebrapa hal yang berkaitan erat dengan metode terapi yang satu ini, seperti.

Pengertian Terapi Simptomatis

Sebelum membahas lebih dalam maka hal pertama yang harus kita pahami adalah Simptom itu sendiri. Simptom sendiri merupan sebuah gejala awal dari penyakit yang dirasakan oleh pasien. Gejala penyakit terkadang memiliki kesamaan satu dengan yang lain. Namun, meskipun terasa sama kadang gejala tersebut akan merujuk pada jenis penyakit yang berbeda. Kita ambil contoh gejala diare yang kadanag sering dirasakan oleh banyak orang.

Gejala diare akan selalu sama, tapi apa yang menyebabkan diare itu lah yang berbeda. Jika kita memeriksakan hal tersebut ke dokter, maka kita akan diberikan beberapa obat-obatan yang dapat mengurangi atau meringankan gejala diare yang kita rasakan. Perlakuan seperti itu bisa dikategorigan sebagai terapi Simptomatik yang kita dapatkan. Terapi simptomatik sendiri merupakan sebuah metode pengobatan yang lebih terfokus dalam pengurangan atau meringankan gejala penyakit yang dirasakan oleh pasien.

Dalam dunia kedokteran sendiri metode pengbatan dapat dibagi menjadi tiga metode dasar, yaitu

  • Terapi kausal terapi ini lebh terfokus dalam penghilangan sumber dari penyakit yang di derita pasien. Misalnya dengan memanfaatkan beberapa fungsi antibiotik untuk menghlangkan sumber penyakit.
  • Terapi simptomatik terapi pengobatan yang hanya terfokus dalam pengurangan atau meringankan gejala penyakit yang di derita oleh pasien.
  • Terapi subtitusi metode pengobatan yang satu ini dilakukan dengan cara menggantikan beberapa zat yang bisa saja diproduksi secara alami oleh tubuh. Terapi yang satu ini biasanay dapat kita temukan para penderita diabetes.

Kapan terapi Simptomatis Dilakukan ?

Ada satu cabang keilmuan dalam bidang kedokteran yang sangat berhubungan erat dengan terapi Simptomatis ini sendiri. Cabang keilmuan tersebut disebut dengan Simptomologi, cabang keilmuan ini lebih mempelajari tentang bagaimana cara menerjemahkan keluhan gejala penyakit yang dialami oleh pasien itu sendiri. Penerjemahan ini menjadi sangat penting karena akan menentukan tindakan yang tepat untuk mengatasi gejala tersebut. Meskipun terlihat gampang untuk menerjemahkan, namun pada dasarnya hal ini cukup sulit untuk dlakukan. Hal ini karena rerata gejala penyakit akan terlihat sama jika kita tak melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Terapi simptomatis ini sendiri sering dilakukan oleh para dokter untuk melihat reaksi awal dari penyakit pasein. Hal ini karena ada beberapa gejala penyakit yang berdiri sendiri dan ada pula gejala penyakit yang merupakan sebuah gejala dari penyakit lain. Penggunanan terapi simptomastis dalam tahap awal ini sendiri menjadi sangat penting dan tak bisa diacuhkan begitu saja. Dari penilaian gejala awal dan pengurangan gejala awal ini dokter dapat menentukan apakah pasien membutuhkan medical chek up dan tes yang lebih terperinci atau tidak. Salah satu gejala penyakit yang cukup susah untuk di terjemahkan adalah gejala pusing dan sakit kepala. Apakah gejala tersebut merupakan sebuah gejala yang berdiri sendiri, atau merupakan gejala dari penyakit lain seperti vertigo misalnya.

Manfaat dari Terapi Simptomatis

Terapi simptomatis sendiri terkadang banyak dipilih oleh beberapa dokter dan pasien. Hal ini karena salah satu manfaat yang dimili oleh terapi ini harganya yang cukup murah. Selain itu pasien tidak perlu untuk melakukan medical check up yang bisa memakan biaya. Biaya yang murah itu sendiri dikarekana sekarang ini banyak sekali jenis obat-obatan yang berfungsi untuk mengurangi rasa sakit yang kita rasakan. obat-obat yang berada di pasaran yang banyak kita temukan meruapakn salah satu contoh obat yang bekerja untuk mengurangi rasa sakit. Obat tersebut meruapakan obat yang bisa beli dan kita gunakan untuk penangan  awal saat gejala penyakit timbul.

Ada beberapa gejala atau simptom penyakit awal yang biasanay sering dikeluhkan oleh para pasien saat berobat ke dokter. Gejala tersebut sangat lumrah dialami oleh orang ketika terserang suatu penyakit. Gejala yang sering muncul seperti

  • Pusing
  • Mual dan muntah
  • Kembung
  • Demam
  • Pilek
  • Batuk

Gejala penyakit diatas biasanya meruapakn gejala yang sering di identifikasi sebagai gejala dari suatu penyakit. Namun, terkadang gejala dia atas adalah gejala yang lumrah dan bisa saja berdiri sendiri tanda ada hubunganya denagn penyakit lain.

Resiko Terapi Simptomatis

Sebagaimana kita tahu bahwa setiap tekhnik dan metode pengobatan memiliki resikonya sendiri-sendiri. Tak ada tekhnik pengobatan yang bebas selurhnya dari sebuah resiko. Begitu juga dengan  metode pengobatan yang menggunakaan metode terapi simptomatis ini sendiri. Ada abeberapa resiko yang bisa dikatakan cukup berbahaya, jika berkelanjutan. Sebagai mana kita tahu bahwa terapi yang satu ini lebih terfokus pada usaha untuk meringankan gejala penyakit yang dirasakan oleh pasien.

Dalam usaha pengurangan rasa sakit ini sendiri menggunakan obat-obat tertentu yang berfungsi untuk menekan rasa sakit tersebut. Beberapa kasus penyakit terkadang pasien menjadi tergantung dengan suatu jenis obat tertentu. Apabila pasien mengambil jeda untuk tidak mengkonsumsi obat tersebut maka gejala penyakit tersebut akan timbul kembali. Dengan kata lain terapi simptomatis sendiri tak di anjurkan untuk dilakukan secara berkelanjutan dan dalam jangka waktu yang lama.

Salah satu resiko yang sangat besar akan timbul bagi pasien yang menggunakan metode ini adalah, kemungkinan dari penyakit akan timbul lagi di kemudian hari. Hal ini dikarenakan sumber penyakit yang sebenarnya tidak dibasmi secara utuh dengan obat-obatan yang di gunakan. Kita ambil contoh saja adalah penggunaan aspirin yang terkadang banyak di anjurkan beberapa dokter kepada pasiennya. Biasanya obat yang satu ii di anjurkan kepada pasien untu mengurangi rasa sakit atau demam, terkadang juga digunakan oleh mereka yang memiliki masalah dengan sakit kepala. Namun, jika kebiasaan meminum aspirin ini di lakukan secara berkepanjangan, maka akan timbul beberapa efek samping aspirin yang cukup berbahaya bagi tubuh. Selain itu ada kemungkinan bagi pasien sendiri untuk mengalami ketergantungan berat.

Efek Samping Terapi Simptomatis

Efek samping yang ditimbulkan oleh Terapi Simptomatis ini sendiri lebih dikarenakan bahaya penggunaan obat yang berkelanjutan. Jenis obat yang sering di gunakan dalam pengobatan terapi Simptomatik ini sendiri meruapakan obat-oabatan dari jenis analgesik yang banyak di temukan. Beberapa jenis analgesik fungsi dan efek sampingnya harus di perhatikan secara seksama. Karena itu, sebaiknya tidak disarankan untuk mengkonsumsi obat-obatan yang tak langsung bisa menghilangkan sumber penyakit dalam jangka panjang. Beberapa efek samping yang bisa timbul seperti

  • Sesak nafas

Salah satu efek samping yang sering muncul adalah adanaya gejala sesak nafas pada pasien. Konsumsi obat berlebih akan sangat perpengaruh pada ganguan pernafasan yang bisa terjadi secara tiba-tiba. Gejala ini sendiri akan terasa lebih berat diraskan oleh mereka yang memiliki riwayat penyakit asma dan sejenisnya. Sebelum mendapat terati Simptomatik sebaiknya pasien membicarakan terlebih dahulu tentang riwayat kesehatannya keapda dokter yang bersangkutan.

  • Gangguan Ginjal

Gangguan ini biasanya dirasakan dengan gejala awal rasa nyeri pada kandung kemih. Gejala ini sendiri meruapakn akibat dari menumpuknyua sisa obat yang tak bisa di keluakan dari dalam tubuh secara menyeluruh. Jika pengendapan ini terjadi dalam jangka waktu lama maka akan bisa memicu penyakit lain seperti halnya infeksi saluran kencing.

  • Gangguan Liver

Sama halnya dengan ginjal yang berfungsi untuk mengeluarkan sisa-sisa racun dari dalam tubuh. Fungsi hati yang meruapakan salah satu organ detoksifikasi tubuh akan sangat terganggu dengan adanaya pegendapan beberapa jenis bahan kimia yang terkandung dalam beberapa obat-obat jenis tertentu. Meskipun pada dasarnya bahan kimia tersebut ditujukan untuk mengobati pnyakit tertentu, tapi jika mengendap terlalu lama maka bahan tersebut akan berubah menjadi racun dalam tubuh.

  • Infeksi Lambung

Organ tubuh pertama yang akan menerima langsung obat-obatan kedalam tubuh adalah lambung. Beberapa obat terkadang mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberikan beban kerja berlebih pada lambung. Kadang juga beberapa obat memiliki kandung yang cukup berbahaya bagi lambung. Karena itu jika obat-obat semacam itu di konsumsi secara terus menerus maka lambung akan mengalami infeksi yang bisa cukup berbahaya.

  • Alergi

Efek samping yang satu ini biasanaya sangat normal terjadi pada kebanyakan pasien. Beberapa pasien terkadang menunjukan penolakan pada beberapa obat jenis terentu. Penolakan ini biasanay di tunjukan dengan gelaja alergi yang cukup berat. Namun, setelah penghentian konsumsi obat-obatan tertentu maka gejala alergi akan berkurang denagn sendirinya

  • Resistensi Antibiotik

Gejala yang satu ini bisa dikatakan meruapakan sebuah gejala yang cukup berbahaya jika terjadi pada seorang pasien. Pada jangka waktu tertentu penggunaan obat-obatan dapat saca memicu penyakit menjadi kebal pada jenis obat tertentu. Dengan adanya reaksi kekebalan dari penyakit maka efek pengobatan yang akan kita raskan menjadi berkurang bahkan bisa hilang sama sekali.

  • Ketergantungan obat

Efek yang satu ini biasanay bisa muncul pada mereka yang memiliki riwayat dengan keluhan pusing pada kepala. Ketergantuangan obat ini akan menjadi semakin berbahaya jika pasien menganggap bahwa obat tersebut harus diminum secara berkala dan terus menerus. Jika pasien mulai memiliki ketergantungan pada obat maka harus segera mendapatkan penanganansecara khusus dari dokter yang bersangkutan.

Itu tadi beberapa informasi mengenai terapi simptomatis yang perlu kita ketahui. Dengan informasi tersebut semoga bisa menjadikan kita lebih paham mengenai manfaat dan resiko yang dimiliki oleh terapi simptomatis sendiri. Pastikan kalian berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang lebih paham dan mengerti. Semoga informasi tadi bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn