Yuk Kenali 6 Indikasi Kateterisasi Jantung untuk Kesehatan

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Kateterisasi jantung adalah tindakan medis yang dilakukan untuk mendiagnosis kondisi jantung, selain CT scan jantung. Berbeda dengan prosedur pemeriksaan CT scan jantung yang menggunakan mesin scanner untuk proses diagnosa, proses kateterisasi menggunakan alat yang bernama kateter. Kateter merupakan selang kecil dan elastis yang dapat dimasukkan ke dalam tubuh. Prosedur kateterisasi jantung dilakukan dengan memasukkan selang kecil (kateter) ini ke dalam pembuluh besar. Bagian tubuh yang digunakan sebagai jalan masuk kateter biasanya adalah daerah leher, pangkal paha, atau lengan. Pembuluh darah yang dipilih adalah pembuluh darah yang menuju jantung. Kateter ini kemudian diarahkan ke jantung.

Proses kateterisasi harus dilakukan oleh dokter spesialis jantung dan hanya dapat dilakukan di rumah sakit tertentu. Hal ini karena tidak semua rumah sakit menyediakan fasilitas ini untuk pemeriksaan kondisi jantung. Proses kateterisasi jantung dapat digunakan untuk memeriksa otot jantung, katup jantung, dan pembuluh darah jantung. Tingkat ketepatan diagnosa penyakit jantung melalui proses kateterisasi ini pun dapat mencapai angka 100% tepat. Beberapa indikasi dari pelaksanaan proses kateterisasi jantung antara lain:

1. Jantung Koroner

Penyakit jantung koroner disebabkan oleh timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah nadi. Hal ini berakibat pada terhambatnya aliran darah sehingga akan menyebabkan tekanan darah tinggi. Gejala jantung koroner antara lain penderita akan mengalami nyeri di dada tengah hingga ke lengan, leher, dan punggung. Kateterisasi menjadi salah satu cara dalam menangani permasalahan jantung koroner ini. Proses kateterisasi jantung ini dapat meminimalisir bahaya jantung koroner.

2. Perforasi Jantung

Terdapat kelainan pada pembuluh di jantung. Kelainan tersebut seperti stenosis, angioma, oclusi, aneurisme, dan juga pergeseran pembuluh darah. Pada kasus stenosis katup aorta, katup jantung tidak dapat membuka atau menutup dengan sempurna dan mengakibatkan darah mengalir dengan tidak sempurna. Proses kateterisasi dapat digunakan untuk menangani permasalahan ini. Begitu juga untuk kelainan katup jantung yang mengalami penyempitan, kateterisasi jantung dapat digunakan. Melalui proses kateterisasi, akan dilakukan penjahitan kateter pada katup yang menyempit.

3. Kebocoran Jantung

Indikasi lain untuk kateterisasi jantung adalah pasien yang menderita kebocoran jantung. Pada kasus kebocoran jantung, akan dilakukan penutupan lubang pada dinding. Penutupan ini dirasa lebih aman dengan menggunakan kateter jika dibandingkan dengan operasi jantung terbuka. Selain kebocoran, selang kateter juga dapat digunakan untuk mengganti katup jantung yang rusak atau tidak menutup sempurna.

4. Angina

Angina merupakan kelainan pada jantung berupa nyeri dada. Nyeri dada ini terkadang berupa rasa berat, tekanan, hingga nyeri ke tulang belakang. Rasa nyeri akibat angina ini dapat menyebar hingga ke leher, rahang, lengan, bahkan gigi rahang bawah. Kateterisasi jantung dapat juga digunakan untuk pasien yang menderita angina yang telah menjalani operasi pemasangan ring, angina yang tidak dapat dikontrol dengan obat biasa, dan angina dengan kelainan rekam jantung. Proses kateterisasi akan memperkecil resiko operasi ring jantung.

5. Aritmia

Kelainan jantung aritmia merupakan kelainan denyut jantung yang tidak normal. Gejala aritmia adalah denyut jantung dapat terasa lebih cepat, lebih lambat, atau tidak beraturan (kadang cepat kadang lambat). Penyebab aritmia ini biasanya karena pembuluh darah yang tersumbat. Orang dengan riwayat diabetes dan hipertensi juga berisiko terkena aritmia. Kateterisasi jantung dapat dipilih sebagai cara menormalkan detak jantung pada kasus aritmia jantung. Proses kateterisasi akan dipadukan dengan proses ablasi. Proses ablasi adalah proses yang digunakan untuk mengembalikan alur sinyal listrik sehingga detak jantung menjadi normal. Energi listrik yang dialirkan melalui proses kateterisasi dan ablasi ini dapat menghancurkan jaringan yang rusak dan mengganggu ritme jantung.

6. Trombektomi

Trombektomi merupakan salah satu prosedur bedah untuk mengeluarkan atau menghancurkan gumpalan darah penyumbat pembuluh darah. Kateterisasi jantung dapat juga dipadukan dengan trombektomi ini. Gumpalan darah yang merupakan faktor penyumbat pembuluh darah ini dikeluarkan dengan memasukkan kateter pada pembuluh arteri. Ketika kateter sudah ada pada sumbatan, kateter tersebut kemudian direkatkan pada sumbatan untuk kemudian dikeluarkan.

Itulah beberapa indikasi kateterisasi jantung. Selain tingkat keberhasilannya yang tinggi, ada juga resiko kateterisasi jantung. Dewasa ini sudah banyak teknologi kesehatan modern dan juga berbagai tindakan medis untuk mengatasi berbagai permasalahan jantung. Walaupun begitu, bukan berarti Anda menyepelekan kesehatan jantung. Menjaga jantung tetap sehat dan dapat berfungsi normal adalah pilihan yang tepat. Untuk jantung yang sehat, perlu diperhatikan mengenai makanan yang dilarang untuk penyakit jantung. Jantung sehat berdampak pada badan yang sehat dan kehidupan yang sehat pula.

fbWhatsappTwitterLinkedIn