Amniosentesis – Pengertian – Tindakan – Prosedur – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Bayi merupakan salah satu anugerah yang banyak sekali ditunggu-tunggu kehadirannya oleh banyak sekali pasangan. Kehadiran seorang bayi ditengah-tengah keluarga pastinya akan dapat membawa berbagai macam kebahagiaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ketika seorang ibu telah mengandung bayi di dalam rahimnya, maka banyak sekali hal yang harus diperhatikan dan harus dilakukan oleh seorang ibu.

Hal tersebut bertujuan untuk menjaga agar kondisi janin dalam rahim tetap sehat dan mengalami pertumbuhan yang normal. Menjaga kesehatan tubuh merupakan hal yang sangat penting bagi seorang ibu hamil. Ada banyak olahraga untuk ibu hamil yang bisa dilakukan. Kegiatan olahraga ini selain bisa untuk menjaga kesehatan ibu, juga bisa membantu memperlancar persalinan secara normal.

Selain dapat melakukan berbagai jenis kegiatan, seorang ibu hamil juga harus menjaga setiap asupan makanan yang masuk kedalam tubuhnya. Hal ini dikarenakan makanan yang ,masuk kedalam tubuh ibu yang sedang hamil, selain akan diserap oleh tubuh juga akan diserap oleh janin. Hal inilah yang membuat seorang ibu harus berhati-hati. Ada beberapa makanan dan minuman yang harus dihindari oleh ibu yang sedang hamil. Seorang ibu yang sedang hamil sebaiknya menghindari seperti makanan pedas, ada beberapa bahaya makanan pedas untuk ibu hamil dan kesehatan dari janin itu sendiri. Sebagai ibu yang sedang hamil maka sebaiknya pilihlah makanan yang baik dan menyehatkan bagi ibu dan bayi.

Kesehatan janin dalam rahim sangatlah penting bagi perkembangan dari janin itu sendiri. Tak jarang terkadang ada beberapa kondisi yang menyebabkan janin mengalami kelainan di dalam rahim. Kelainan ini bisa berbentuk atau berupa berbagai macam hal, namun yang pasti adalah kelainan tersebut dapat saja membahayakan janin itu sendiri.  Untuk dapat mengetahui kondisi dari janin yang ada di dalam rahim, maka dapat dilakukan pemeriksaan Amniosentesis.

Pemeriksaan ini adalah berupa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengetahui keadaan dari janin yang ada di dalam rahim. Ada beberapa hal yang harus kalian pahami dan ketahui mengenai tindakan medis yang satu ini. Ada beberapa yang mungkin pernah mendengar tindakan medis ini, namun ada juga yang mungkin belum pernah mendengarnya.

Amniosentesis

Salah satu hal yang cukup susah dilakukan adalah mengetahui kondisi janin yang ada di dalam bayi. Kita bisa saja melakukan pemeriksaan dengan melihat bentukan fisik dari bayi melalui USG. Namun, untuk mengetahui kelainan yang lebih mendasar akan diperlukan pemeriksaan yang lebih jauh pula. Terutama apabila kelainan tersebut berhubungan dengan organ dalam yang ada pada bayi. Untuk dapat melakukan pemeriksaan tersebut maka diperlukan metode pemeriksaan yang khusus. Metode pemeriksaan tersebut adalah Amniosentesis.

Metode pemeriksaan Amniosentesis adalah metode pemeriksaan yang bertujuan untuk dapat mengetahui kondisi dari janin dalam rahim. Pemeriksaan ini biasanya akan ditawarkan kepada ibu hamil ketika kondisi kandungan sudah memasuki minggu ke 15 sampai minggu ke 18. Hal ini dikarenakan pada minggu-minggu tersebut, masih ada cairan air ketuban yang cukup memadai untuk di ambil. Metode amniosentesis ini memang menggunakan air ketuban sebagai media pemeriksaannya. Metode pemeriksaan Amniosentesis ini sendiri tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Metode ini hanya akan dilakukan jika janin membutuhkan pemeriksaan untuk mengidentifikasi kelainan yang berbahaya dan mengkhawatirkan.

Pemeriksiaan amniosentesis ini sendiri biasanya digunakan untuk pemeriksaan pada beberapa penyakit yang berhubungan  dengan gen dan kromosom. Salah satu penyakit yang dapat di identifikasi melalui metode ini adalah penyakit down syndrom. Melalui pemeriksaan ini maka orang tua dan dokter dapat mengetahui kondisi dari janin secara lebih awal. Pemeriksaan dan diagnosa secara lebih awal ini, akan sangat berguna untuk dapat melakukan beberapa hal untuk merawat bayi. Namun, pemeriksaan ini sendiri pada dasarnya juga memiliki beberapa kemungkinan-kemungkinan berbahaya yang dapat saja muncul dan mengganggu kehamilan. Hal ini lah yang membuat kenapa metode yang satu ini tidak bisa digunakan begitu saja untuk mengetahui kondisi dari janin di dalam rahim.

Kapan Amniosentesis Dibutuhkan?

Tindakan medis ini biasanya dilakukan pada ibu hamil jika memang terdapat kelainan pada janin yang berada dalam rahim. Bentuk kelainan ini sendiri memiliki jenis yang bermacam-macam, namun biasanya seorang ibu hamil akan di tawari untuk menjalani Amniosentesis karena,

  1. Jika ibu hamil pernah memiliki bati dengan kondisi atau kelainan kromosom/genetik (misalnya defek tabung neural) pada kehamilan sebelumnya.
  2. Jika ibu hamil, atau sang ayah, memiliki kelainan genetik, atau pembawa (karier) bagi kelainan genetik yang bisa diturunkan ke bayi. Sebagai contoh misalnya anemia sel sabit, thalassemia, fibrosis kistik, dan distrofi muskular Duchenne.
  3. Jika terdapat riwayat kondisi-kondisi genetik tertentu pada keluarga.
  4. Jika tes lain saat kehamilan (semisal, scan) menunjukkan kemungkinan bayi memiliki gangguan kromosom.
  5. Jika bayi memiliki peningkatan risiko kelainan kromosom karena usia Anda

Selain penyebab yang ada di atas, sebenarnya tindakan medis yang satu ini juga memiliki beberapa manfaat yang bisa dapat menguntungkan. Beberapa manfaat yang didapat dari pemeriksaan ini adalah

  • Mendeteksi kelainan kromosom, misalnya Down syndrome. Dan sindrom lain seperti Edwards dan Turner.
  • Mendeteksi cacat tabung saraf, misalnya spina bifida atau anencephaly
  • Mendiagnosis kelainan genetik, misalnya fibrosis kistik
  • Mendiagnosis gangguan metabolisme bawaan
  • Mengetahui jenis kelamin janin
  • Mendeteksi infeksi janin atau rahim
  • Mendiagnosis penyakit Rh
  • Menilai tingkat keparahan anemia janin
  • Mengetahui ayah bayi melalui tes DNA (DNA janin dapat ditemukan pada cairan ketuban)
  • Menilai tumbuh kembangnya paru-paru janin

Tindakan sebelum Amniosentesis

Tindakan pemeriksaan amniosentesis tidak dapat dilakukan begitu saja tanpa adanya pemeriksaan terlebih dahulu. Biasanya seorang pasien akan melakukan tindakan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang bertangung jawab. Hal ini bertujuan untuk dapat membicarakan mengenai keuntungan dan kerugian dari tindakan medis ini. Sebelum seorang pasien dinyatakan membutuhkan tindakan Amniosentesis, maka sebelumnya pasien akan menjalani tes darah terlebih dahulu. Melalui tes darah inilah biasanya akan ditentukan mengenai kondisi dari janin dalam rahim. Saat ibu dalam kondisi hamil, maka ada beberapa zat yang menjadi acuan penting untuk kondisi ini seperti

  • AFP, atau alpha-fetoprotein, adalah protein yang dihasilkan janin
  • hCG, atau human chorionic gonadotropin, adalah hormon yang dihasilkan plasenta
  • Estriol, hormon estrogen yang dihasilkan oleh janin dan plasenta

Tes darah ini biasanya disebut sebagai tes triple karena memang menjadikan 3 zat tersebut sebagai salah satu subjek utama pemeriksaan. Metode pemeriksaan Amniosentesis memang sangat akurat dalam mendeteksi kelainan yang terjadi pada janin. Namun, tes ini juga memiliki kekurangan karena tidak dapat mendeteksi sebara parah kelainan yang terjadi pada janin. Untuk dapat mengetahui hal tersebut maka dibutuhkan beberapa tes tambahan yang haru dilakukan. Salah satunya adalah tes pemeriksaan ultrasound.

Pelaksanaan Amniosentesis

Tindakan medis ini dapat dilakukan di tempat dokter kandungan maupun di rumah sakit. Pelaksanaan metode ini membutuhkan waktu yang cukup cepat pada dasarnya. Namun, karena harus dilakukan beberapa persiapan terlebih dahulu sebelum melaksanakan operasi maka akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Secara total biasanya pelaksanaan tindakan operasi ini tidak lebih dari 45 menit. Sebelum melakukan tindakan ini, pasien akan terlebih dahulu melakukan pemeriksaan USG. Pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan lokasi aman untuk memasukan jarum kedalam rahim. Pencarian lokasi yang cukup aman inilah yang biasanya cukup memakan waktu yang lumayan banyak. Penentuan lokasi yang ada ini sangat penting guna mengurangi resiko terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan.

Ketika lokasi yang aman untuk memasukan jarum telah ditemukan, maka dokter akan memasukan jarum kedalam rahim. Selama tindakan ini berlangsung dokter akan selalu dibantu dengan ultrasound. Hal ini agar dokter tidak keliru dan tidak melakukan kesalahan yang berbahaya bagi janin. Setelah jarum yang digunakan masuk kedalam katung ketuban, maka dokter akan mengambil air ketuban yang dibutuhkan. Jumlah air ketuban yang dibutuhkan ini sendiri biasanya berkisar antara 10 hingga 20 ml. Setelah air ketuban tersebut dapat diambil dengan aman, maka akan segera dikirim ke laboratorium.

Kelainan yang terjadi pada bayi dapat diketahui melalui cairan ketuban yang berada di sekitar janin. Hal ini dikarenakan, pada air ketuban tersebut juga terdapat sisa-sisa sel bayi yang terlepas dari tubuh. Melalui sisa-sisa sel tersebutlah dokter dapat mengetahui mengenai kelainan yang muncul pada bayi.

Cairan ketuban yang yang ada di laboratorium bisanya akan melakukan dua jenis pemeriksaan atau tes. Kedua tes yang biasa dilakukan adalah

  • Tes Cepat

Pada tes ini bisanya pasien akan langsung dapat mengetahui hasil dari laboratorium dalam kurun waktu 3 hari. Meskipun tes ini bisa dikatakan cepat dan dengan jangka waktu yang cukup pendek. Namun, memiliki akurasi yang cukup baik dan dapat dipertanggung jawabkan

  • Tes kariotipe penuh

Tes yang satu ini bisa dikatakan cukup mirip dengan tes sebelumnya. Hanya saja tes ini akan lebih terperinci untuk melakukan pemeriksaan, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat mengetahui hasilnya. Biasanya pasien akan dapat mengetahui hasilnya setelah 2 sampai 3 minggu. Dasi hasil pemeriksaan maka akan dapat diketahui beberapa kelainan kromosom dan kelainan genetika yang ada pada bayi.

Efek Samping

Sama hanya dengan beberapa tindakan medis yang lain, tindakan Amniosentesis ini juga memiliki beberapa resiko. Ada beberapa resiko dan efek samping yang bisa saja muncul seperti

  • Infeksi rahim
  • Air ketuban pecah
  • Kelahiran prematur
  • Kesulitan bernapas
  • Kelainan rangka tubuh pada bayi
  • Trauma pada janin
  • Penyakit Rhesus, atau aloimunisasi pada ibu
  • Keguguran
  • Nyeri perut yang hebat
  • Kontraksi
  • Nyeri punggung yang menetap
  • Perdarahan terus menerus dari vagina
  • Keluar cairan yang banyak dari vagina
  • Keluar lendir yang bau dari vagina
  • Suhu badan meningkat (demam)
  • Gejala seperti flu

Itu tadi beberapa hal yang berhubungan dengan tindakan Amniosentesis. Jika dalam pemeriksaan ditemukan kelainan yang terjadi pada bayi maka pastikan bahwa kita tetap melakukan konsultasi dengan dokter atau bidan. Hal ini juga bertujuan untuk dapat melakukan tindakan-tindakan pencegahan yang dibutuhkan. Semoga informasi tadi bermanfaat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn