Kista coklat merupakan penyakit kista yang terdapat di ovarium dan terkadang juga bisa muncul di rahim, berisi cairan dengan warna kecoklatan. Warna coklat tersebut berasal dari darah menstruasi yang lama dan juga jaringan-jaringan yang mengisi rongga kista. Kista ini juga disebut dengan endometriosis, yang biasanya menyerang wanita di usia produktif. Sebanyak 25-35 persen dari seluruh penderita kista coklat dapat mengalami infertilitas atau ketidaksuburan, karena kista yang menyerang salah satu atau kedua ovarium.
Penyebab Kista Coklat
Ada banyak kondisi yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kista coklat, antara lain:
- faktor genetik, dimana seseorang yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit kista coklat akan memiliki resiko yang sangat tinggi
- menstruasi retrograde, yaitu darah menstruasi yang tidak keluar dari vagina melainkan mengalir masuk ke belakang menjuju tuba falopi dan ke arah perut
- gangguan pada imunitas, dimana wanita yang daya tahan tubuhnya sedang rendah lebih resiko mengalami kista coklat
- faktor lingkungan, yaitu paparan dioxin yang tinggi memicu aktivitas sel yang tidak normal dan dapat meningkatkan resiko munculnya kista coklat.
Gejala Kista Coklat
Kista coklat memiliki gejala yang tidak jauh berbeda dengan kista ovarium, dan biasanya akan muncul tanda seperti:
- siklus menstruasi yang tidak normal, bisa memendek, tidak keluar sama sekali atau justru darah yang keluar terlalu banyak
- nyeri pada pinggul
- mudah lelah
- mengalami depresi
- nyeri hebat saat menstruasi yang jauh berbeda dari biasanya
- nyeri saat berhubungan seksual
- wanita dapat mengalami infertilitas.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter akan menggunakan alat ultrasonografi, dan pengambilan sampel atau biopsi cairan kista dengan menggunakan jarum. Kista coklat dapat menjadi penyebab tidak haid pada wanita, karena itu jangan sepelekan dengan haid yang tidak teratur dan segeralah memeriksakan diri ke dokter.
Pengobatan Kista Coklat
Dalam menentukan metode pengobatan kista ini, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu dari segi usia pasien, gejala yang dirasakan dan apakah pasien ingin punya anak atau tidak. Jika kista masih berukuran sangat kecil, biasanya dokter tidak akan melakukan tindakan apapun, dan pasien diwajibkan untuk memeriksakan diri secara berkala untuk memantau kondisi kista.
Jika kista semakin besar dan terasa menyakitkan, dokter akan melakukan tindakan pembedahan melalui laparoskop. Terkadang dokter juga akan memberikan obat untuk menghambat ovulasi, dengan memberikan pasien pil KB. Namun cara ini hanya ampuh untuk menghambat kista bertambah besar, bukan menghancurkan kista.
Berbagai metode dari pengobatan kista coklat dapat berakibat buruk terhadap fungsi ovarium, karena itu bagi pasien yang belum memiliki anak perlu konsultasi dengan dokter agar mendapatkan penanganan terbaik tanpa mengganggu fungsi indung telur. Dengan menerapkan pola hidup sehat, kita dapat mencegah penyakit ini muncul, jadi waspadalah dan segera memeriksakan diri jika terdapat gejala yang tidak wajar.