10 Cara Penularan Hepatitis dan Pencegahannya

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hepatitis merupakan sebuah kondisi peradangan organ hati yang dikarenakan toksin atau senyawa kimia atau obat yang mampu menjadikan seseorang terinfeksi. Hepatitis dengan masa berlangsung yang tak lebih dari 6 bulan diketahui juga dengan sebutan hepatitis akut, sementara hepatitis yang kronis adalah kondisi hepatitis dengan masa 6 bulan lebih lamanya.

Virus biasanya adalah penyebab utamanya, tapi tidaklah selalu demikian karena hepatitis juga bisa terjadi dikarenakan obat-obatan serta alkohol. Hepatitis dengan pemicu utama obat-obatan dan alkohol lebih dikenal dengan sebutan hepatitis non-virus. Untuk menghindari penyakit ini, sangat penting untuk mengenal bagaimana saja cara penularan hepatitis secara umum agar dapat mencegah jenis-jenis hepatitis yang berpotensi terjadi.

(Baca juga: gejala hepatitis a)

1. Mengonsumsi Kerang Mentah

Sebagian orang sangat menggemari makanan laut dan meski dalam keadaan mentah sekalipun akan dengan senang hati melahapnya. Rupanya ada kerugian di balik konsumsi kerang mentah yang kelihatannya lezat ini. Ingat bahwa tak semua makanan laut mentah itu terjaga kebersihannya yang bila dimakan bisa berakibat buruk bagi kesehatan.

Kerang tampak nikmat bagi sebagian orang, khususnya kalau dikonsumsi mentah-mentah, padahal kerang kerap diperoleh dari air yang penuh polusi. Ketika kerang mentah langsung dimakan atau tidak dibersihkan lebih dulu, alhasil hepatitis A menjadi akibatnya. Penting untuk mengetahui bahwa ada beragam jenis kerang serta tiram yang berpotensi tinggi menularkan virus hepatitis A.

2. Berhubungan Intim

Khusus untuk hepatitis B, ketika berhubungan intim dengan penderitanya, maka risiko tertular virus hepatitis B pun meningkat. Ini karena diketahui bahwa virus tersebut penularannya bisa lewat cairan vagina, darah, atau air mani orang yang sudah terkena infeksinya. Penularan mealui cairan sudah sangat umum, maka hendaknya memerhatikan hal ini.

Bila hendak melakukan hubungan seksual, akan lebih baik jika dapat melindungi diri dengan cara menggunakan kondom berbahan lateks. Atau supaya infeksi dapat dicegah, vaksinasi juga bisa menjadi solusinya. Dengan cara-cara tersebut, infeksi bisa terminimalisir apabila pasangan tengah terkena infeksi hepatitis.

(Baca juga: ciri-ciri hepatitis)

3. Makanan serta Minuman

Cara penularan dan penyebaran virus hepatitis, khususnya hepatitis A rupanya dapat terjadi lewat makanan dan minuman. Bahkan ketika mengonsumsi buah-buahan segar berikut sayuran pun bisa saja malah memicu infeksi virus. Makanan dan minuman yang sudah terkena kontaminasi virus hepatitis A adalah yang paling berbahaya dan bisa menyebar serta menular cukup cepat.

Itulah sebabnya, sangat penting untuk mencuci buah secara sempurna sebelum Anda mengonsumsi buah tersebut, terutama kalau ingin memakannya beserta kulit. Tak hanya dari makanan, minuman pun juga dapat menularkan virus, apalagi air yang juga sudah terkontaminasi. Sebaiknya hindari meminum air mentah; rebuslah dulu bila Anda mengambil air tanah atau air keran dan pastikan sampai mendidih sebelum mengonsumsinya.

4. Tidak Menjaga Kebersihan Diri

Perlu diketahui bahwa virus hepatitis A pada dasarnya mampu bertahan hidup di luar tubuh cukup lama, yakni beberapa bulan. Maka menjaga kebersihan diri sangatlah penting demi menghindari virus tersebut. Dalam menjaga kebersihan diri, Anda perlu rajin mencuci tangan sesudah pemakaian kamar mandi.

Hal lainnya yang juga dianjurkan supaya kebersihan selalu terjaga adalah senantiasa membersihkan tangan setiap kali sehabis mengganti popok anak serta ketika hendak menyiapkan makanan. Cucilah tangan secara rajin khususnya sebelum makan dan minum, dan pastikan Anda memakai sabun antibakteri untuk itu. Hal ini bakal mampu mencegah penularan dari virus, khususnya virus hepatitis A.

(Baca juga: penyebab hepatitis a)

5. Peralatan Salon

Ketika Anda secara rutin pergi merawat diri ke salon, harap waspadai pula  segala alat yang digunakan di salon tersebut. Penularan virus hepatitis ternyata juga bisa terjadi melalui alat-alat yang digunakan di salon sekalipun. Selalu ada kemungkinan untuk peralatan salon terkontaminasi virus.

Penularan melalui peralatan manicure, pedicure serta alat-alat lainnya sangat memungkinkan untuk terjadi. Hal ini semakin kuat apabila peralatan sempat terkena darah dari penderita hepatitis. Terkadang hal seperti ini tentunya tak mampu kita hindari sekalipun berada di salon yang bereputasi baik, maka rajin-rajinlah mengecek kesehatan tubuh, khususnya bila gejala hepatitis mulai timbul.

6. Penggunaan Barang yang Sama

Menggunakan barang milik penderita hepatitis atau memakai barang yang sama secara bergantian adalah cara termudah untuk penularan hepatitis. Virus hepatitis B dan C adalah yang paling umum ditularkan lewat penggunaan barang bersama. Maka hendaknya hati-hati dan hindari barang-barang yang sudah dipakai oleh penderita hepatitis.

Barang-barang yang dimaksud antara lain seperti halnya jarum, gunting kuku, pisau cukur, sikat gigi, serta benda-benda lainnya yang kiranya dapat terkontaminasi darah si penderita. Risiko infeksi dapat diminimalisir cukup dengan tidak menggunakan benda yang sama, maka urungkan niat untuk berbagi atau meminjam barang bila Anda tahu orang tersebut memiliki penyakit hepatitis.

(Baca juga: penyakit hepatitis a)

7. Peralatan untuk Menindik dan Tato

Ada sebagian orang yang berkeinginan untuk menindik bagian tubuh tertentu atau membuat tato. Ketika hendak melakukannya, seharusnya ada pertimbangan yang cukup banyak, termasuk juga kebersihan serta kesterilan dari alat-alat yang digunakan pada tempat tato maupun tindik yang Anda tuju.

Virus hepatitis B dan C diketahui bisa ditularkan lewat peralatan-peralatan tindik dan tato tersebut. Ini karena potensi di mana peralatan terkena darah lebih tinggi ketimbang peralatan salon maupun barang lainnya. Risiko semakin besar apabila peralatan yang sudah digunakan pada orang lain tak disterilisasi secara sempurna dan akhirnya bisa menulari pelanggan lainnya dengan gampang.

8. Darah yang Sudah Terkontaminasi

Virus hepatitis dapat mengontaminasi berbagai cairan dalam tubuh kita, tak terkecuali pula darah. Khusus virus hepatitis B dan C, keduanya sangat mudah untuk menyebar di mana penularan infeksi juga bisa terjadi dari sang ibu ke bayinya pada proses kelahiran. Bahkan sepasang suami istri yang melakukan hubungan intim pun berpotensi besar.

Ketika seorang penderita hepatitis terluka, luka pada kulit ini bila berdarah dan darahnya mengenai orang lain pun juga berkemungkinan menyebarkan virus hepatitis. Itulah alasan mengapa penting untuk menjaga jarak dengan penderita hepatitis supaya kita tak mudah terkena infeksinya, terutama lewat darah dari luka atau ketika berhubungan seksual.

(Baca juga: gejala hepatitis c)

9. Peralatan Dokter/Rumah Sakit

Virus hepatitis mampu menular juga lewat peralatan selain peralatan tato, tindik dan salon. Di rumah sakit atau pada klinik, alat-alat yang tak tersterilisasi dengan baik juga berpotensi tinggi memicu seseorang tertular hepatitis, khususnya hepatitis B dan C. Tempat-tempat ini memang dianggap begitu baik dan aman, namun kita tak pernah tahu seberapa steril rumah sakit yang dikunjungi.

Penularan virus hepatitis bisa terjadi lewat peralatan yang dipakai oleh dokter gigi, khususnya peralatan yang sudah terkontaminasi. Bahkan alat sterilisasi pun juga bisa terkontaminasi sehingga ini menaikkan risiko penularan. Transfusi darah juga adalah proses yang juga dapat menyebabkan penularan terjadi, apalagi kalau transfusi darah ikut terkontaminasi.

10. Dari Ibu ke Anaknya

Seperti yang sudah disebutkan secara singkat sebelumnya, hepatitis bisa saja ditularkan oleh sang ibu ke anaknya, terutama para ibu yang sedang dalam masa kehamilan. Contohnya, ibu yang tengah mengandung lalu terinfeksi oleh virus hepatitis, maka ini akan otomatis mengenai atau menginfeksi janin secara lebih mudah.

Dari situlah sang ibu mampu menularkan virus ke sang anak. Oleh sebab itu, sebaiknya rajin-rajinlah mengonsultasikan kesehatan dengan dokter kepercayaan Anda selama masa kehamilan. Pastikan juga menjauhi penderita hepatitis serta barang-barang yang kiranya dipakai oleh penderita hepatitis. Hal ini akan meminimalisir risiko sang janin terserang virus hepatitis.

(Baca juga: pengobatan hepatitis b)

Pencegahan dengan Vaksin

Virus dan bakteri selalu ada di mana-mana dan bisa saja tanpa kita sadari, kita telah terkena virus tersebut. Demi mencegah penyakit hepatitis, vaksin adalah langkah pencegahan terbaik di mana vaksin yang tersedia adalah untuk mencegah hepatitis A serta B yang adalah vaksin gabungan atau vaksin tunggal.

Kekebalan yang diperoleh dari vaksin untuk hepatitis A bisa sampai hampir 100 persen 1 bulan pasca penerimaan vaksin yang kedua kali. Ingat bahwa vaksin yang kedua boleh diterima setengah tahun alias 6 bulan kemudian sejak dari yang pertama kali. Hanya anak-anak berusia di bawah 1 tahunlah yang boleh menerima vaksin hepatitis A.

Sementara itu, vaksin hepatitis B menawarkan kekebalan terhadap virus sebanyak 95 persen anak-anak maupun orang dewasa muda dengan penerimaan 3 dosis rekombinan vaksin pasca penerimaan vaksin ketiga. Perlu dicatat bahwa jadwal vaksinasi adalah pada anak yang berusia 0, 1 dan 6 bulan saja.

Penularan penyakit hepatitis B dari ibu ke anak tak perlu dikhawatirkan karena dapat dicegah dengan vaksinasi yang diberikan pada bayi yang usianya belum 24 jam. Telah direkomendasikan pula oleh WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia supaya seluruh anak mendapatkan vaksinasi ini, khususnya yang baru saja dilahirkan. Rekomendasi ini lebih dikuatkan pada warga yang tinggal di negara-negara dengan risiko virus hepatitis B lebih tinggi, tak terkecuali Indonesia.

NTB serta NTT adalah provinsi di Indonesia yang cukup marak akan hepatitis B ini sehingga cukup mengkhawatirkan. Dengan vaksinasi tersebut, setidaknya penularan bisa berkurang dan bisa dicegah terjadi secara vertikal, yakni dari ibu pada anaknya yang masih di dalam kandungan.

(Baca juga: penyebab hepatitis)

Itulah sekilas informasi mengenai cara penularan hepatitis sekaligus pencegahan melalui vaksinasi. Waspadai penularannya dan ketahui pula apa perbedaan sakit liver dan hepatitis karena keduanya kerap sulit dibedakan. Apabila telanjur mengalami beberapa gejalanya, langsung periksakan ke dokter supaya dapat segera ditangani dengan tepat.

fbWhatsappTwitterLinkedIn