8 Bahaya Hepatitis A, B dan C

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Penyakit hepatitis sebaiknya tidaklah diremehkan apalagi diabaikan, khususnya ketika gejala sakit kuning sudah mulai kelihatan. Perubahan warna kulit dan bagian putih pada mata menjadi kekuningan sudah seharusnya menjadi tanda yang jelas bahwa Anda menderita hepatitis. Ketika hati mengalami peradangan akibat infeksi virus, Anda perlu mencari pertolongan medis atau obat tradisional terpercaya.

Kenyataannya, risiko terserang infeksi hepatitis bisa berkali-kali lipat lebih tinggi dan bahkan jauh lebih berbahaya ketimbang terkena virus HIV AIDS. Perlu disadari bahwa di negara kita, Indonesia, telah diketahui bahwa tingkat infeksi virus hepatitis berada pada level sedang hingga tinggi. Bahaya hepatitis atau komplikasinya perlu Anda ketahui supaya cepat dalam menanganinya.

(Baca juga: penularan hepatitis lewat keringat – jenis-jenis hepatitis)

1. Terserang Infeksi

Komplikasi atau bahaya hepatitis A dapat menjadi fatal apabila tidak ditangani dengan cepat dan baik. Bahaya dari hepatitis A berpotensi lebih tinggi jika penyakit ini diderita oleh para manula ditambah pula memiliki riwayat penyakit yang cukup kronis, seperti HIV, diabetes, penyakit hati, hingga penurunan daya tahan tubuh.

Komplikasi atau bahaya yang pertama adalah tubuh penderita yang bisa dengan gampang terserang infeksi. Tak hanya itu, jika orang tersebut sudah pernah menderita hepatitis A, maka ada potensi bahwa di masa datang ia akan lebih gampang mengalami kekambuhan. Maka setiap penderita hepatitis A memang sudah sepatutnya berwaspada.

Di masa mendatang, hepatitis A bisa kembali datang dan bisa lebih sering kambuh seiring waktu berjalan. Hepatitis A berpotensi untuk terjadi lagi dan lagi alias lebih dari 1 kali sejak terjadinya infeksi pertama kali. Jadi, alangkah baiknya untuk tetap kontrol ke dokter dan mengecek kesehatan organ hati Anda serta menjaga kebersihan diri serta pola makan.

2. Gagal Hati

Seseorang dengan hepatitis A sangatlah memiliki risiko tinggi terkena gagal hati karena pada dasarnya terjadi penurunan fungsi pada organ hati secara drastis. Namun yang perlu diketahui adalah bahwa sirosis hati tidaklah diakibatkan oleh gagal hati. Hal ini bisa berpotensi juga terjadi pada penderita hepatitis B dan C.

Karena namanya adalah gagal hati, maka Anda perlu waspada karena fungsi dari organ hati menjadi tidak seperti seharusnya. Penderita bisa mengalaminya sebagai komplikasi apabila peradangan akibat virus tak segera diatasi dengan tepat. Sebelum gagal hati terjadi, Anda sebaiknya sudah ke dokter saat gejala mulai menyerang supaya cepat penanganannya.

Gagal hati bukanlah sembarang komplikasi karena diketahui ada 50 persen penderita gagal hati yang pada tahap akut dan meninggal. Paling tidak penderita gagal hati bakal sangat membutuhkan transplantasi hati, jadi sebaiknya diupayakan agar hepatitis tak sampai pada bahaya ini. Khusus para lansia sebaiknya meningkatkan kewaspadaan.

(Baca juga: perbedaan sakit liver dan hepatitis)

3. Kolestatis

Penyakit hepatitis A dapat mengancam bagi orang-orang yang sudah berusia lanjut karena risiko terkena kolestatis lebih besar. Kolestatis sendiri sebetulnya bukanlah komplikasi yang perlu dikhawatirkan sebab memang tanpa adanya pengobatan khusus kondisi ini bisa sembuh sendiri. Meski dapat sembuh sendiri, bukan lantas berarti juga Anda bisa mengabaikannya.

Bahaya ini dapat terjadi saat terjadi penumpukan cairan empedu pada organ hati Anda. Bagaimana kita bisa mengenali bahwa tubuh kita tengah mengalami penumpukan cairan empedu atau tidak? Gejala yang ditunjukkan di antaranya adalah turunnya berat badan, diare, sakit kuning yang tak sembuh-sembuh dalam waktu lama, serta demam.

4. Kanker Hati

Hepatitis B dan C sama bahayanya dengan hepatitis A dan Anda sudah seharusnya mewaspadai penularan virus hepatitis B serta C ini. Ada sejumlah masalah kesehatan yang diketahui berpotensi menjadi komplikasi dari hepatitis B dan C apabila penyakit ini tak segera diatasi dengan cepat dan tepat sejak gejala pertama telah dirasakan.

Waspadai akan kedua jenis hepatitis yang sudah pada tahap kronis bisa menjadi kanker hati karena dibiarkan berkembang. Perkiraan perkembangan menjadi kanker hati ini diketahui bisa sampai 10 persen dan akan muncul gejala-gejala yang cukup jelas pada penderitanya. Turunnya berat badan, sakit perut, mual disertai muntah, serta sakit kuning di mana bagian putih mata serta kulit Anda menjadi kekuningan.

Jenis kanker ini perlu diwaspadai sebelum benar-benar terjadi karena kanker hati diketahui berada pada urutan ketiga yang menjadi pemicu kematiang paling tinggi secara global. Ada lebih dari 13 ribu kasus kanker hati di Indonesia sendiri berdasarkan data riset GLOBOCAN di tahun 2008. Dengan jumlah kasus tersebut, angka kematian bisa sampai hampir 13 ribu juga.

(Baca juga: cara penularan hepatitis)

5. Penyakit Ginjal

Hepatitis B bukanlah penyakit yang patut untuk diabaikan karena infeksinya bisa-bisa membahayakan organ-organ vital lain pada tubuh kita. Penderita yang sudah terkena infeksi hepatitis B tanpa memperoleh penanganan yang tepat bisa memicu gangguan pada ginjal. Penyakit ginjal adalah risiko tinggi bagi penderita hepatitis B.

Ketika masalah pada organ ginjal terjadi, hal ini rupanya menjadi faktor yang bisa memicu gagal ginjal. Pada anak-anak, ada kemungkinan untuk lebih cepat sembuh dan pulih dari penyakit ginjal ketimbang orang-orang dewasa. Gagal ginjal adalah kemungkinan masalah ginjal terbesar yang sangat perlu untuk diwaspadai oleh setiap penderita hepatitis B.

6. Sirosis Hati

Terbentuknya jaringan parut pada organ hati dinamakan juga dengan sirosis. Ketika sel-sel organ hati yang sehat dan normal kemudian terluka atau terserang inflamasi secara berkelanjutan, maka otomatis jaringan parut akan muncul. Jaringan parut ini merupakan jaringan yang terhasilkan dari radang dan luka pada sel hati.

Pada organ hati yang sudah terserang sirosis maka akan dijumpai bahwa terjadi perubahan pada sel-selnya. Ketika perubahan  terjadi pada sel-sel tersebut, otomatis organ hati tak bisa berfungsi sebagaimana mestinya sehingga fungsi tubuh secara keseluruhan menjadi kurang maksimal. Perubahan terjadi tidak secara instan, tapi justru perlahan dan bisa bertahun-tahun.

Waspadai komplikasi sirosis ini karena sangat berisiko tinggi terjadi pada orang-orang yang mengalami hepatitis B dan C. Segera diagnosa ke dokter bila terjadi gejala-gejala yang kiranya kurang normal dan tidak semestinya. Anda bisa mencegah komplikasi hepatitis dengan segera tanggap akan gejala yang sudah muncul.

(Baca juga: ciri-ciri hepatitis)

7. Penularan Virus Semasa Hamil

Virus hepatitis juga sangat mengancam bagi para ibu hamil karena mampu mengakibatkan perdarahan, partus prematums serta abortus. Untuk janin, risiko dan bahaya dari virus hepatitis B sangatlah tinggi karena mampu memicu kelahiran prematur, penularan virus hepatitis, sekaligus kematian janin yang tentunya paling serius dan mengerikan.

Pada 90 persen kasus kelahiran bayi-bayi dari ibu dengan riwayat kesehatan penderita hepatitis B, maka si kecil pun akan ikut terkena infeksinya. Bahkan ada pula potensi yang mengarah pada hepatitis tahap kronis. Itulah mengapa, ibu hamil harus selalu mengecek kesehatannya dan janin secara rutin untuk mencegah kondisi-kondisi yang tak diharapkan.

8. Hepatitis B Fulminan

Komplikasi ini bisa dialami oleh seseorang yang mengidap hepatitis B terutama ketika sistem daya tahan tubuh keliru. Pada kekeliruan yang terjadi, maka sistem kekebalan tubuh akan dengan otomatis menyerang organ hati sehingga akhirnya memicu kerusakan yang cukup serius. Gejala yang biasa terjadi antara lain adalah sakit kuning, pembengkakan pada bagian perut serta mudah bingung serta linglung.

(Baca juga: makanan sehat untuk hepatitis)

Itulah sejumlah bahaya hepatitis yang bisa Anda coba waspadai dan alangkah baiknya hepatitis dicegah dengan baik melalui vaksinasi. Ini supaya seseorang bisa memperoleh antibodi dari virus hepatitis B dan A. Sayangnya, tak ada vaksinasi khusus untuk mencegah hepatitis C, tapi akan lebih baik kalau sistem kekebalan tubuh seseorang jangan sampai lemah.

Pola makan perlu diubah dari yang kurang sehat menjadi yang lebih bergizi, dan tidak lupa juga untuk memanfaatkan waktu dengan baik untuk istirahat cukup. Dengan pola hidup sehat, maka dijamin bahwa virus tak akan mudah menyerang tubuh Anda. Jadi, tak ada salahnya untuk memenuhi gizi secara teratur supaya virus hepatitis bisa ditangani sekaligus dicegah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn