9 Penyebab Hepatitis Kronis – Hepatitis A, B, C, D dan E

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Hepatitis adalah salah satu penyakit yang disebabkan karena terjadinya peradangan atau pembengkakakn pada organ hati. Gangguan kesehatan ini dapat terjadi karena adanya infeksi virus atau karena organ hati terkena zat berbahaya seperti alkohol. Hepatitis terbagi dalam beberapa jenis, beberapa diantaranya dapat disembuhkan tanpa menyebabkan kerusakan yang permanen pada organ hati. Namun, pada jenis lainnya dapat bertahan selama bertahun-tahun dan dapat mengakibatkan sirosis hati ( parut pada hati). Selain itu, dalam beberapa kasus serius, hepatitis dapat menyebabkan gagal hati, yaitu hilangnya fungsi hati atau yang lebih dikenal dengan kanker hati. Jenis hepatitis ini biasanya disebut hepatitis kronis.

Gejala Hepatitis

penyebab hepatitisSeseorang yang menderita hepatitis, kemungkinan besar akan mengalami gejala-gejala awal yang hampir mirip dengan gejala flu yang disebabkan oleh infeksi virus. Gejala-gejala tersebut diantaranya adalah :

  • Timbulnya rasa nyeri pada otot dan persendian
  • Mengalami demam tinggi dengan suhu tubuh mencapai atau melebihi 38 derajat Celcius. merasa sakit
  • Merasa tidak sehat
  • Mengalami sakit kepala
  • Timbulnya jaundice (warna kulit dan mata menguning)
  • Rasa lelah yang luar biasa sepanjang waktu
  • Depresi

Dalam kebanyakan kasus, penderita hepatitis baik itu yang disebabkan oleh virus maupun oleh alkohol kurang atau bahkan tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi penyakit tersebut. Hal ini dikarenakan kebanyakan kasus hepatitis tidak menimbulkan gejala-gejala yang nyata.

Penyebab Hepatitis Berdasarkan Jenisnya

1. Hepatitis A

Hepatitis A merupakan salah satu penyakit menular infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini merupakan salah satu dari beberapa jenis virus hepatitis yang dapat menyebabkan peradangan dan mempengaruhi kemampuan fungsi hati. Penyebaran virus ini bisa melalui kontak makanan atau minuman dengan seorang yang telah terinfeksi. Hepatitis A merupakan jenis kasus yang jarang terjadi dan tidak memerlukan pengobatan khusus. Kebanyakan penderita bisa sembuh sepenuhnya tanpa mengalami kerusakan permanen pada organ hati.

Beberapa gejala yang dapat menandakan seseorang terinfeksi hepatitis A hampir mirip dengan gejala flu, seperti

  • Demam ringan, yang biasanya suhu tubuh tidak lebih dari 39.5ºC
  • Timbulnya rasa nyeri pada sendi dan otot
  • Timbulnya perasaan tidak sehat
  • Diare
  • Timbulnya ikterus (menguningnya kulit dan mata)
  • Warna tinja pucat
  • Kulit terasa gatal
  • Pembengkakan pada hati
  • Urine berwarna gelap

Sebagian besar kasus hepatitis A terjadi pada daerah yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, jumlah penduduk yang berlebihan (penuh sesak), serta buruknya sistem sanitasi dan air bersih. Virus hepatitis A dapat menyebar dengan cepat melalui :

  • Mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh tinja seseorang yang terinfeksi hepatitis A akibat buruknya kebersihan pribadi. Sebagai contoh, ketika kita mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh penderita hepatitis A yang belum mencuci tangan dengan baik, apalagi setelah ia buang air besar
  • Mengkonsumsi air minum yang terkontaminasi
  • Mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan yang dicuci dengan menggunakan air yang telah terkontaminasi
  • Mengkonsumsi makanan laut yang tercemar oleh limbah
  • Berhubungan sex dengan penderita

Menjaga kebersihan dengan baik, termasuk dengan cara mencuci tangan yang benar secara teratur merupakan langkah terbaik untuk melindungi terhadap hepatitis A. Pemberian vaksin juga sangat diperlukan bagi orang-orang yang beresiko terkena infeksi ini.

2. Hepatitis B

Hepatitis B merupakan alah satu bentuk infeksi hati serius yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Dalam beberapa kasus, penyebab hepatitis B ini menjadikan infeksi yang bisa saja menjadi kronis dan dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama yaitu hingga 6 bulan. Hal ini dapat juga meningkatkan resiko berbagai macam komplikasi seperti gagal hati, kanker hati, maupun gejala sirosis hati yaitu suatu kondisi yang dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut pada penderita.

Kebanyakan penderita hepatitis B akan mengalami kepulihan sepenuhnya pada saat ia dewasa, meskipun ia memiliki tanda-tanda atau gejala infeksi yang cukup parah. Tanda-tanda atau gejala yang dapat menandai infeksi ini antara lain adalah :

  • Timbulnya sakit perut
  • Urine berwarna gelap
  • Demam
  • Timbulnya rasa nyeri pada sendi
  • Kehilangan selera makan
  • Mual dan muntah
  • Kelemahan dan kelelahan
  • Jaundice (menguningnya kulit dan mata)

Virus hepatitis B (HBV) dapat ditularkan melalui darah, air mani, maupun cairan tubuh lainnya. Adapun cara penularannya antara lain adalah :

  • Kontak seksual, yaitu jika seseorang melakukan hubungan seksual dengan dengan penderita hepatitis B tanpa menggunakan pelindung (kondom) yang dapat mengakibatkan darah, air liur, air mani, maupun cairan vagina memasuki tubuhnya.
  • Penggunaan jarum suntik, Jarum suntuk yang digunakan sama-sama dengan orang yang telah terinveksi virus HBV juga dapat meningkatkan resiko penularan, yaitu melalui intravena (IV)
  • Kontak darah, misalnya saja pada saat terjadinya transfusi darah yang dilakukan dari orang yang terinfeksi virus HBV kepada orang-orang yang belum terinfeksi.
  • Dari seorang ibu pada anaknya, misalnya saja adalah wanita yang sedang hamil dapat menularkan virus ini pada janin di rahimnya.

Pemberian vaksin dapat mencegah penularam hepatitis B, tetapi belum ada pengobatan untuk mengobati penyakit ini. Jika seseorang telah terinfeksi, sebaiknya ia segera mengambil tindakan pencegahan tertentu yang dapat membantu mencegah penyebaran virus HBV kepada orang lain.

3. Hepatitis C

Hepatitis C merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus yang menyebabkan peradangan karena virus hepatitis C (HCV), dimana infeksi yang terjadi hampir tidak memiliki gejala apapun. Bahkan, kebanyakan dari penderita tidak mengetahui bahwa mereka telah terinfeksi  virus ini sampai dokter mendiagnosis bahwa ia telah memiliki kerusakan hati setelah beberapa lama kemudian. HCV merupakan salah satu jenis virus yang paling dianggap serius. Ia dapat menular  melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi, misalnya melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian.

Pada tahap awal seseorang terinfeksi virus HCV atau mulai sekitar 1 hingga 3 bulan setelah terpapar virus, tanda-tanda atau gejala yang mungkin timbul antara lain adalah :

  • Timbulnya kelelahan
  • Mual serta berkurangnya nafsu makan
  • Terasa sakit pada perut
  • Urine berwarna gelap
  • Timbulnya jaundice (warna kulit dan mata menjadi kuning)
  • Demam
  • Timbulnya rasa nyeri pada otot dan sendi

Setelah bertahun-tahun dan menjadi kondisi yang kronis, seseorang yang terinveksi virus ini kemungkinan akan mengalami gejala seperti :

  • Mudah mengalami perdarahan
  • Mudah memar
  • Kulit terasa gatal
  • Asciter (akumulasi cairan di perut)
  • Pembengkakan di kaki
  • Masalah pada berat badan
  • Sering mengalami kebingungan, mengantuk, dan bicara menjadi cadel (ensefalopati hepatik)
  • Timbulnya angiomas spider (pembuluh darah laba-laba-seperti pada kulit)

Penularan virus penyebab hepatitis C hampir sama dengan jenis hepatitis B yaitu melalui kontak darah yang telah terkontaminasi virus tersebut. Berikut ini cara penularan virus HCV :

  • Penggunaan jarum suntik maupun peralatan lain secara bersamaan seperti piring, sendok, makanan, minuman merupakan cara yang paling umum untuk penyebaran virus hepatitis C.
  • Melalui transfusi darah
  • Penularan dari ibu kepada anaknya yaitu semasa kehamilan
  • Melalui hubungan seksual tanpa menggunakan alat pengaman seperti kondom dengan penderita.

4. Hepatitis D

Hepatitis D merupakan infeksi yang dapat menyebabkan pembengkakan pada organ hati penderitanya yang mana penyebabnya adalah virus hepatitis D (HDV). Seseorang yang dapat terkena virus ini adalah mereka yang telah terinfeksi HBV (virus hepatitis B) sebelumnya. Tidak ada obat maupun vaksin untuk mengobati dan mencegah virus hepatitis ini.

Sangat sulit untuk membedakan penderita hepatitis B dan hepatitis D, karena gejala-gejala yang dialami penderita hampir sama, antara lain adalah :

  • Jaundice (menguningnya warna kulit dan mata)
  • Timbulnya rasa nyeri pada sendi
  • Sakit perut
  • Muntah
  • Hilangnya selera makan
  • Warna urin menjadi gelap
  • Merasa kelelahan

Penularan virus penyebab hepatitis D juga hampir sama dengan penularan virus hepatitis B. Virus hepatitis D dapat menular atau menyebar melalui kontak dengan darah yang terkontaminasi atau cairan tubuh lainnya. Menurut Rumah Sakit Anak di Philadelphia, sekitar 5 % penderita hepatitis B juga memiliki hepatitis D.

5. Hepatitis E

Hepatitis E merupakan salah satu penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis E (HEV), yaitu partikel mikroskopis yang masuk ke dalam sel-sel hidup untuk bereproduksi.

Penderita hepatitis E mungkin tidak akan merasakan gejala atau tanda-tanda apapun pasca virus ini memasuki tubuhnya untuk jangka waktu 2 hingga 9 minggu lamanya. Namun ia kemungkinan akan segera mengalami beberapa gejala setelah masa inkubasi tersebut, seperti :

  • Timbulnya flu ringan
  • Timbulnya kelelahan ekstrim yang biasanya berlangsung selama beberapa waktu setelah virus dibersihkan
  • Perubahan warna urin menjadi gelap atau coklat
  • Sakit perut
  • Jaundice (warna mata dan kulit menjadi kuning)
  • Demam
  • Hilangnya selera makan
  • Timbulnya rasa gatal
  • Mual dan muntah
  • Timbulnya rasa sakit atau nyeri pada sendi dan otot
  • Kesemutan, mati rasa, serta kelemahan pada lengan dan kaki.

Selain virus penyebab hepatitis diatas, terdapat beberapa kondisi penyebab hepatitis kronis yang berbahaya seperti berikut ini :

1.. Mengkonsumsi alkohol

Seorang alkoholic memiliki resiko yang tinggi untuk memiliki hepatitis. Hal ini disebabkan kandungan bahaya alkohol dalam bir, anggur, dan minuman keras lainnya menghasilkan bahan kimia yang sangat beracun, seperti asetaldehida. Bahan kimia ini dapat memicu terjadinya peradangan yang nantinya dapat merusak sel-sel hati dan dapat mengganggu kemampuan fungsi hati.

2. Sistem kekebalan tubuh yang tidak sehat

Sistem kekebalan tubuh yang tidak sehat dapat memicu terjadinya penyakit hepatitis, seperti hepatitis autoimune. Meskipun belum diketahui mekanisme yang tepat dimana sistem kekebalan tubuh sendiri menyerang hati, namun tampaknya bahwa beberapa jenis sel darah putih (jenis sel darah yang biasanya melawan infeksi), selain menyerang zat asing (misalnya kuman dan virus) juga dapat menyerang sel-sel hati. Jenis kerusakan yang diakibatkan adalah hepatitis kronis.

3. Efek samping penggunaan obat-obatan dan berbagai jenis bahan kimia

Hati merupakan salah satu organ tubuh yang memainkan peran penting dalam transformasi dan membersihkan bahan-bahan kimia dalam tubuh. Beberapa jenis obat-obatan tertentu ketika diambil dalam dosis yang berlebihan dapat melukai organ tersebut. Agen kimia lainnya, seperti yang digunakan di laboratorium dan industri misalnya microcystins dan obat herbal juga dapat menyebabkan kerusakan hati.

4. Peradangan

Peradangan merupakan suatu bagian dari proses perbaikan jaringan tubuh yang rusak. Jika organ hati mengalami luka berulang kali, sel-sel hati baru tidak bisa melakukan regenerasi dengan cukup cepat dan tetap terdapat bekas luka pada jaringan fibrosa.

fbWhatsappTwitterLinkedIn