Epilepsi menjadi penyakit yang sangat menakutkan bagi semua orang. Jenis umum epilepsi yang biasanya sering terjadi pada beberapa penderita adalah kejang kontrak yang berlebihan hingga membuat penderitanya tidak sadarkan diri untuk beberapa waktu tertentu. Setiap serangan epilepsi bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Hal inilah yang membuat epilepsi terlihat sebagai penyakit yang sangat berbahaya.
Pada dasarnya ini bukan penyakit menular dan bisa diobati dalam jangka panjang. Pengobatan untuk epilepsi memang tidak bisa digunakan untuk menghilangkan epilepsi itu sendiri, tapi hanya untuk mengurangi resiko serangan agar penderita bisa menjalani aktifitas sehari-hari secara normal.
Apa Sebenarnya Penyebab Epilepsi?
Apakah epilepsi bisa menular hanya dengan bersentuhan? Tidak, epilepsi adalah sebuah penyakit khusus yang menyerang pada bagian otak dan membuat serangan karena terjadi kejutan listrik pada otak. Hal inilah yang menyebabkan serangan epilepsi bisa terjadi pada penderita. Namun apa sebenarnya penyebab epilepsi. Berikut ini adalah berbagai detail tentang penyebab epilepsi yang dilihat dari faktor tertentu.
Penyebab Epilepsi Menurut Faktor Usia
Epilepsi yang terjadi secara umum pada beberapa penderita bisa digolongkan menurut usia. Setiap penderita dengan usia yang berbeda-beda memiliki penyebab yang berbeda. Berikut ini beberapa faktor penyebab epilepsi menurut usia.
Epilepsi pada Bayi
Bayi bisa terkena epilepsi baik terjadi pada bayi yang baru lahir maupun bayi yang sudah berumur beberapa hari. Epilepsi yang terjadi pada bayi harus dianalisa dengan berbagai pemeriksaan untuk menentukan penyebab epilepsi. Berikut ini beberapa penyebab epilepsi pada bayi :
- Terjadi kondisi pembentukan otak yang kurang sempurna atau malforasi otak.
- Bayi mengalami kekurangan oksigen saat proses persalinan atau setelah dilahirkan.
- Gangguan kekurangan nutrisi pada bayi yang menyebabkan kadar gula yang rendah, gangguan elektrolit, kekurangan makanan yang mengandung kalsium dan makanan yang mengandung magnesium.
- Gangguan metabolisme yang terjadi selama janin berada dalam masa pertumbuhan di kandungan.
- Bahaya narkoba pada ibu hamil yang melahirkan bayinya, serta konsumsi alkohol yang berlebihan.
- Infeksi pada otak bayi yang disertai dengan demam atau kejang.
Epilepsi pada Anak-anak
Anak-anak juga bisa menderita epilepsi meskipun mereka tidak memiliki gejala epilepsi sejak bayi. Kondisi ini terkadang terlihat sangat mendadak dan menyebabkan orang tua sangat panik. Berikut ini adalah beberapa penyebab epilepsi pada anak-anak :
- Anak-anak yang mengalami kondisi khusus sejak lahir sepeRti penderita down sindrom seperti ADHD pada anak dan neurofibromatosis.
- Anak-anak yang dilahikan dari orang tua atau riwayat keluarga dengan penyakit epilepsi.
- Anak-anak yang pernah mengalami kecelakaan dan menyebabkan trauma pada kepala.
Epilepsi pada Dewasa dan Orang Tua
Orang tua dan orang dewasa juga memiliki resiko terkena epilepsi. Gangguan ini disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini :
- Orang tua yang mengalami stroke – Stroke yang menyerang pada bagian otak bisa menyebabkan epilepsi. Hal ini disebabkan karena stroke mempengaruhi fungsi otak secara umum dan menyebabkan otak tidak bisa bekerja dengan baik.
- Orang yang terkena penyakit Alzheimer – Penyakit yang menurunkan daya ingat secara berkala ini juga menyerang memori atau kapasitas otak. Pada tahap lanjut penyakit ini rentan dengan epilepsi.
Prediksi Penyebab Epilepsi
Penyebab epilepsi memang sangat berbeda-beda. Usia menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk menemukan penyebab epilepsi. Dengan beberapa pertimbangan ini maka penyebab epilepsi memang tidak bisa diperkirakan.
Berikut ini adalah beberapa penyebab epilepsi yang ditentukan dari faktor usia dan jenis serangan epilepsi.
- Epilepsi bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan epilepsi. Tapi kondisi epilepsi bisa disebabkan karena ada salah satu gen yang bisa menyebabkan epilepsi. Jenis serangan dan waktu serangan epilepsi akan terjadi sesuai dengan perkembangan gen epilepsi yang terbentuk dalam otak.
- Beberapa orang bisa terkena epilepsi mendadak tanpa ada riwayat dan gejala karena terjadi perubahan struktur otak yang menyebabkan epilepsi. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja.
- Anak-anak yang dilahirkan dengan perubahan struktur pada otak memiliki resiko yang lebih besar untuk terkena epilepsi.
- Anak-anak yang dilahirkan dengan kondisi autisme bisa memiliki faktor yang besar terkena epilepsi.
- Gangguan infeksi otak yang terjadi pada anak-anak dan dewasa juga bisa menyebabkan epilepsi.
- Epilepsi yang terjadi pada orang tua bisa disebabkan karena stroke atau penyakit Alzheimer.
Penyebab Epilepsi Berdasarkan Jenis Epilepsi
Dalam pandangan dunia medis penyebab epilepsi dikelompokkan berdasarkan jenis epilepsi. Dalam hal ini epilepsi dilihat sebagai penyakit yang banyak memiliki penyebab. Semua detail mengenai penyebab epilepsi sangat luas dan hal ini membuat penyebab epilepsi tidak dapat ditemukan secara khusus tanpa pemeriksaan penunjang yang lengkap.
Berikut ini adalah 3 kelompok utama penyebab epilepsi berdasarkan jenisnya :
1. Epilepsi Simtofatik
Epilepsi ini mungkin masih dikelompokkan dalam gejala atau merujuk pada penyakit epilepsi. Pemeriksaan dengan peralatan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dapat membuat penyebab epilepsi bisa dideteksi dengan jelas. Penyebab epilepsi ini adalah seperti :
- Terjadinya cedera pada bagian kepala yang menyebabkan perubahan struktural pada otak. Kondisi ini bisa terjadi pada anak-anak dan orang dewasa.
- Orang yang pernah menderita infeksi otak seperti meningitis.
- Orang lanjut usia yang pernah terkena stroke.
- Orang yang pernah menjalani pengobatan tumor pada bagian otak.
2. Epilepsi Idiopatik
Epilepsi idiopatik adalah salah satu jenis epilepsi yang disebabkan karena riwayat keluarga atau hubungan genetik dari faktor gen yang sangat dekat. Anak-anak yang menderita epilepsi idiopatik bisa disebabkan karena orang tua menderita penyakit epilepsi. Selain itu epilesi ini juga bisa terjadi pada anak-anak yang mengalami gangguan gen sejak dalam kandungan.
3. Epilepsi Kriptogenik
Epilepsi kriptogenik menjadi salah satu epilepsi yang memiliki bahaya khusus. Namun hingga saat ini penyebab epilepsi kriptogenik belum ditemukan. Para ahli berupaya untuk mencari tahu penyebab epilepsi kriptogenik untuk mengurangi ancaman epilepsi ini.
Resiko Tinggi Epilepsi
Epilepsi sebenarnya bisa dideteksi sejak awal. Epilepsi memang terkadang tidak disertai dengan gejala khusus sehingga ketika serangan epilepsi terjadi akan membuat keluarga panik. Deteksi dini akan menyebabkan serangan dan pengobatan epilepsi bisa dilakukan sejak awal.
Berikut ini adalah beberapa jenis faktor resiko tinggi terjadinya epilepsi :
- Bayi yang terlahir dengan kondisi prematur atau kekurangan gizi makanan sehat saat dikandungan.
- Bayi yang pernah terkena demam tinggi hingga menyebabkan kejang pada saat 1 bulan pertama kelahiran.
- Bayi yang mengalami gangguan atau penyakit yang menyerang otak.
- Bayi yang memiliki riwayat pendarahan dalam otak.
- Orang dengan gangguan pendarahan dan penyakit pembuluh darah dalam otak.
- Orang dengan riwayat gangguan atau cedera otak serius yang menyebabkan otak kekurangan oksigen.
- Orang yang pernah menderita penyakit infeksi pada otak seperti meningitis dan ensefalitis.
- Orang yang pernah menderita penyakit cerebral palsy.
- Orang yang dilahirkan dengan kondisi cacat pada bagian otak dan perkembangan fisik.
- Orang yang telah di diagnosa dengan Alzheimer.
- Orang yang menggunakan narkoba dan bahaya alkohol yang dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang.
- Orang yang pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan cedera otak parah.
Berbagai resiko tinggi penyebab epilepsi ini bisa terjadi pada beberapa orang. Namun orang yang tidak masuk dalam resiko tinggi juga tetap bisa terkena epilepsi. Untuk melihat penyebab epilepsi memang sangat besar dan luas. Pemeriksaan dasar untuk mengetahui potensi dan penyebab epilepsi tetap harus dilakukan pada orang dengan resiko tinggi.
Komplikasi Epilepsi
Epilepsi bukan penyakit yang menular secara langsung. Penyakit ini tetap bisa membuat penderita bisa mengerjakan berbagai aktivitas termasuk sekolah, bekerja maupun olahraga. Namun beberapa kondisi tertentu saat serangan epilepsi terjadi juga bisa menyebabkan komplikasi yang bisa menyebabkan kematian. Kondisi yang lebih parah ini disebabkan oleh faktor komplikasi itu sendiri dan bukan penyakit epilepsinya.
Berikut ini beberapa komplikasi epilepsi yang berbahaya :
- Kejang atau serangan epilepsi yang terjadi pada waktu tertentu yang membuat penderita bisa terkena kecelakaan dan mengancam nyawa.
- Serangan epilepsi terkadang membuat penderitanya bisa jatuh yang bisa menyebabkan cedera kepala atau tulang.
- Orang yang mendapatkan serangan epilepsi di dalam air sangat berbahaya karena bisa membuat penderita kejang di dalam air.
- Penderita yang mengalami serangan epilepsi saat sedang mengendarai kendaraan bisa menyebabkan kecelakaan yang membahayakan nyawa mereka dan orang lain.
- Ibu hamil yang mendapatkan serangan epilepsi bisa menyebabkan bayi yang dikandung memiliki resiko cacat permanen dan penyakit epilepsi.
- Berbagai masalah yang berhubungan dengan faktor emosi bisa menyebabkan penderita epilepsi mendapatkan serangan mendadak dan tidak disertai dengan gejala.
Mengingat besarnya resiko dan komplikasi yang terjadi pada penderita epilepsi, maka penderita epilepsi membutuhkan perawatan atau pengawasan khusus. Keluarga dan orang-orang terdekat dengan penderita bisa membantu penderita yang mengalami serangan epilepsi. Bahkan bagi penderita epilepsi dengan kondisi khusus sebaiknya tidak berdekatan dengan air, api, mengendarai kendaraan maupun hamil. Langkah ini sangat penting untuk mengurangi resiko dan berbagai komplikasi yang bisa membahayakan nyawa penderita epilepsi.