Cyclobenzaprine – Obat Apa – Fungsi – Dosis – Kontraindikasi – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Obat Apa?

Obat Cyclobenzaprine merupakan jenis obat perelaksasi (relaksan, pengendur, pelonggar) otot. Obat perelaksasi otot merupakan jenis obat yang mempengaruhi fungsi otot rangka dan menurunkan kontraksi otot. Obat Cyclobenzaprine ini digunakan untuk pengobatan kejang otot. Mekanisme kerja dari obat Cyclobenzaprine ini adalah dengan menghalangi impuls syaraf (yang menginformasikan sensasi rasa sakit pada sistem syaraf pusat) yang dikirimkan dari otot yang sakit ke otak. Secara struktur kimia, obat Cyclobenzaprine memiliki keterkaitan dengan salah satu kelompok obat antidepresan yaitu antidepresan trisiklik. Obat antidepresan sendiri merupakan golongan obat-obatan yang berhubungan dengan keseimbangan kimiawi pada otak yang mempengaruhi suasana hati dan sifat dari penggunanya.

Pada bagian berikutnya akan dijelaskan mengenai fungsi, dosis, kontraindikasi dan efek samping dari obat Cyclobenzaprine ini.

Fungsi

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, obat Cyclobenzaprine ini memiliki fungsi sebagai obat yang digunakan untuk perawatan kejang otot. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kejang otot dan peranan Cyclobenzaprine dalam mengatasi gangguan kesehatan tersebut.

  • Mengobati kejang otot

Kejang otot merupakan gangguan kesehatan berupa kontraksi otot yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sadar. Kejang otot dapat disebabkan oleh banyak kondisi medis, salah satunya adalah dystonia. Banyak kasus kejang otot yang disebabkan oleh kram otot, yang mana rasa sakit terjadi secara tiba-tiba. Kram otot pada umumnya tidak berbahaya dan hilang setelah beberapa menit. Kondisi kesehatan ini biasanya disebabkan oleh ketidakseimbangan ion atau kelebihan beban otot. Kejang otot ini dapat diobati dengan menggunakan obat Cyclobenzaprine, seperti yang sudah disebutkan sebelumnya obat ini dapat bekerja sebagai perelaksasi otot yang dapat meredakan kontraksi serta rasa sakit yang ditimbulkannya.

Dosis

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai dosis pemakaian obat Cyclobenzaprine. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional terkait bila hendak menggunakan obat ini. Hal ini diperlukan agar Anda dapa memperoleh dosis yang tepat sesuai kondisi kesehatan Anda. Obat Cyclobenzaprine berupa tablet atau kapsul, sehingga pemakaiannya melalui oral (ditelan). Dosis yang dijelaskan disini dilansir dari www.drugs.com.

  • Dewasa:
  1. Untuk penderita kejang otot, dosis tablet awal yang diberikan sebanyak 5 mg tiga kali sehari, dosis tersebut dapat meningkat hingga 10 mg tiga kali sehari berdasarkan respons dari penderita, terapi obat ini dapat berlangsung hingga 3 minggu.
  2. Untuk penderita kejang otot, dosis kapsul awal yang diberikan sebanyak 15 mg sekali sehari, dosis ini dapat meningkat hingga 30 mg berdasarkan respons dari penderita, terapi obat ini dapat berlangsung hingga 3 minggu.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan obat ini, antara lain adalah:

  1. Pemakaian obat ini dapat disertai dengan istirahat dan terapi fisik untuk meringankan kejang otot yang berkaitan dengan kondisi muskoskeletal yang akut dan menyakitkan.
  2. Respons penderita terhadap pemakaian obat Cyclobenzaprine ini diukur berdasarkan kejang otot yang diredakan dan gejala – gejala yang terkait dengan kejang otot seperti gerak yang terbatas dan rasa sakit.
  3. Lama terapi dengan obat ini harus dibatasi sekitar 2 hingga 3 minggu.
  • Anak-anak:
  1. Untuk usia 15 tahun ke atas penderita kejang otot, dosis tablet awal yang diberikan sebanyak 5 mg tiga kali sehari, lama terapi dengan dosis ini hingga 3 minggu, dosis yang diberikan dapat meningkat hingga 10 mg tiga kali sehari berdasarkan respons penderita. Lama terapi obat ini hingga 3 minggu
  2. Kemanjuran dan keamanan penggunaan dosis kapsul untuk anak-anak belum diketahui.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait penggunaan obat ini antara lain:

  1. Pemakaian obat ini dapat disertai dengan istirahat dan terapi fisik untuk meringankan kejang otot yang berkaitan dengan kondisi muskoskeletal yang akut dan menyakitkan.
  2. Respons penderita terhadap pemakaian obat Cyclobenzaprine ini diukur berdasarkan kejang otot yang diredakan dan gejala – gejala yang terkait dengan kejang otot seperti gerak yang terbatas dan rasa sakit.
  3. Lama terapi dengan obat ini harus dibatasi sekitar 2 hingga 3 minggu.
  • Lansia:
  1. Untuk penderita kejang otot, dosis tablet yang diberikan sebanyak 5 mg hingga tiga kali sehari. Lama terapi dengan menggunakan obat Cyclobenzaprine hingga 3 minggu.
  2. Dosis kapsul tidak direkomendasikan untuk lansia

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemakaian obat ini untuk lansia antara lain:

  1. Pemakaian obat ini dapat disertai dengan istirahat dan terapi fisik untuk meringankan kejang otot yang berkaitan dengan kondisi muskoskeletal yang akut dan menyakitkan.
  2. Obat Cyclobenzaprine dalam bentuk kapsul tidak direkomendasikan untuk lansia.
  3. Penggunaan dosis yang jarang pada lansia patut dipertimbangkan, hal ini karena tingkat plasma yang tinggi pada penderita lansia.

Selain penjelasan di atas mengenai dosis yang digunakan berdasarkan kategori umur, berikut adalah informasi tambahan terkait dengan obat Cyclobenzaprine:

  1. Untuk penderita kejang otot yang mengalami kerusakan hati ringan, dosis tablet yang diberikan disesuaikan menjadi 5 mg, dititrasi secara perlahan.
  2. Untuk penderita kejang otot yang mengalami kerusakan hati sedang hingga parah, penggunaan obat Cyclobenzaprine tidak direkomendasikan.
  3. Untuk penderita kejang otot yang mengalami kerusakan hati, tidak direkomendasikan menggunakan obat Cyclobenzaprine dalam bentuk kapsul.
  4. Keamanan dan kemanjuran obat Cyclobenzaprine dalam bentuk tablet belum diketahui untuk penderita berusia di bawah 15 tahun.
  5. Keamanan dan kemanjuran obat Cyclobenzaprine dalam bentuk kapsul belum diketahui untuk penderita berusia dibawah 18 tahun.
  6. Untuk obat Cyclobenzaprine dalam bentuk kapsul, disarankan dikonsumsi pada saat yang sama tiap hari.
  7. Obat Cyclobenzaprine kapsul harus ditelan secara utuh.
  8. Obat Cyclobenzaprine disimpan pada ruangan yang bebas cahaya.
  9. Obat Cyclobenzaprine ini tidak efektif bila digunakan untuk kejang otot yang disebabkan oleh penyakit yang berkaitan dengan sistem syaraf pusat, termasuk penyakit saraf tulang belakang dan serebral (terkait dengan otak) atau pada anak-anak yang menderita lumpuh otak (cerebral palsy).
  10. Tidak terdapat kasus yang mendukung keefektifan obat ini bila digunakan lebih dari 2 hingga 3 minggu. Kejang otot yang berkaitan dengan kondisi muskoskeletal yang sakit akut pada umumnya berlangsung singkat.
  11. Penggunaan obat ini perlu disertai pemantauan terhadap terjadinya keracunan zat antikolinergik yang terkandung pada obat Cyclobenzaprine ini.
  12. Perlu dilakukan pemantauan terhadap kemungkinan terjadinya sindrom serotonin pada penderita yang juga secara bersamaan menggunakan obat-obatan serotonin.
  13. Obat Cyclobenzaprine ini kemungkinan dapat mengganggu atau melemahkan kemampuan penderita untuk melakukan beberapa kegiatan yang cukup berbahaya seperti mengemudi. Penderita yang mengonsumsi obat ini disarankan tidak melakukan kegiatan yang cukup berbahaya sampai diketahui pengaruh obat ini terhadap kemampuan penderita.

Kontraindikasi

Kontraindikasi adalah hal – hal yang terkait tentang kondisi kesehatan atau kondisi tertentu yang mengakibatkan obat yang dikonsumsi malah justru berbahaya bagi penderita. Atau dengan kata lain adalah larangan atau pantangan dalam mengonsumsi suatu obat tertentu. Obat Cyclobenzaprine memiliki beberapa kontraindikasi yang perlu Anda ketahui. Berikut beberapa kontraindikasi dari obat Cyclobenzaprine:

  1. Penderita glaukoma sudut lebar.
  2. Kondisi kelenjar gondok yang terlalu aktif.
  3. Penderita yang mengalami serangan jantung dalam kurun waktu 30 hari terakhir.
  4. Peningkatan tekanan pada organ mata.
  5. Penderita blok jantung.
  6. Penderita dengan ritme jantung yang tidak normal.
  7. Penderita gagal jantung kronis.
  8. Penderita sinus takikardia.
  9. Pengguna obat Cyclobenzaprine tidak boleh dengan kandung kemih yang kosong.
  10. Penderita penyakit hati parah.
  11. Penderita yang memiliki alergi terhadap Cyclobenzaprine.

Efek Samping

Obat Cyclobenzaprine memiliki beberapa efek samping, sama seperti halnya jenis obat-obatan medis modern lainnya. Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian obat Cyclobenzaprine adalah:

  1. Konstipasi atau sembelit
  2. Diare
  3. Sakit kepala
  4. Kehilangan selera makan
  5. Mual
  6. Sakit perut
  7. Lemah otot
  8. Perut terisi gas
  9. Pusing
  10. Rasa kantuk
  11. Kelelahan
  12. Penglihatan kabur
  13. Mulut kering atau xerostomia
  14. Faringitis
  15. Rasa tidak enak pada mulut
  16. Gangguan pencernaan
  17. Gugup
  18. Kebingungan
  19. Penyakit kuning
  20. Reaksi hipersensitivitas sistem imun tubuh

Demikianlah penjelasan singkat mengenai obat Cyclobenzaprine beserta fungsi, dosis, kontraindikasi dan efek samping tersebut. Perlu Anda ingat bahwa sebelum menggunakan obat ini sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional lainnya. Semoga informasi yang disajikan disini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi Anda.

fbWhatsappTwitterLinkedIn