Bagi Anda para wanita, khususnya wanita yang pernah hamil, pasti sudah tidak asing dengan istilah hormon HCG atau Human Chorionic Gonadotrophin. Hormon ini diproduksi selama masa kehamilan di plasenta dan berguna untuk menutrisi telur setelah dibuahi hingga kemudian menempel di dinding rahim. Hormon ini adalah hormon yang alami dihasilkan tubuh manusia untuk menunjang kesuburan dan mengatasi masalah yang berhubungan dengan hormon seksual.
Akan tetapi, apakah Anda tahu bahwa chorionic gonadotrophin juga merupakan nama obat? Obat apa itu, juga fungsi, dosis, kontraindikasi dan efek sampingnya mungkin belum familiar di telinga kita. Seperti yang bisa diduga, chorionic gonadotrophin merupakan obat yang berguna untuk merawat, mengontrol, mencegah dan mengobati penyakit yang berhubungan dengan masalah kesubuhan dan gangguan pada testis pria. Pembahasan lebih lengkap mengenai obat apa chorionic gonadotrophin, fungsi, dosis, kontraindikasi dan efek sampingnya akan dibahas lengkap berikut ini.
Fungsi Chorionic Gonadotrophin
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, chorionic gonadotrophin berguna untuk merawat penyakit yang berhubungan dengan masalah kesuburan secara umum dan masalah testis pada pria. Secara spesifik, chorionic gomadotrophin yang bisa diberikan melalui suntikan, bisa merawat kondisi dimana testis pada anak laki-laki tidak berkembang secara normal. Selain itu, suntik chorionic gonadotrophin juga bisa merawat level hormon yang rendah pada pria. Sementara itu, pada wanita obat ini bisa berfungsi untuk membantu ovarium melepaskan sel telur atau ovulasi. Obat ini bekerja seperti halnya hormon LH yang diproduksi oleh kelenjar di bawah otak. Normalnya hormon ini diproduksi oleh plasenta selama masa kehamilan.
Fungsi chorionic gonadotrophin berbeda antara pria dan wanita. Pada wanita, chorionic gonadotrophin digunakan untuk membantu terjadinya pembuahan. Obat ini biasanya diberikan bersama dengan obat lain, seperti menotropins dan urofollitropin. Banyak wanita yang menjalani perawatan kesuburan menggunakan obat ini, terutama mereka yang telah mencoba pengobatan menggunakan clomiphene namun belum mendapatkan hasil apapun. Chorionic gonadotrophin juga digunakan untuk program kehamilan dengan IVF (in vitro fertilization), yang juga akan lebih bagus hasilnya jika dibarengi dengan mengkonsumsi makanan untuk kesuburan.
Berbeda dengan wanita, penggunakan chorionic gonadotrophin pada pria menstimulasi testis untuk memproduksi hormon pria, seperti testosterone. Testosterone inilah yang berperan dalam pembesaran penis dan testis, serta pertumbuhan rambut kemaluan dan ketiak. Obat ini juga bisa membantu meningkatkan produksi sperma. Oleh karena itu, jika makanan penambah sperma dirasa masih kurang efektif, melakukan pengobatan menggunakan chorionic gonadotropin ini bisa menjadi pilihan lain.
Penggunaan obat ini harus dilakukan secara hati-hati dan sesuai dengan petunjuk dokter. Obat ini seharusnya tidak boleh diberikan untuk menurunkan berat badan, meskipun praktik penggunaan obat seperti ini beberapa kali ditemukan. Penggunaan chorionic gonadotrophin yang tidak sesuai bisa menimbulkan masalah yang serius.
Dosis Penggunaan Chorionic Gonadotrophin
Telah disebutkan bahwa penggunaan chorionic gonadotrophin haruslah hati-hati dan sesuai petunjuk dokter. Artinya, dosis penggunaan obat ini harus sangat diperhatikan dan tidak boleh digunakan melebihi dosis yang seharusnya. Penggunaan obat ini bisa dilakukan dengan cara disuntikkan ke salah satu otot tubuh Anda. Dokter akan memberi resep untuk dosis yang tepat untuk diberikan kepada Anda serta menginformasikan seberapa sering Anda harus mendapatkan suntikan tersebut.
Karena obat ini digunakan melalui suntikan ke otot, maka pemberian obat harus dilakukan oleh perawat atau tenaga medis lainnya. Jika Anda pernah atau telah mendapatkan panduan untuk melakukan penyuntikan sendiri, Anda harus benar-benar memahami semua instruksi sebelum menyuntik diri Anda sendiri. Setiap penyuntikan juga harus menggunakan jarum dan tabung suntik yang baru.
Berikut ini adalah dosis chorionic gonadotrophin yang biasa diberikan oleh dokter. Perlu diingat, dosis obat yang disebutkan di bawah bukanlah resep atau menggantikan dosis yang diberikan oleh dokter Anda. Setiap orang mungkin akan mendapatkan dosis yang berbeda. Maka, Anda tetap harus mengikuti dosis obat yang diberikan oleh dokter Anda.
- Dosis untuk pria dengan permasalahan level hormon pria yang rendah
Untuk menangani kondisi ini, pria dewasa bisa mendapatkan 1000 hingga 4000 unit obat yang disuntikkan ke otot sebanyak 2 sampai tiga kali seminggu. Obat ini bisa diberikan selama beberapa minggu, bulan, atau lebih lama dari itu. Jika Anda mendapatkan perawatan untuk gangguan banyak sperma yang rendah dan telah menggunakan obat ini selama 6 bulan, dokter mungkin akan memberikan pengobatan hormon lainnya, seperti suntik menotropin atau urofollitropin, seperti bravelle.
- Dosis untuk membantu kehamilan wanita
Bagi wanita dewasa yang membutuhkan bantuan kehamilan, dosis bisa diberikan sebanyak 5000 hingga 10.000 unit yang disuntikkan ke otot pada hari yang telah ditentukan oleh dokter. Dosis dan hari pemberian obat akan disesuaikan dengan tingkat hormonal Anda dan obat-obatan lain yang mungkin sedang Anda konsumsi.
- Dosis untuk perawatan cryptorchidism (kondisi dimana testis tidak berkembang sempurna)
Pemberian obat untuk anak laki-laki dengan gangguan perkembangan testing biasanya diberikan sebanyak 1000 hingga 5000 unit yang disuntikkan ke otot. Dosis ini bisa diberikan sebanyak 2 sampai 3 kali dalam seminggu, namun dibatasi hanya hingga 10 dosis.
Efek Samping Chorionic Gonadotrophin
Seperti obat-obatan pada umumnya, chorionic gonadotrophin memiliki efek samping yang bisa dialami oleh penggunanya. Efek samping yang terjadi bisa berbeda pada setiap orang, bahkan bisa jadi pada orang tertentu tidak mengalami efek samping apapun. Anda harus mewaspadai setiap efek samping yang Anda rasakan dan jangan ragu untuk mengkonsultasikannya pada dokter jika dirasa efek sampingnya sangat mengganggu atau tidak kunjung hilang.
- Pada wanita
Ada beberapa efek samping yang biasanya hanya dialami oleh para wanita. Efek samping tersebut antara lain rasa kembung yang ringan dan sakit pada perut atau panggul. Selain itu ada beberapa efek samping lainnya yang cukup jarang terjadi, seperti sakit perut yang parah, kembung yang lebih mengganggu, berkurangnya jumlah sekresi urin, dan ganggguan pencernaan. Tidak menutup kemungkinan, meski jarang terjadi, wanita yang menggunakan obat ini juga mengalami mual, muntah atau diare yang berkelanjutan, napas pendek dan tersengal, pembengkakan di kaki, serta peningkatan berat badan yang cepat.
- Pada anak laki-laki
Ada beberapa efek samping yang jarang terjadi dari penggunaan chorionic gonadotrophin pada anak laki-lai. Efek samping tersebut seperti pembesaran dada, sakit kepala, berkurangnya nafsu makan, sulit berkonsentrasi, gangguan tidur, dan kelelahan. Ada pula efek samping lainnya seperti kesulitan bernapas, kulit memerah, gatal atau bilur kulit, atau pembengkakan pada wajah, kelopak mata, bibir atau bagian tubuh lainnya.
Tidak hanya efek samping di atas, anak laki-laki yang mengkonsumsi chorionic gonadotrophin juga bisa mengalami sakit di dada, selangkangan, ataupun betis, serta efek samping lainnya seperti kehilangan koordinasi tubuh secara tiba-tiba, cadel, mati rasa atau rasa lemah yang tiba-tiba pada lengan atau kaki, mengi, serta kulit menghangat yang tidak biasa.
Jika di atas kita telah membahas efek samping yang secara khusus mungkin dialami oleh pengguna wanita dan anak laki-laki, ada efek samping lainnya yang lebih umum. Efek samping tersebut antara lain sakit kepala, rasa gelisah, mudah marah, gejala depresi, serta rasa sakit di tubuh. Selain itu, tidak menutup kemungkinan juga terjadi reaksi alergi dari penggunaan obat, seperti rasa gatal dan bengkak di mulut atau tenggorokan, gangguan pernapasan, pembengkakan wajah dan tangan, ataupun dada yang terasa sesak. Jika hal ini terlanjur terjadi, segera lakukan cara penanganan alergi obat secara alami.
Ada beberapa efek samping serius yang harus segera Anda konsultasikan pada dokter, yaitu:
- Rasa gugup, gelisah, atau sedih
- Rasa sakit di tempat penyuntikan
- Pembengkakan di tangan, pergelangan kaki atau telapak kaki
- Rasa lelah yang tidak biasa
Setelah Anda menghentikan pengobatan, ada kemungkinan efek samping tetap terjadi dan hal ini perlu diperhatikan. Selama masa ini, Anda harus waspada dan jangan ragu mengkonsultasikannya dengan dokter Anda.
Kontraindikasi Chorionic Gonadotrophin
Penggunaan chorionic gonadotropin harus digunakan tepat sesuai dengan petunjuk dokter. Maka, Anda tidak boleh menggunakan obat ini dengan dosis yang lebih besar dari seharusnya ataupun menggunakan obat tanpa adanya rekomendasi medis dari dokter. Anda juga harus berhati-hati jika obat telah berubah warna.
Selain hal-hal di atas, terdapat kontraindikasi dari penggunaan chorionic gonadotrophin. Beberapa kondisi berikut tidak dianjurkan untuk melakukan perawatan atau pengobatan menggunakan chorionic gonadotrophin:
- Wanita yang sedang hamil
- Wanita yang sedang menyusui
- Seseorang yang mengalami kanker prostat
- Orang yang memiliki alergi terhadap kandungan obat yaang jika diabaikan dapat menimbulkan efek alergi obat yang berbahaya
- Wanita yang mengalami pubertas dini
Selain larangan penggunaan chorionic gonadotrophin untuk orang-orang dengan kondisi di atas, penggunaan obat ini juga harus dilakukan secara hati-hati pada anak laki-laki karena pada beberapa kasus penggunaan obat ini bisa membuat perkembangan organ seksual anak menjadi terlalu cepat. Selain itu, untuk orang-orang yang memiliki riwayat penyakit asma juga harus berhati-hati dalam penggunaan obat, mengingat ada efek samping yang berkaitan dengan gangguan pernapasan.
Berikut ini adalah beberapa kondisi kesehatan yang harus Anda sampaikan pada sebelum menggunakan obat chorionic gonadotrophin. Dokter mungkin akan menyesuaikan dosis atau cara penggunaan obat menyesuaikan dengan kondisi kesehatan yang Anda alami:
- Asma
- Menunjukkan gejala epilepsi
- Gangguan di jantung atau ginjal
- Sakit kepala migrain
- Kanker prostat
- Kista ovarium atau tumor fibroid di rahim
- Pendarahan abnormal di vagina
Kini Anda telah mengetahui lebih detail mengenai chorionic gonadotrophin, mulai dari fungsi, dosis, efek samping hingga kontraindikasi obat ini. Dengan demikian, diharapkan Anda menjadi lebih hati-hati dalam penggunaan obat-obatan demi kesehatan diri Anda sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat, ya!