Obat Apa ?
Obat Chlortalidone merupakan jenis obat diuretik yang digunakan untuk perawatan hipertensi atau tekanan darah tinggi. Jenis obat-obatan diuretik sendiri merupakan jenis obat yang menunjang terjadinya kondisi diuresis atau dengan kata lain meningkatkan produsi urin (kencing). Jenis obat-obatan ini mempengaruhi kesetimbangan cairan dalam tubuh yang merupakan bagian dari hemeostasis (kondisi internal dari sebuah organisme yang stabil). Obat Chlortalidone digolongkan sebagai obat diuretik tiazid, karena obat ini bekerja dengan mekanisme yang mirip dengan golongan obat-obatan diuretik tiazid, walaupun obat ini tidak mengandung molekul struktur benzothiazidine (sejenis senyawa benzena yang umum ditemukan pada golongan obat-obatan diuretik tiazid). Bila dibandingkan dengan golongan obat-obatan diuretik tiazid lainnya (seperti bendroflumethiazide, cyclothiazide, chlorothiazide, diazoxide dan hydrochlorothiazide), obat Chlortalidone ini memiliki durasi yang cukup lama untuk bereaksi, namun memiliki kesamaan efek diuretik yang serupa pada dosis maksimal.
Cara kerja dari obat Chlortalidone ini adalah dengan mencegah terjadinya penyerapan ulang zat klorida dan sodium dengan cara menghambat symporter Na+/Cl– pada tubulus kontortus distal (merupakan bagian nefron pada ginjal, nefron adalah unit fungsi ginjal terkecil). Symporter sendiri merupakan protein membran integral yang terlibat dalam proses transpor beberapa jenis molekul sepanjang membran sel. Obat Chlorthalodine dengan tidak langsung meningkatkan ekskresi (pengeluaran) melalui mekanisme pertukaran sodium-potassium/kalium, hal ini dapat terjadi karena obat Chlortalidone meningkatkan transfer sodium ke tubulus renal distal. Dari proses tersebut konsentrasi kalium dan klorida pada darah menjadi rendah demikian juga dengan alkalosis metabolik (kondisi metabolik dimana tingkat keasaman jaringan meningkat di atas batasan normal). Walau demikian, kemanjuran dari obat Chlortalidone ini tidak terpengaruh oleh keseimbangan asam basa dari pengguna obat tersebut. Obat diuretik menurunkan tekanan darah dengan menurunkan curah jantung serta menurunkan volume cairan ekstraseluler (luar sel) dan plasma.
Pada akhirnya, dengan proses tersebut curah jantung kembali ke normal serta volume cairan ekstraseluler dan plasma menjadi lebih rendah sedikit dibandingkan volume normal, namun penurunan pada resistensi pembuluh darah tepi tetap terjaga, yang mana berujung pada tekanan darah yang lebih rendah. Penurunan pada volume intravaskular menyebabkan peningkatan pada aktivitas plasma renin dan sekresi (pengeluaran) dari hormon aldosteron (salah satu hormon steroid yang berperan dalam pengaturan homeostasis tekanan darah), selanjutnya kondisi ini berkontribusi terhadap kehilangan kalium yang berkaitan dengan terapi diuretik. Kemanjuran dari obat Chlortalidone ini berkurang bila digunakan oleh penderita dengan kondisi penyakit ginjal tertentu seperti penyakit ginjal kronis, hal ini bertolak belakang dengan jenis obat-obatan diuretik loop (obat diuretik yang bekerja pada lengkung Henle pada ginjal). Pada bagian – bagian berikutnya akan dijelaskan mengenai fungsi, dosis dan efek samping dari obat Chlortalidone ini.
Fungsi
Berikut akn dijelaskan lebih lanjut mengenai beberapa fungsi dari obat Chlortalidone.
- Mengobati hipertensi atau tekanan darah tinggi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi gangguan kesehatan yang mana tekanan darah pada pembuluh darah meningkat secara terus menerus dalam jangka panjang. Tekanan darah tinggi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua kelompok yaitu tekanan darah tinggi primer dan tekanan darah tinggi sekunder. Tekanan darah tinggi primer merupakan jenis tekanan darah tinggi yang tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi atau dengan kata lain tidak mempunyai penyebab pasti. Hampir semua kasus tekanan darah tinggi dikategorikan sebagai tekanan darah tinggi primer, yaitu sekitar 95%.
Tekanan darah tinggi primer ini cenderung merupakan penyakit keluarga dan dipengaruhi oleh faktor keturunan serta lingkungan. Sementara itu, tekanan darah tinggi sekunder adalah jenis tekanan darah tinggi yang disebabkan oleh penyebab dasar yang dapat diidentifikasi. Tekanan darah tinggi sekunder ini merupakan kategori kecil dari kasus tekanan darah tinggi, hanya sekitar 5%. Adapun beberapa penyakit yang terkait dengan tekanan darah tinggi sekunder ini adalah tumor, penyakit ginjal dan penyakit endokrin (kelenjar yang memproduksi hormon). Selain itu, tekanan darah tinggi sekunder ini juga dapat disebabkan oleh efek samping dari penggunaan obat-obatan medis.
Pada umumnya tekanan darah tinggi tidak memiliki gejala – gejala yang pasti. Biasanya gejala – gejala yang terjadi bersamaan dengan terjadinya gejala tinggi merupakan petunjuk akan adanya penyakit yang menyebabkan gejala – gejala tersebut, yang mana tekanan darah tinggi ini tergolong tekanan darah tinggi sekunder. Namun ada beberapa gejala yang dihubungkan dengan tekanan darah tinggi seperti sakit kepala (khususnya pada bagian belakang kepala pada pagi hari), kepala ringan, tinnitus, gangguan penglihatan, vertigo dan pusing. Tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dalam jangka panjang dapat menjadi faktor risiko untuk beberapa penyakit demensia, penyakit ginjal kronis, kehilangan penglihatan, penyakit vaskular perifer, atrial fibrilasi, gagal jantung kongestif, stroke dan penyakit arteri koroner. Obat Chlortalidone dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara mekanisme yang telah dijelaskan pada bagian penjelasan mengenai obat Chlortalidone.
- Mengobati edema
Edema merupakan gangguan kesehatan berupa akumulasi cairan secara tidak normal pada interstitium (ruang yang terisi cairan tubuh di antara kulit dan organ tubuh). Gangguan kesehatan ini dapat menyebabkan terjadinya sakit yang hebat. Edema secara klinis berupa pembengkakan pada kulit. Jumlah cairan tubuh tersebut dipengaruhi oleh kesetimbangan homeostasis cairan dan juga dengan peningkatan sekresi cairan ke daerah interstitium.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya edema antara lain adalah perubahan pada komposisi air pada jaringan (naiknya tekanan hidrostatis seringkali menunjukkan adanya penyimpanan sodium dan air pada ginjal), gangguan pada pembersihan cairan di sistem limpatik, meningkatnya permeabilitas (sifat dapat ditembus) dinding pembuluh darah, meningkatnya tekanan onkotik (tekanan osmotik yang dihasilkan oleh protein) atau jaringan koloid, menurunnya tekanan onkotik atau koloid di dalam pembuluh darah dan meningkatnya tekanan hidrostatis. Obat Chlortalidone dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit edema ini, karena perannya yang dapat mempengaruhi tingkat homeostasis cairan dalam tubuh, dengan meningkatkan produksi urin. Sehingga cairan yang berlebih pada interstitium dapat berkurang.
- Mencegah terjadinya gagal jantung
Obat Chlortalidone memiliki peran dalam mencegah gagal jantung yang disebabkan oleh pengaruh tekanan darah tinggi yang berkelanjutan dalam jangka waktu yang panjang. Seperti yang telah disebutkan di bagian tekanan darah tinggi, tekanan darah tinggi dapat memicu terjadinya gagal jantung. Dengan kemampuan obat Chlortalidone yang dapat meredakan tekanan darah tinggi, risiko penderita tekanan darah tinggi bila terkena gagal jantung dapat dikurangi.
Dosis
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai dosis pemakaian obat Chlortalidone. Anda perlu berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis profesional lainnya bila hendak menggunakan obat ini. Dosis yang disajikan disini, disadur dari www.medscape.com.
- Dewasa:
- Untuk penderita hipertensi, dosis oral (melalui mulut/ditelan) yang diberikan sebanyak 12,5 hingga 25 mg per hari, dosis ini dapat ditingkatkan hingga 50 mg per hari setelah percobaan yang sesuai. Dosis yang diberikan tidak boleh melebihi 100 mg per hari.
- Untuk penderita edema, dosis oral yang diberikan sebanyak 50 hingga 100 mg per hari atau 100 mg setiap hari. Dosis yang diberikan tidak boleh melebihi 200 mg per hari.
- Untuk keperluan pencegahan gagal jantung, dosis oral yang diberikan sebanyak 12,5 hingga 25 mg. Dosis yang diberikan tidak boleh melebihi 100 mg per hari.
- Anak-anak:
- Untuk penderita hipertensi, dosis oral awal yang diberikan sebanyak 0,3 mg/kg berat badan per hari, dosis yang diberikan dapat ditingkatkan hingga 2 mg/kg berat badan per hari. Dosis yang diberikan tidak boleh melebihi 50 mg per hari.
- Lansia:
- Untuk keperluan diuresis, dosis oral yang diberikan sebanyak 12,5 hingga 25 mg per hari. Dosis yang diberikan lebih dari 25 mg per hari tidak terlalu memiliki efek yang manjur.
- Untuk penderita hipertensi, dosis oral yang diberikan sebanyak 25 hingga 100 mg per hari
- Untuk penderita edema, dosis oral yang diberikan sebanyak 50 hingga 100 mg per hari, dosis yang diberikan tidak boleh melebihi 200 mg per hari.
- Untuk keperluan pencegahan gagal jantung, dosis oral yang diberikan sebanyak 12,5 hingga 25 mg per hari, dosis yang diberikan tidak boleh melebihi 100 mg per hari.
Efek Samping
Beberapa efek samping yang dapat disebabkan oleh pemakaian obat Chlortalidone adalah:
- Sakit perut
- Kepala ringan
- Pusing
- Dehidrasi
- Mulut kering atau xerostomia
- Kram otot
- Lemah
- Penurunan kemampuan penglihatan
- Sakit mata
Demikianlah penjelasan mengenai obat Chlortalidone beserta fungsi, dosis dan efek sampingnya. Semoga informasi mengenai obat tersebut dapat berguna dan menambah pengetahuan Anda.