Ampicillin + Flucloxacillin – Obat Apa – Kontraindikasi – Dosis – Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Apa itu Ampicillin + Flucloxacillin?

Ampicillin + Flucloxacillin adalah sebuah kombinasi obat yang diformulasikan sebagai antibiotik untuk mengobati infeksi oleh bakteri yang menyerang lengan, kaki, pernafasan, kelamin, saluran kemih atau pun bagian tubuh lainnya. Antibiotik adalah sebuah sebuah obat yang digunakan untuk menghentikan infeksi atau pun proses kimia mahluk hidup dalam tubuh mahluk hidup. Memiliki spectrum yang luas, antibiotik ini dapat menyerang dua jenis bakteri secara aktif yaitu bakteri gram negatif dan positif.

Ampisilin (Ampicillin) digunakan sebagai pertolongan pertama untuk infeksi telinga, infeksi pada saluran pernafasan, atau pun pada kulit. Selain itu ia dapat juga mengobati infeksi yang terjadi pada saluran kemih dan jaringan lunak. Flucloxacillin sama halnya seperti ampisilin yang merupakan sebuah antibiotik pembunuh bakteri penyebab infeksi. Ia berfungsi untuk membunuh atau membasmi bakteria yang menjangkit tulang, saluran kencing, usus, selaput jantung dengan cara menghambat bakteria dalam membentuk dinding sel. Dinding sel yang dimaksud merupakan bertahanan yang dibentuk bakteri agar dapat bertahan dan berkembang.

Fakta Mengenai Ampicillin + Flucloxacillin

Jenis-jenis antibiotik dan manfaatnya digolongkan ke dalam beberapa bagian atau jenis diantaranya, Penisilin (Penicillin), Sofalospori, Betalaktam, Tetrasiklin, Aminoglikosida, Makrolida. Ampicillin dan flucloxacillin termasuk ke dalam kelompok antibiotik penicillin yang dapat membunuh bakteri penyebab infeksi. Jenis antibiotik penicillin lain yang mungkin lebih sering didengar adalah amoksilin.

Sejarah antibiotik golongan penicillin ini pada awalnya ditemukan oleh Alexander Fleming yang merupakan seorang ilmuwan skoltlandia pada tahun 1928. Antibiotik ini berkembang pada 1942 dan mulai digunakan untuk mengobati infeksi. Hingga saat ini, antibiotik jenis penicillin masih sering digunakan meski menurut beberapa laporan ilmiah disebutkan bahwa beberapa bakteri sudah mulai kebal dengan antibiotik ini.

Meski dapat digunakan masing-masing sebagai antibiotik namun dengan mengkombinasikan keduanya antibiotik ini dapat bekerja lebih efektif dan optimal dalam hal membunuh bakteri penyebab infeksi. Terdapat banyak varian bentuk di pasaran diantaranya dalam bentuk kapsul, obat cair dan obat suntik. Bahaya Antibiotik Tanpa Resep Dokter juga harus diperhatikan dengan benar.

Kontraindikasi Ampicillin + Flucloxacillin dan info yang harus Didiskusikan dengan Dokter

Kontraindikasi merupakan keadaan dimana sebuah obat atau formulasi tidak disarankan atau tidak dianjurkan untuk dikonsumsi seseorang. Setiap obat memiliki kontraindikasinya masing-masing. Dan setiap pasien harus mengetahui keadaan-keadaan dimana ia tidak diperkenankan untuk mengonsumsi obat ini. Keadaan-keadaan yang dimaksud adalah :

  • Pasien yang berada pada usia 50 tahun atau lebih
  • Memiliki riwayat alergi atau hipersensitivitas terhadap penisilin ataupun jenis antibiotik lainnya.
  • Orang yang memiliki riwayat masalah hati atau penyakit ginjal
  • Ibu hamil dan menyusui harus hati-hati dalam menggunakan obat ini karena dapat mempengaruhi janin dan bayi. Maka dari itu konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan saran terbaik.
  • Tidak boleh digunakan jika pasien sedang mengonsumsi antibiotik jenis tetrasiklin juga ketika pasien baru menerima vaksin tiroid.

Konsultasikanlah segala hal yang menyangkut keadaan kesehatan pasien agar pasien mendapatkan resep yang paling tepat dari dokter yang menangani.

Prosedur Pemakaian Ampicillin + Flucloxacillin

Hal pertama yang harus diketahui adalah bahwa obat ini merupakan obat yang diresepkan dokter, sehingga pasien tidak boleh mengkonsumsi atau pun membelinya tanpa anjuran atau resep dari dokter yang menangani.

Biasanya dokter akan memberikan informasi pemakaian dalam resep yang dianjurkannya. Bacalah informasi tersebut agar tidak terjadi kesalahan pada pemakaian. Konsultasikanlah pemakaian obat lain yang sedang dijalani juga alergi terhadap bahan obat-obatan tertentu pada pasien agar dokter dapat memberikan anjuran yang terbaik. Hal-hal lain yang harus diperhatikan oleh pasien ketika mengonsumsi obat ini antara lain :

  1. Diminum dalam keadaan perut kosong atau sebelum makan (1-2 jam sebelum makan).
  2. Jangan menghentikan penggunaan ketika gejala menghilang. Tetapi hentikan penggunaan jika dosis yang diberikan telah habis atau sesuai dengan anjuran dokter.
  3. Gunakan dengan jadwal yang teratur dan merata sesuai dengan anjuran dokter. (Biasanya empat kali sehari atau setara dengan setiap enam jam sekali).
  4. Jika lupa, maka segerakan untuk mengonsumsi ketika ingat (Dilakukan hanya jika jadwalnya tidak berdekatan dengan dosis berikutnya).
  5. Obat dalam bentuk kapsul harus diminum bulat-bulat dengan bantuan air putih.
  6. Hentikan penggunaan sementara atau segera konsultasikan dengan dokter jika anda mengalami gejala radang usus atau infeksi pada saluran pencernaan.
  7. Untuk menghindari alergi ampicillin pada bayi, maka ibu menyusui yang mengonsumsi obat ini harus mengatur jadwal minum obat supaya tidak terlalu berdekatan dengan waktu menyusui.

Hal lain yang perlu diketahui adalah bahwa pemakaian antibiotik apapun harus dilakukan hingga tuntas karena jika tidak, maka bakteri yang terdapat di dalam tubuh akan tetap berkembang sehingga infeksi akan kembali terjadi. Jadi pastikanlah, jika kamu mengonsumsi antibiotik, maka kamu harus mengonsumsinya hingga habis.

Dosis pakai Ampicillin + Flucloxacillin

Dosis merupakan ukuran atau takaran obat yang harus dikonsumsi oleh pasien selama masa pengobatan. Kekurangan dosis dapat menyebabkan efek obat tidak optimal sedangkan kelebihan dosis dapat menyebabkan keracunan atau pun overdosis. Untuk itu, pemakaian obat haruslah dilakukan dengan tepat, konsisten dan presisten agar manfaat yang didapatkan optimal.

Setiap pasien dapat memiliki dosis yang berbeda-beda. Hal tersebut disesuaikan dengan beberapa faktor seperti kesehatan atau kondisi saat ini, usia, reaksi terhadap obat dan riwayat penyakit yang pernah diderita oleh pasien. Hal tersebut membuat pasien harus mengkonsultasikan hal-hal yang dianggap penting demi kepentingan pengobatan. Selain itu dosis juga ditentukan berdasarkan bentuk obatnya. Dosis obat dalam bentuk suntik dan oral pasti berbeda. Dosis umum yang biasanya diberikan adalah :

Dosis Suntik :

  • 250 – 250 mg injeksi setiap 6 jam pada pasien yang saluran pernafasannya terinfeksi.
  • 500 mg injeksi setiap 6 jam pada pasien yang saluran pencernaan dan saluran urogenitalnya terinfeksi.
  • 500 mg injeksi setiap 8 – 12 jam (dua dosis) pada urethritis laki-laki.
  • 150 – 200mg per hari yang dibagi setiap 3 – 4 jam untuk menangani bakterial meningitis.
  • 2 g injeksi pada pasien dilakukan 30 – 60 menit sebelum dilakukannya prosedur operasi gigi.
  • 250 – 500 mg injeksi setiap 6 jam pada pasein sinusitis

Dosis Oral :

  • 500 mg setiap 6 jam sekali atau setara dengan 4 kali dalam sehari bagi pasien dengan infeksi saluran pencernaan.
  • 350 mg setiap 6 jam sekali atau setara dengan 4 kali dalam sehari bagi pasien dengan infeksi saluran pernafasan.
  • 250 mg setiap 6 jam pada pasien sinusitis

Sedanhkan bagi pasien anak-anak atau yang memiliki kondisi khusus dosisnya tidak dapat ditentukan secara umum. Benar-benar harus ditentukan oleh dokter dengan pemerikasaan yang hati-hati sebelumnya.

Apa yang terjadi jika overdosis?

Overdosis merupakan keadaan dimana tubuh mahluk hidup menerima kandungan suatu bahan atau obat alam jumlah yang melewati batas atau berlebihan. Hal tersebut dapat menyebabkan timbulnya efek samping yang merugikan, keracunan bahkan kematian. Maka dari itu penting sekali bagi pasien untuk mengetahui besar dosis dan meminumnya dengan teratur.

Untuk mencegah terjadinya overdosis, maka pasien atau siapapun selain dokter tidak boleh memberikan obatnya kepada pasien lain meski memiliki penyakit yang sama. Karena meski penyakitnya sama belum tentu keadaan fisik atau kondisi kesehatannya sama. Jika hal tersebut terjadi dikhawatirkan akan terjadi overdosis pada pasien. Jika pasien atau seseorang terindikasi overdosis atau keracunan maka mohon segera dibawa ke UGD di Rumah Sakit terekat agar segera mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Cara Penyimpanan Ampicillin + Flucloxacillin

Bacalah informasi penyimpanan yang tertera pada kemasan produk atau konsultasikan dengan dokter, apoteker atau pun seorang ahli lainnya agar mendapatkan informasi yang lebih valid. Beberapa merek dagang memang memiliki cara penyimpanan yang berbeda atau memerlukan perlakuan khusus, namun pada umumnya sama saja. Cara menyimpan obat Ampicillin + Flucloxacillin dengan benar adalah :

  1. Jauhkan dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan
  2. Simpanlah pada suhu ruangan dan hindarkan dari direct sun.
  3. Periksalah masa kadaluwarsa obat secara berkala.
  4. Jangan simpan obat di toilet ataupun tempat lembab lainnya agar memperlambat kerusakan obat.
  5. Jangan menyimban obat terlalu lama di dalam mobil. Karena mobil cepat panas dan obat akan rusak jika terlalu lama terkena panas.

Efek Samping Ampicillin + Flucloxacillin

Efek samping merupakan hal-hal yang kemungkinan dapat terjadi pada pasien yang mengonsumsi sebuah obat. Efek samping ini bisa saja terjadi tetapi bisa juga tidak terjadi atau tidak menimpa pasien. Hal tersebut terkandung pada kondisi dan reaksi tubuh pasien.

Penting sekali bagi pasien untuk mengetahui efek samping yang kemungkinan terjadi agar pasien dapat waspada dan lebih bijak dalam menggunakan obat. Efek samping Ampicillin + Flucloxacillin yang mungkin terjadi diantaranya :

Segeralah hubungi Dokter jika ana mengalami hal-hal di atas. Dokter akan memeriksa dan memberikan penanganan lebih lanjut.Itulah penjelasan lengkap mengenai salah satu jenis kombinasi antibiotik yang mungkin bermanfaat bagi anda. Selalu jaga kesehatan dan terapkan gaya hidup sehat anda. Ingatlah bahwa mencegah lebih baik baik daripada mengobati.

fbWhatsappTwitterLinkedIn