Apa Itu Abacavir + Lamivudine?
Abacavir + Lamivudine dikenal dengan nama brand epzicom. Nama lainnya yaitu ABC / 3 TC, abacavir sulvate / lamivudine. Obat ini termasuk di dalam kelas obat Nucleoside reverse transcriptase inhibitors. Kedua obat ini adalah termasuk obat antivirus yang mencegah bertambahnya virus karena berkurangnya imun yaitu HIV. Abacavir + Lamivudine adalah kombinasi obat untuk penanganan HIV yang nantinya dapat menyebabkan AIDS. Namun obat ini bukalah penyembuh HIV maupun AIDS. Obat ini digunakan untuk mengurangi resiko komplikasi HIV seperti kanker dan meningkatkan kualitas aktifitas sehari-hari. Abacavir + Lamivudine adalah turunan dari obat Abacavir.
Kontraindikasi ABACAVIR + LAMIVUDINE dan Info Yang Harus Didiskusikan ke Dokter
Kontraindikasi akan terjadi apabila anda memiliki kondisi medis seperti hiper sensitif alergi, gejala penyakit ginjal, gangguan fungsi hati atau sedang menyusui. Konsumsi Abacavir + Lamivudine pada pasien yang memiliki reaksi hiper sensitif yang serius dan fatal akan menyebabkan komplikasi beberapa bagian organ internal. Gejala yang sangat parah dapat mengancam nyawa dalam hitungan jam.
Untuk menghindari terjadinya kontraindikasi, maka seluruh pasien harus melewati screening HLA-B*5701. Beberapa reaksi kontraindikasi yang mungkin terjadi adalah beberapa masalah respiratori seperti :
- Pneunomia
- Bronkitis
- Faringitis
- Influenza
- Gastroenteritis
Jika telah terdiagnosa dengan beberapa penyakit tersebut, disarankan untuk tidak melanjutkan konsumsi Abacavir + Lamivudine. Jika reaksi hiper sensitif tidak tertangani, maka sebaiknya tidak melanjutkan atau memulai kembali konsumsi Abacavir + Lamivudine. Jika reaksi hiper sensitif bisa ditangani, maka tidak mengapa melanjutkan konsumsi obat itu kembali. Namun jika memulai untuk konsumsi Abacavir + Lamivudine setelah terjadi hiper sensitif, hanya direkomendasikan jika penanganan medis tersedia dan mudah diakses.
Prosedur Minum Obat Abacavir + Lamivudine
Prosedur minum masing-masing pasien adalah berbeda dan nantinya akan menunjukkan reaksi yang berbeda pula. Konsumsi makanan tertentu, alkohol dan merokok akan berpengaruh pada efektivitas interaksi obat. Interaksi obat yang memiliki fungsi kontradiksi akan menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
- Obat-obatan seperti emtricitabine, interferon alfa atau ribavirin, stavudine, clarithromycin, doxorubicin, rifampin, zalcitabine, acetaminophen, ganciclovir, ibuproven, methadone, probenecid, trimethoprim/sulfamethoxazole, valproic acid, vancomycin atau zalcitabine tidak boleh diminum bersama Abacavir + Lamivudine.
- Orlistat, ethanol decreases elimination of abacir, methadone, timethoprim adalah beberapa produk yang mungkin berinteraksi dengan kedua obat ini. Abacavir + Lamivudine tidak dapat dengan serta merta diberikan kepada orang lain, tanpa melalui konsultasi dokter terlebih dahulu.
Diskusikan kepada dokter untuk mendapatkan penjelasan mengenai prosedur minum yang tepat sesuai dengan kondisi medis dan pola hidup serta diet anda.
Ukuran Dosis Obat Abacavir + Lamivudine
Abacavir + Lamivudine dapat diminum dengan atau tanpa makanan. Bagi anak-anak mungkin agak kesulitan menelan dalam bentuk tablet, maka disarankan untuk berkonsultasi ke dokter.
- Untuk Orang Dewasa
Dosis tablet Abacavir + Lamivudine adalah satu kali sehari, di kombinasikan dengan antiretroviral agents, dengan atau tanpa makanan.
- Untuk Anak – Anak
Sedangkan bagi anak-anak dengan berat badan setidaknya 25 kg adalah 1 tablet per hari dan dikombinasikan dengan obat antiretroviral lain. Obat ini hanya disarankan dikonsumsi secara oral, jika anak-anak kesulitan untuk menelan tablet, maka segera konsultasikan pada dokter yang bersangkutan.
Sedangkan interaksi obat yang memungkinkan misalnya Methadone, maka dikonsumsi dua kali sehari dengan dosis 600 mg. Di beberapa pasien, dosis methadone mungkin akan berbeda tergantung dari diagnosa dan kondisi medis masing-masing.
Tablet Abacavir + Lamivudine per satuannya mengandung 600mg Abacavir, USP dan 300 mg lamivudine. Tablet berwarna kuning, dan bertuliskan “5382” di satu sisi dan “TV” di sisi lain. Untuk pengobatan HIV dan Aids biasanya digunakan kombinasi obat lain bersama dengan Abacavir + Lamivudine. Jika terlewat satu dosis maka lebih cepat lebih baik untuk segera meminum dosis yang terlewat. Namun apabila sudah mendekati jadwal dosis berikutnya, maka sebaiknya tidak menambah dosis. Sangat tidak disarankan untuk menambah dosis obat jika tidak sengaja melewati dosis yang sudah terjadwal.
Abacavir + Lamivudine adalah jenis obat-obatan yang berkelanjutan, jadi jangan sampai stok obat habis dan belum mendapatkan resep selanjutnya. Adanya gap pada saat kehabisan stok obat dan menunggu resep obat selanjutnya akan mengakibatkan reaksi alergi yang fatal pada saat anda memulai meminumnya kembali, menjadi sebab meningkatnya jumlah virus, membuat infeksi menjadi sulit ditangani (menjadi resisten) dan memperburuk efek samping pada umumnya.
Apa Yang Terjadi Jika Overdosis Obat Abacavir + Lamivudine?
Jika terjadi overdosis, maka secepatnya kunjungi unit gawat darurat di rumah sakit terdekat. Bawa segala obat, vitamin, herbal dan lainnya untuk memudahkan dokter memberi penanganan secara cepat dan tepat.
Bagaimana Cara Penyimpanan Obat Abacavir + Lamivudine?
Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan dalam penyimpanan obat Abacavir + Lamivudine :
- Simpan Abacavir + Lamivudine di tempat yang jauh dari jangkauan hewan dan anak-anak.
- Letakkan pada suhu ruangan, tidak terkena paparan matahari langsung dan jangan ditempatkan di tempat yang lembab.
- Jangan disimpan di dalam kamar mandi dan jangan buang obat di toilet dan atau di pipa air untuk mengurangi resiko pencemaran lingkungan.
- Bawa kembali ke dokter ketika sudah melewati tanggal kadaluarsa atau tidak perlu lagi untuk mengkonsumsinya.
Efek Samping Obat Abacavir + Lamivudine
Abacavir + Lamivudine memiliki efek samping yang berakibat fatal bagi tubuh manusia dan mengancam nyawa, oleh karena itu sangat disarankan untuk berkonsultasi pada dokter mengenai reaksi alergi, kondisi medis, obat-obatan, vitamin dan herbal yang sedang dikonsumsi. Jika Anda memiliki penyakit liver atau positif memiliki variasi gen bernama HLA-B*5701 maka jangan pernah memakai obat ini. Terlebih lagi jangan meminumnya apabila anda memiliki alergi obat yang mengandung Abacavir + Lamivudine, seperti contohnya combivir, epivir, triumeq, trizivir dan ziagen.
Efek samping lain yang pernah di laporkan yang berkaitan dengan reaksi alergi terhadap Abacavir + Lamivudine adalah :
- Kejang Demam
- Ruam
- Pusing
- Muntah-muntah
- Diare
- Sakit perut
- Perasaan sangat tidak menentu
- Kelelahan berlebihan
- Sakit pada seluruh tubuh
- Pernapasan pendek
- Batuk
- Impotensi
- Tidak ada gairah seksual
- Perubahan jadwal menstruasi
- Membesarnya kelenjar tiroid pada leher atau tenggorokan
- Sakit tenggorokan
Jika salah satu dari reaksi alergi tersebut anda rasakan, maka jangan pernah mengkonsumsi obat yang mengandung Abacavir + Lamivudine lagi. Pada wanita yang memiliki penyakit obesitas atau memiliki penyakit liver akan berpotensi mengalami Asidosis Laktat. Asidosis Laktat adalah kondisi dimana pH darah akan menjadi asam akibat asam laktat berlebihan dalam jaringan karena adanya pemecahan glukosa dalam sel secara anaerobik.
Semua obat pada umumnya memiliki efek samping, untuk efek samping yang umum seperti Dampak Insomnia Bagi Kesehatan atau masalah pada jam tidur, pusing dan kepala seperti berputar, kelelahan, depresi, mual, diare dan perubahan bentuk tubuh pada bagian lengan, kaki, wajah, leher dan payudara. Efek samping yang mungkin berakibat fatal dapat dilihat dari gejala lain seperti cairan urine gelap dan berubahnya kulit serta mata menjadi kekuning-kuningan.
Efek Samping Obat Abacavir + Lamivudine pada Pasien dengan Kondisi Medis Tertentu dan Kehamilan
Beberapa kondisi medis sangat menjadi perhatian karena dikhawatirkan akan membuat resiko efek samping yang tidak diinginkan. Kondisi kesehatan medis tersebut adalah Gejala Hepatitis C (khususnya jika anda mengkonsumsi interferon dan atau ribavirin), sejarah penyakit hepatitis atau penyakit hati lainnya (khususnya hepatitis B0, penyakit ginjal, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan juga kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol setiap harinya. Jika Anda tidak menderita kondisi medis seperti yang disebutkan di atas, namun pada tes darah menunjukkan adanya reaksi alergi pada Abacavir + Lamivudine, maka anda tidak disarankan melanjutkan konsumsi obat tersebut.
Untuk wanita yang sedang hamil akan mendapatkan perhatian khusus untuk mengevaluasi hasil kehamilan dan efeknya pada calon bayi. Namun belum ditemukan secara pasti apakah Abacavir + Lamivudine akan membahayakan janin yang masih di dalam kandungan. Sedangkan untuk penyakit HIV sendiri bisa diturunkan ke anak setelah melahirkan jika pada saat kehamilan tidak tertangani dengan benar oleh para paramedis. Anak dapat lahir tanpa HIV apabila sang ibu mengkonsumsi dan mengontrol seluruh pengobatan HIVnya agar infeksi tidak menular pada sang anak. Meskipun demikian, Cara Penularan HIV pada sang bayi melalui air susu ibu. Ibu yang memiliki riwayat penyakit HIV tidak seharusnya memberikan ASI pada bayinya, untuk mengurangi resiko menularnya penyakit tersebut. Untuk anak-anak juga tidak disarankan mengkonsumsi Abacavir + Lamivudine jika berat badan kurang dari 25 kg.
Setelah berhenti memakai Abacavir + Lamivudine, dokter akan menyarankan untuk memeriksa kondisi liver anda karena dikhawatirkan akan berdampak jangka panjang pada kesehatan liver.