Gifed Expectorant merupakan obat produksi Yarindo Farmatama dan digunakan sebagai obat batuk dan penyakit flu.
Komposisi Gifed Expectorant
- Tiap 5 ml mengandung Triprolidine Hidroklorida 1.25 mg, Pseudoefedrin Hidroklorida 30 mg, Guaiafenesin 100 mg
Indikasi Gifed Expectorant
Gifed Expectorant digunakan untuk melegakan batuk produktif yang menyesakkan dada dan hidung tersumbat, yang terkait dengan pilek atau flu. Obat ini sesuai untuk orang dewasa atau remaja yang berusia 12 tahun ke atas.
Mekanisme Kerja Gifed Expectorant
Gifed Expectorant mengandung tiga zat aktif, yaitu guaiafenesin, pseudoefedrin, dan triprolidin. Guaiafenesin adalah obat yang dikenal sebagai obat ekspektoran. Ekspektoran digunakan untuk mengobati batuk bermukus dan produktif, dimana Anda akan mengeluarkan dahak. Ekspektoran bekerja dengan cara membantu mengencerkan mucus pada saluran pernapasan, membuatnya lebih mudah dikeluarkan.
Triprolidin adalah jenis obat yang dikenal sebagai antihistamin yang bersifat sedatif. Triprolidin akan membantu menghentikan produksi mucus pada hidung melalui aksi antihistamin. Triprolidin akan membantu melegakan hidung tersumbat dan melegakan batuk yang disebabkan mucus yang mengalir turun dan mengelitik bagian belakang tenggorokan. Triprolidin akan memasuki otak dengan jumlah yang mencukupi untuk menyebabkan rasa mengantuk, dan efek sedatif ini akan membantu menekan batuk.
Selain itu, triprolidin akan membantu Anda untuk beristirahat dengan nyenyak. Pseudoefedrin merupakan jenis obat yang dikenal sebagai dekongestan. Dekongestan akan melegakan hidung tersumbat dengan menyebabkan pembuluh darah pada saluran napas dan sinus untuk berkontraksi dan menyempit. Hal ini akan mengurangi perasaan hidung tersumbat dan mengurangi produksi mukus.
Dosis Gifed Expectorant
- Untuk orang dewasa dan remaja yang berusia 12 tahun ke atas, sebaiknya konsumsi 2 sendok teh (10 ml) setiap 4 hingga 6 jam, hingga 4 kali sehari.
- Jangan gunakan lebih dari 4 dosis dalam waktu 24 jam
- Konsultasikan dengan dokter apabila batuk Anda tidak kunjung sembuh dalam waktu lebih dari 7 hari, bahkan semakin memburuk, kembali menyerang, atau bahkan disertai dengan demam, ruam, atau sakit kepala yang persisten
Efek Samping Gifed Expectorant
Efek samping yang umum terjadi adalah keadaan mengantuk, mulut kering (xerostomia), rasa tidak nyaman pada perut, perasaan sakit atau muntah, sakit kepala, detak jantung yang cepat atau palpitasi, ruam, kesulitan urinasi, gelisah, kesulitan tidur (insomnia), kecemasan, dan halusinasi (jarang terjadi).
Peringatan Gifed Expectorant
- Obat akan menyebabkan timbulnya rasa mengantuk. Maka, sebaiknya hindari mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin
- Sebaiknya hindari konsumsi alkohol dengan obat batuk secara bersamaan
- Apabila Anda melakukan pengujian terhadap kulit untuk mendiagnosa alergi, maka Anda sebaiknya Anda berhenti menggunakan obat paling sedikit tiga hari sebelumnya, karena antihistamin akan mengurangi reaktivitas kulit dan menjadikan pengujian bersifat inkonklusif
Kontraindikasi Gifed Expectorant
- Obat sebaiknya tidak digunakan pada anak yang berusia kurang dari 12 tahun
- Orang yang mengonsumsi monoamine-oxidase inhibitor antidepressant (MAOI) pada 14 hari terakhir, seperti fenelzin, trianilsipromin, isocarboxazid, meclobemide, antibiotik linezolid, dan rasagline dan selegilin untuk penyakit Parkinson
- Orang yang alergi dengan bahan-bahan yang terkandung dalam Gifed Expectorant
Interaksi Gifed Expectorant
Kombinasi dengan obat analgesic seperti parasetamol atau ibuprofen tidak menunjukkan interaksi yang membahayakan. Namun, sebaiknya Anda tidak mengonsumsinya bersamaan dengan obat batuk dan pilek atau dekongestan. Berbagai produk mungkin mengandung bahan aktif yang serupa dan menggunakan keduanya dalam waktu yang bersamaan akan menyebabkan overdosis sehingga efek samping yang timbul akan lebih besar.
Kehamilan dan Menyusui
Keamanan guaiafenesin selama kehamilan, khususnya pada trimester pertama belum diketahui. Pseudoefedrin memiliki efek konstriksi pembuluh darah yang dapat membatasi suplai darah menuju plasenta, atau menyebabkan permasalahan pada wanita dengan riwayat pre-eklamsia.
Beberapa studi menyarankan penggunaan pseudoefedrin pada trimester pertama mungkin terkait dengan penutupan defektif dari dinding perut (gastrosis) pada bayi. Ketika dikonsumsi dengan mulut, dekongestan seperti pseudoefedrin dapat menurunkan produksi air susu ibu secara sementara. Berbagai pengobatan batuk dikenal bersifat aman untuk wanita hamil atau ibu menyusui.