Chlorphemin – Fungsi – Obat Apa – Dosis dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Chlorphemin termasuk ke dalam golongan obat bebas terbatas yang bisa dibeli di apotek maupun toko obat tanpa menggunakan resep dokter.

Komposisi

Chlorphemin tersedia dalam bentuk sediaan sirup, setiap 5 mL Chlorphemin mengandung:

  • 2 mg klorfeniramin maleat (CTM)
  • 100 mg amonium klorida
  • 44 mg natrium sitrat

Indikasi

Chlorphemin diindikasikan untuk pengobatan batuk berdahak yang disebabkan alergi

Mekanisme Kerja Obat

Batuk bukanlah suatu penyakit, melainkan hanyalah suatu gejala yang tidak spesifik menggambarkan satu penyakit tertentu. Umumnya, batuk ditimbulkan oleh adanya gangguan pada sistem pernapasan. Misalnya saat ada suatu benda yang dianggap benda asing oleh tubuh, maka kehadiran benda tersebut dapat menimbulkan terjadinya reaksi alergi.

Salah satu reaksi alergi yang dapat muncul adalah berupa batuk berdahak. Batuk merupakan gerak refleks yang dilakukan tubuh dalam usahanya untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Sedangkan dahak adalah lendir yang diproduksi oleh sistem pernapasan untuk melapisi bagian dalam saluran pernapasan, tujuannya adalah untuk melindungi saluran pernapasan dari gesekan dengan benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

Klorfeniramin maleat adalah obat golongan antihistamin, yaitu obat yang bekerja dengan mencegah histamin berikatan dengan reseptornya. Histamin adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh tubuh sebagai salah satu bentuk respon imun terhadap benda asing, jika histamin berikatan dengan reseptornya, maka akan timbul berbagai reaksi alergi seperti batuk, hidung meler, mata berair, dll.

Amonium klorida adalah obat yang termasuk ke dalam golongan obat ekspektoran, yaitu obat yang bekerja dengan mengencerkan dahak sehingga dahak yang ada di saluran pernapasan menjadi lebih mudah dikeluarkan.

Natrium sitrat memiliki fungsi yang sama seperti amonium klorida, yaitu membantu mengeluarkan dahak, namun natrium sitrat bekerja sebagai mukolitik, yaitu menghancurkan ikatan protein pada dahak / mukus sehingga dahak lebih mudah dikeluarkan.

Dosis dan Cata Penggunaan

  • Dosis Chlorphemin untuk anak usia 6-12 tahun: 3-4 x 2,5-5 mL dalam sehari
  • Dosis Chlorphemin untuk anak >12 tahun dan dewasa: 3-4 x 5-10 mL dalam sehari
  • Selalu gunakanlah sendok takar yang telah disediakan di dalam kemasan Chlorphemin (jangan menggunakan sendok teh atau sendok makan) agar dosis obat dapat ditakar dengan baik
  • Sebaiknya Chlorphemin dikonsumsi setelah makan

Kontraindikasi

Pasien dengan kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Chlorphemin:

  • Hipersensitif (alergi) terhadap salah satu atau beberapa kandungan dalam Chlorphemin
  • Ibu menyusui
  • Neonatus (bayi baru lahir)
  • Asma

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Penggunaan obat golongan antihistamin pada ibu hamil trimester pertama tidak menunjukkan adanya risiko kelainan pembentukan janin, namun sebaiknya penggunaan CTM pada ibu hamil hanya dilakukan jika tidak ada alternatif obat lain yang lebih aman
  • Penggunaan obat golongan antihistamin dikontraindikasikan bagi ibu menyusui karena dapat menurunkan kadar prolaktin (hormon yang berperan dalam merangsang produksi ASI) sehingga produksi ASI akan berkurang, juga dapat menyebabkan bayi menjadi lebih mudah marah
  • Amonium klorida dan natrium sitrat termasuk ke dalam kategori C, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil jika manfaat yang akan didapatkan melebihi risiko efek samping yang mungkin timbul pada janin

Sehingga, ibu hamil dan menyusui sebaiknya menghindari penggunaan Chlorphemin atau obat lainnya yang mengandung klorfeniramin maleat, amonium klorida atau natrium sitrat

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Chlorphemin:

  1. Mengantuk
  2. Merasa pusing
  3. Gangguan sistem koordinasi
  4. Insomnia
  5. Anoreksia
  6. Mual
  7. Muntah
  8. Konstipasi / sembelit
  9. Diare

Chlorphemin termasuk ke dalam golongan obat bebas terbatas yang bisa digunakan tanpa resep dokter, berarti obat ini sangat jarang menimbulkan efek samping yang signifikan bila digunakan sesuai dengan aturan pakai yang tercantum di kemasan dan mengikuti anjuran yang diberikan oleh apoteker. Namun, bila Anda merasakan efek samping yang cukup parah dan mengganggu setelah menggunakan Chlorphemin, segeralah konsultasikan kepada dokter dan/atau apoteker unttuk segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Chlorphemin:

  1. Apalutamide dapat menurunkan efek klorfeniramin maleat jika digunakan secara bersamaan
  2. Obat-obat berikut dapat saling meningkatkan efek jika digunakan secara bersamaan dengan klorfeniramin maleat: eluxadoline, natrium oksibat
  3. Obat-obat berikut dapat meningkatkan efek klorfeniramin maleat jika digunakan secara bersamaan: fenelzin, idelalisib, isokarboksazid, ivacaftor, tranilsipromin
  4. Obat-obat berikut memiliki efek samping berupa rasa kantuk sama seperti klorfeniramin maleat, sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan rasa kantuk yang timbul: alfentanil, alprazolam, amisulpride, amitriptilin, amobarbital, amoxapine, aripiprazole, butabarbital, butalbital, diazepam, dimenhidrinat, flurazepam, lorazepam, klorpromazin, thioridazine, tramadol
  5. Fentanil dapat saling meningkatkan toksisitas jika digunakan secara bersamaan dengan klorfenirramin maleat
  6. Diklorfenamid dapat saling meningkatkan toksisitas jika digunakan bersamaan dengan amonium klorida
  7. Penggunaan alumunium hidroksida bersamaan dengan natrium sitrat dapat meningkatkan kadar alumunium dalam darah

Sebagian besar obat yang dapat menimbulkan interaksi obat dengan Chlorphemin adalah obat-obat yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter. Oleh karena itu, jika Anda mendapatkan resep dari dokter (untuk penyakit batuk berdahak ini atau penyakit lainnya), beritahukanlah kepada dokter jika Anda sudah atau masih mengkonsumsi Chlorphemin untuk memastikan bahwa obat yang diresepkan oleh dkter tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda jika digunakan bersamaan dengan Chlorphemin.

Perhatian

  1. Seperti dapat dilihat dari mekanisme kerja masing-masing obat yang terkandung dalam Chlorphemin, Chlorphemin hanya bisa meredakan gejala batuk tanpa menghilangkan sumber penyakitnya, oleh karena itu segeralah memeriksakan diri ke dokter jika gejala yang Anda alami tidak kunjung membaik stelah menggunakan Chlorphemin selama 2-3 hari
  2. Penggunaan Chlorphemin dapat menimbulkan rasa kantuk, oleh karena itu hindari mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin yang dapat menimbulkan bahaya jika dioperasikan dengan kurang benar
  3. Perhatikan kondisi Chlorphemin atau obat apapun yang akan Anda konsumsi, jika terjadi perubahan warna pada sirupnya atau terbentuk endapan yang tidak bisa larut kembali walaupun sudah dikocok, jangan gunakan obat tersebut dan tanyakan kepada apoteker mengenai apa yang harus dilakukan
  4. Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa Chlorphemin atau obat apapun yang akan Anda konsumsi, pastikan obat tersebut belum melewati tanggal kadaluwarsanya
  5. Simpanlah Chlorphemin pada suhu kamar di tempat yang kering dan terlindung dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak-anak
fbWhatsappTwitterLinkedIn