Obat Boostrix atau yang juga memiliki nama generik sebagai vaksin Difteri Tetanus Pertusis (Vaksin DTP) adalah merupakan salah satu jenis obat yang masuk kedalam golongan vaksin Antiserum dan Imunologikal yang berbentuk injeksi berukuran 0.5 ml. Obat Boostrix ini biasanya digunakan untuk booster vaksinasi untuk penyakit Difteri, pertusis (Batuk rejan), dan juga Tetanus. Selain ketiga penyakit tersebut, obat Boostrix juga dapat digunakan untuk perawatan Infeksi bakteri, penegangan otot tubuh, dan rahang terkunci.
Pada setiap 0.5 ml Obat Boostrix ini, mengandung beberapa senyawa aktif seperti berikut ini, yaitu Diphtheria Toxoid Protein (tidak <2 IU), Filamentous Hemagglutinin (8 mcg), Pertactin (2.5 mcg), Pertussis Toxoid (8 mcg) dan Tetanus Toxoid (tidak <20 IU).
Obat Boostrix sendiri diproduksi dan juga didistribusikan ke masyarakat oleh PT. GlaxoSmithKline Indonesia, yang dimana dalam pendistribusiannya sendiri, PT. GlaxoSmithKline Indonesia mengemas obat Boostrix ini dalam injeksi berukuran 0.5 ml. PT. GlaxoSmithKline Indonesia sendiri telah mendaftarkan obat Boostrix ini ke Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan kemudian oleh BPOM dimasukkan kedalam golongan vaksinasi.
Indikasi:
Berikut dibawah ini adalah merupakan beberapa indikasi dari penggunaan obat Boostrix yang penting untuk diketahui sebelum pengguna menggunakan obat Boostrix ini, yaitu sebagai berikut:
- Digunakan sebagai vaksinasi booster untuk penyakit difteri bagi para pengguna yang berusia diatas 4 tahun.
- Sebagai vaksinasi booster untuk penyakit tetanus bagi pengguna berusia diatas 4 tahun.
- Membantu tubuh untuk memproduksi antibodi agar dapat melawan bakteri yang masuk kedalam tubuh.
- Mengatasi permasalahan Pengetatan otot tubuh
- Untuk vaksinasi booster bagi penyakit pertusis atau batuk rejan untuk pengguna berusia 4 tahun ke atas.
- Mengobati kondisi medis terkunci rahang
Dosis & Cara Penggunaan:
Berikut dibawah ini adalah merupakan dosis dan juga cara penggunaan obat Boostrix yang penting untuk diketahui sebelum pengguna menggunakan obat Boostrix ini, yaitu sebagai berikut:
- Cara penggunaannya adalah dengan cara dilakukan injeksi IM kedalam bagian regio deltoid dengan dosis tunggal sebanyak 0.5 mL.
Kontra Indikasi:
Berikut dibawah ini adalah merupakan beberapa kontra indikasi dari penggunaan obat Boostrix yang penting untuk diketahui sebelum pengguna menggunakan obat Boostrix ini, yaitu sebagai berikut:
- Untuk para pengguna yang memiliki riwayat hipersensitivitas terhadap senyawa-senyawa yang terkandung di dalam obat Boostrix, seperti senyawa Diphtheria Toxoid Protein, Filamentous Hemagglutinin, Pertactin, Pertussis Toxoid dan Tetanus Toxoid, dilarang menggunakan obat Boostrix ini.
- Hindari penggunaan obat Boostrix ini apabila pengguna memiliki riwayat alergi terhadap senyawa antihistamin.
- Tidak disarankan menggunakan obat Boostrix ini apabila pengguna pernah mengalami Ensefalopati tanpa sebab selama 7 hari setelah dilakukannya vaksinasi yang mengandung pertusis sebelumnya.
- Hindari penggunaan obat Boostrix ini untuk para pengguna yang sedang mengalami Trombositopenia sementara. Gunakan obat Boostrix tersebut setelah Trombositopenia telah teratasi terlebih dahulu.
- Apabila pengguna mengalami komplikasi neurologik sesudah imunisasi pertama terhadap vaksinasi difteri ataupun tetanus, maka tidak disarankan untuk menggunakan obat Boostrix ini.
- Pengguna yang sedang mengalami sinkop (pingsan), tidak diperbolehkan diberikan obat Boostrix ini dalam kondisi apapun.
- Bagi para penderita penyakit kardiovaskular, sangat disarankan untuk menghidari penggunaan obat Boostrix ini apabila kondisi penyakit kardiovaskularnya sudah dalam kondisi yang cukup parah.
- Penggunaan obat Boostrix ini tidak dianjurkan digunakan untuk para pengguna yang mengindap sindrom Guillain sindrom-Barre (GBS)
- Pengguna yang sedang menjalani radiasi ataupun kemoterapi, disarankan untuk tidak diberikan obat Boostrix ini terlebih dahulu hingga kemoterapinya selesai dijalani.
- Untuk para pengguna yang memilik riwayat penyakit epilepsi tidak terkendali, tidak disarankan untuk menggunakan obat Boostrix ini.
- Tidak disarankan untuk menggunakan obat Boostrix ini pada pengguna yang sedang hamil (ibu hamil). Berdasarkan informasi dari FDA, obat Boostrix ini masuk kedalam obat kategori C terhadap keamanan ibu hamil, yang artinya obat Boostrix ini telah memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin dari hewan percobaan. Namun meskipun demikian, hasil uji klinis terhadap ibu hamil masih belum diketahui.
Efek Samping:
Berikut dibawah ini adalah merupakan beberapa efek samping dari penggunaan obat Boostrix yang penting untuk diketahui sebelum pengguna menggunakan obat Boostrix ini, yaitu sebagai berikut:
- Sakit kepala.
- Gangguan saluran pencernaan.
- Nyeri perut.
- Kemerahan dan bengkak pada lokasi injeksi dilakukan.
- Kelelahan menyeluruh pada tubuh.
- Demam ringan.
- Tidak enak badan.
- Pusing.
- Mual.
- Iritabilitas (rewel) pada anak-anak.
- Somnolen.
- Anoreksia.
- Muntah.
- Nekrosis hati.
- Miokarditis.
- Diare.
- Ketidaknyamanan perut dan distensi.
- Gangguan gerakan.
- Kegelisahan.
- Kelemahan fisik yang abnormal.
- Perubahan perilaku pada anak.
- Kesulitan bernapas.
- Mengi.
- Asma
- Suara menjadi serak.
- Demam tinggi.
- Hives.
- Kulit menjadi pucat.
- Detak jantung menjadi cepat.
- Nyeri otot.
- Nyeri tulang.
- Pembengkakan kelenjar.
Interaksi dengan Obat Lain:
Berikut dibawah ini adalah merupakan beberapa efek samping dari interaksi penggunaan obat Boostrix dengan obat-obatan lainnya, yang penting untuk diketahui sebelum pengguna menggunakan obat Boostrix ini, yaitu sebagai berikut:
- Pemberian obat Boostrix bersamaan dengan obat-obatan imunosupresan dapat menyebabkan berkurangnya manfaat dari penggunaan obat Boostrix tersebut.
- Hindari penggunaan obat Boostrix ini bersamaan dengan obat-obatan pengencer darah seperti obat Wafrin, karena hal tersebut dapat menyebabkan meningkatnya kadar obat Boostrix ini didalam darah pengguna
Peringatan dan Perhatian:
Berikut dibawah ini adalah merupakan beberapa peringatan dan juga perhatian dari penggunaan obat Boostrix yang penting untuk diketahui sebelum pengguna menggunakan obat Boostrix ini, yaitu sebagai berikut:
- Apabila pengguna sedang mengalami ciri-ciri penyakit febril akut berat, maka pemberian obat Boostrix harus ditunda terlebih dahulu hingga penyakit tersebut dapat diatasi atau diobati
- Hindari menggunakan obat Boostrix ini apabila pengguna sedang mengalami demam hingga suhu tubuh melebih lebih dari 40°C
- Pengguna yang sedang mangalami kolaps ataupun segala keadaan yang mirip seperti syok, disarankan untuk tidak menggunakan obat Boostrix ini terlebih dahulu.
- Hindari menggunakan obat Boostrix ini untuk balita, karena obat Boostrix ini hanya diperuntukkan sebagai boster vaksinasi bukan vaksinasi dasar.
- Tidak disarankan untuk memberikan obat Boostrix ini, untuk anak-anak yang dalam waktu 48 jam sesudah vaksinasi sebelumnya mengalami kejang-kejang, baik yang disertai dengan demam ataupun tanpa demam.
- Hati-hati dalam menggunakan obat Boostrix ini untuk para pengguna yang memiliki gangguan neurologis progresif, termasuk kondisi spasme infantil.
- Untuk para pengguna yang sedang mengalami ensefalopati progresif, pemberian obat Boostrix ini harus dilakukan secara berhati-hati.
- Selalu monitor kondisi kondisi pengguna obat Boostrix, yang sedang menderita kondisi penyakit Trombositopenia setelah diberikan obat Boostrix ini.
- Pengguna yang sedang mengalami kondisi gangguan pendarahan, disarankan untuk tidak menggunakan obat Boostrix ini terlebih dahulu, hingga gangguan pendarahan tersebut dapat diatasi.
- Untuk para pengguna yang sedang mengalami penurunan sistem imun dalam tubuh, disarankan untuk menunda pemberian obat Boostrix ini hingga kondisi imun dalam tubuhnya stabil terlebih dahulu.
- Untuk ibu yang sedang menyusui, pemberian obat Boostrix ini masih dapat dilakukan. Namun pemberiannya harus dilakukan secara berhati-hati dan juga selalu monitoring kondisinya selama 3 hari setelah pemberian obat Boostrix ini.
- Bagi para pengguna yang sedang merencanakan kehamilan, disarankan untuk menghindari penggunaan obat Boostrix ini. Walaupun begitu masih belum diketahui secara pasti pengaruh obat Boostrix ini terhadap kesuburan pada pria maupun wanita.
- Untuk pengguna yang menderita penyakit hipertiroidisme, pemberian obat Boostrix ini dapat dilakukan setelah hipertiroidisme yang diderita pengguna teratasi terlebih dahulu.
- Walaupun obat Boostrix ini secara umum masih aman untuk digunakan bagi pengguna yang berumur 65 tahun ataupun lebih, namun penggunaannya tetap harus dilakukan secara berhati-hati
- Penggunaan obat Boostrix ini harus dilakukan secara berhati-hati untuk para pengguna yang memiliki riwayat menderita penyakit asma bronkial.