Avaxim 80 / Avaxim 160 – Fungsi – Obat Apa – Dosis dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Avaxim 80 / Avaxim 160 termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.

Komposisi

Avaxim 80 mengandung 80 U virus hepatitis A inaktif / 0,5 mL, sedangkan Avaxim 160 mengandung 160 U virus hepatitis A inaktif / 0,5 mL

Indikasi

Avaxim 80 diindikasikan untuk pencegahan infeksi hepatitis A pada anak usia 2-15 tahun, sedangkan Avaxim 160 diindikasikan untuk pencegahan infeksi hepatitis A pada remaja dan dewasa usia >15 tahun.

Mekanisme Kerja Obat

Tubuh kita memiliki kemampuan membuat antibodi untuk bakteri atau virus yang masuk ke dalam tubuh. Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan oleh sistem imun akibat adanya alergen (alergen adalah benda asing seperti virus atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh).

Satu antibodi bersifat spesifik terhadap satu alergen, saat antibodi berikatan dengan alergennya maka alergen menjadi tidak aktif kemudian akan dihancurkan oleh tubuh. Saat alergen pertama kali menginfeksi tubuh, tubuh belum memiliki antibodi untuk alergen tersebut sehingga tubuh akan mengalami gejala-gejala penyakit akibat alergen tersebut. Sementara itu, sistem imun akan mulai membuat antibodi, namun proses pembuatan antibodi ini dapat berlangsung lama, mulai dari 1 minggu hingga berminggu-minggu. Oleh karena itu, sering kali tubuh sudah mengalami gejala penyakit yang fatal sebelum antibodi selesai dibuat jika penyembuhan penyakit tidak dibantu oleh pengobatan lain.

Salah satu cara untuk mencegah penyakit infeksi akibat bakteri dan virus adalah dengan merangsang tubuh untuk membuat antibodi terhadap virus atau bakteri tersebut sehingga saat alergen tersebut masuk ke dalam tubuh, tubuh kita sudah siap menangkalnya dengan antibodi sehingga tubuh tidak akan terinfeksi. Vaksin hepatitis A mengandung virus hepatitis A yang sudah tidak aktif sehingga dapat digunakan untuk merangsang tubuh membuat antibodi hepatitis A tanpa membuat tubuh terinfeksi.

Dosis dan Cara Pemberian

  • Dosis Avaxim 80 untuk anak usia 2-15 tahun: dosis tunggal 0,5 mL yang disuntikkan secara intramuskular (ke dalam jaringan otot), kemudian diberikan suntikan booster (0,5 mL) 6 bulan setalah vaksinasi pertama
  • Dosis Avaxim 160 untuk remaja dan dewasa usia >15 tahun: dosis tunggal 0,5 mL yang disuntikkan secara intramuskular (ke dalam jaringan otot), kemudian diberikan suntikan booster (0,5 mL) 6-12 bulan bulan setalah vaksinasi pertama

Kontraindikasi

Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Avaxim 80 / Avaxim 160:

  • Hipersensitif (alergi)
  • Sedang mengalami sakit berat atau sedang

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Vaksin hepatitis A termasuk ke dalam kategori C, yaitu obat yang hanya boleh digunakan oleh ibu hamil jika manfaat yang akan diperoleh lebih besar daripada risiko efek negatif yang mungkin timbul pada janin
  • Sebaiknya ibu menyusui menghindari penggunaan vaksin hepatitis A

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin timbul setelah penggunaan Avaxim 80 / Avaxim 160:

  1. Nyeri atau bengkak pada tempat penyuntikan
  2. Mudah marah
  3. Anoreksia
  4. Merasa pusing
  5. Sakit kepala
  6. Demam
  7. Diare
  8. Batuk
  9. Ruam pada kulit
  10. Otitis media / radang telinga

Tidak semua pasien yang menggunakan Avaxim 80 / Avaxim 160 akan mengalami efek samping di atas. Namun jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah mendapat suntikan Avaxim 80 / Avaxim 160, segeralah konsultasikan kepada dokter atau apoteker agar efek samping tersebut bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang dapat menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Avaxim 80 / Avaxim 160:

  • Obat-obat berikut dapat menurunkan efek vaksin hepatitis A: belimumab, adalimumab, alefacept, anakinra, azathioprine, basiliximab, budesonide, canakinumab, clobetasone, cortisone, siklosporin, deflazacort, deksametason, etanercept, everolimus, fludrocortisone, glatiramer, golimumab, hidrokortison, metilprednisolon, prednisolon, prednison, tacrolimus, mercaptopurine, metotreksat

Sebelum melakukan vaksinasi menggunakan Avaxim 80 / Avaxim 160 atau vaksin apapun, beritahukan obat apa yang sedang Anda gunakan atau obat yang Anda gunakan beberapa hari yang lalu kepada dokter. Jika ternyata obat tersebut dapat menurunkan efektifitas vaksin, mungkin dokter akan menunda pemberian vaksin kepada Anda dan meminta Anda untuk menghentikan penggunaan obat tersebut untuk sementara.

Perhatian

  1. Avaxim 80 / Avaxim 160 diberikan dengan cara disuntikkan secara intramuskular (disuntikkan ke dalam jaringan otot) sehingga pemberiannya harus dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten, seperti dokter atau perawat
  2. Efek samping yang peling umum terjadi setelah mendapat suntikan vaksin adalah demam serta nyeri atau bengkak pada tempat suntikan
  3. Jangan khawatir jika Anda atau anak Anda mengalami demam setelah mendapat suntikan Avaxim 80 / Avaxim 160, ini adalah reaksi tubuh yang terjadi karena ada benda asing (berupa virus yang sudah inaktif) yang dimasukkan ke dalam tubuh, Anda bisa mengatasinya dengan mengkonsumsi obat antipiretik (penurun panas) seperti parasetamol. Namun jika demam yang dialami tidak kunjung turun atau menimbulkan kejang-kejang, segeralah kembali ke dokter
  4. Jika Anda atau anak Anda merasakan nyeri atau bengkak pada bagian yang disuntik (biasanya lengan atas), Anda bisa mengompres bagian yang sakit tersebut atau mengkonsumsi obat pereda nyeri, seperti parasetamol atau ibuprofen jika diperlukan
  5. Orang-orang dengan faktor risiko berikut sebaiknya melakukan vaksinasi hepatitis A: sering bepergian ke berbagai negara, terutama ke negara yang memiliki prevalensi hepatitis A yang tinggi (seperti Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika dan Eropa Timur), sering melakukan kontak dengan orang yang mengidap hepatitis A atau kontak dengan spesimen hepatitis A (misalnya bekerja di rumah sakit atau laboratorium klinis), serta memiliki penyakit hati kronis
  6. Untuk Anda yang akan melakukan perjalanan ke negara yang memiliki prevalensi hepatitis A yang tinggi, sebaiknya lakukan vaksinasi hepatitis A 6 bulan sebelum keberangkatan sehingga Anda bisa mendapatkan dosis booster sebelum berangkat ke sana
  7. Walaupun Anda bukan orang yang berisiko tinggi terkena infeksi virus hepatitis A, tidak ada salahnya untuk melakukan vaksinasi hepatitis A karena mencegah lebih baik daripada mengobati
  8. Saat Anda sedang sakit, umumnya dokter akan menunda pemberian vaksin karena saat sedang sakit, sistem kekebalan tubuh akan menurun sehingga dikhawatirkan akan sistem imun tidak mampu membuat antibodi hepatitis A dengan baik
fbWhatsappTwitterLinkedIn