Avelox – Fungsi – Obat Apa – Dosis Dan Efek Samping

√ Verified Pass quality & scientific checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Avelox termasuk ke dalam golongan obat keras yang hanya bisa didapatkan dengan menggunakan resep dokter.

Komposisi

Avelox memiliki 2 bentuk sediaan, yaitu tablet salut selaput (film-coated tablet) dan kantong infus.

  • Setiap tablet Avelox mengandung moksifloksasin 400 mg
  • Setiap kantong infus Avelox (250 mL) mengandung moksifloksasin 400 mg

Indikasi

Avelox diindikasikan untuk pengobatan berbagai infeksi bakteri seperti sinusitis akut, pneumonia, bronkitis kronis, infeksi kulit karena bakteri dan infeksi intra-abdominal

Mekanisme Kerja Obat

DNA merupakan materi genetik yang dimiliki oleh setiap sel, termasuk sel bakteri. Bakteri berkembang biak dengan melakukan pembelahan sel. Setiap kali akan melakukan pembelahan sel, bakteri perlu membuat DNA baru dengan membuat salinan dari DNA yang sudah ada, salinan DNA ini kemudian akan menjadi inti sel dari sel baru hasil pembelahan. Suatu DNA terdiri dari 2 untai rantai asam nukleat yang terpilin menjadi satu. Untuk membuat salinan DNA, pilinan kedua rantai ini perlu dilepaskan untuk sementara. Setelah pilinan dilepaskan, akan dibuat salinan DNA dari masing-masing untaian asam nukleat. Saat proses penyalinan sudah selesai, DNA lama akan kembali berpilin menjadi satu dan 2 untai asam nukleat hasil salinan juga akan berpilin menjadi satu. Kemudian, salinan DNA tersebut siap untuk menjadi inti sel baru.

Proses pelepasan pilinan rantai asam nukleat tersebut dilakukan oleh enzim DNA girase. Enzim inilah yang akan menjadi target kerja moksifloksasin. Moksifloksasin adalah antibiotik yang termasuk ke dalam golongan fluoroquinolon yang bekerja dengan cara menghambat enzim DNA girase sehingga bakteri tidak bisa membuat salinan DNA. Akibatnya, bakteri tidak bisa berkembang biak sehingga bakteri yang sudah ada dapat lebih mudah dikalahkan oleh sistem imun kita.

Sel manusia juga perlu melakukan pembelahan sel dan pembuatan salinan DNA setiap harinya. Pembuatan salinan DNA pada manusia juga dibantu oleh enzim DNA girase. Namun jangan khawatir, karena moksifloksasin memiliki afinitas (kemampuan untuk berikatan) terhadap DNA girase 100x lebih kuat daripada terhadap DNA girase manusia, sehingga konsumsi moksifloksasin tidak akan mengganggu proses pembelahan sel pada tubuh kita.

Dosis dan Cara Pemberian

Dosis Avelox untuk berbagai infeksi adalah 400 mg/hari yang bisa diberikan melalui jalur oral (dengan tablet) atau infus, yang membedakan dosis untuk masing-masing infeksi adalah lamanya pemberian obat.

  1. Sinusitis: 5-10 hari
  2. Pneumonia: 7-14 hari
  3. Bronkitis kronik: 5 hari
  4. Infeksi kulit (tanpa komplikasi): 7 hari
  5. Infeksi kulit (dengan komplikasi): 7-21 hari
  6. Infeksi intra-abdominal: 5-15 hari
  7. Jika dokter meresepkan bentuk sediaan tablet, telanlah tablet Avelox dalam keadaan utuh (jangan dikunyah, digerus atau dihancurkan), sebaiknya dikonsumsi setelah makan
  8. Jika dokter meresepkan bentuk sediaan infus, pastikan pemberian Avelox dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten seperti dokter atau perawat

Kontraindikasi

Pasien yang memiliki kondisi-kondisi berikut tidak diperbolehkan menggunakan Avelox:

  1. Hipersensitif (alergi) terhadap antibiotik golongan kuinolon
  2. Ibu hamil dan menyusui
  3. Gangguan irama jantung
  4. Bradikardia
  5. Gangguan fungsi hati dan ginjal berat

Kategori Keamanan bagi Ibu Hamil dan Menyusui

  • Moksifloksasin dikontraindikasikan bagi ibu hamil karena penelitian pada hewan menunjukkan bahwa pemberian moksifloksasin pada tikus hamil dapat menyebabkan gangguan pembentukan tulang, penurunan berat badan janin serta meningkatkan risiko kematian janin
  • Moksifloksasin juga dikontraindikasikan bagi ibu menyusui karena penelitian pada hewan menunjukkan bahwa moksifloksasin diekskresikan oleh tubuh ke dalam ASI dan dikhawatirkan dapat menimbulkan efek negatif pada bayi

Efek Samping

Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi setelah penggunaan Avelox:

  1. Mual
  2. Diare
  3. Merasa pusing
  4. Penurunan jumlah sel darah putih
  5. Penurunan kadar glukosa darah
  6. Gangguan irama jantung
  7. Anemia

Tidak semua pasien akan mengalami efek samping di atas setelah menggunakan Avelox. Namun, jika Anda merasakan efek samping apapun, baik yang telah disebutkan di atas maupun efek samping lainnya setelah menggunakan Avelox, segeralah konsultasikan hal tersebut kepada dokter atau apoteker agar bisa segera ditindaklanjuti.

Interaksi Obat

Berikut adalah obat-obat yang mungkin menimbulkan interaksi jika digunakan bersamaan dengan Avelox:

  1. Obat-obat berikut berpotensi menimbulkan gangguan irama jantung seperti moksifloksasin sehingga penggunaan keduanya secara bersamaan dapat meningkatkan risiko terjadinya efek samping tersebut: amiodaron, amisulpride, amitriptilin, amoxapine, artemether, astemizole, cisapride, desipramin, disopyramide, doxepine, eritromisin, flukonazol, ibutilide, imipramin, indapamide, itrakonazole, ketokonazole, klaritromisin, klorpromazin, ondansetron pimozide, quinidine, terfenadine
  2. Alumunium hidroksida dapat menurunkan penyerapan moksifloksasin di saluran pencernaan sehingga akan menurunkan efek moksifloksasin (interaksi ini tidak akan terjadi jika Anda menggunakan infus Avelox)
  3. Obat-obat berikut dapat saling meningkatkan toksisitas jika digunakan secara bersamaan: asam aminolevulinat
  4. Moksifloksasin dapat menurunkan efek vaksin jika vaksinasi dilakukan saat masih menggunakan moksifloksasin

Selalu konsultasikan mengenai obat apapun (sintetis maupun herbal) yang sedang atau akan Anda gunakan kepada dokter dan/atau apoteker untuk memastikan bahwa penggunaan obat tersebut bersamaan dengan Avelox tidak akan menimbulkan efek samping yang merugikan bagi Anda. jika ternyata obat tersebut tidak bisa digunakan bersamaan dengan Avelox, dokter atau apoteker mungkin akan menyarankan pemberian jeda waktu antara pemberian Avelox dengan pemberian obat lainnya atau mengganti salah satu obat dengan obat lain sebagai alternatif.

Perhatian

  1. Jangan memulai atau mengulangi pengobatan dengan menggunakan Avelox tanpa menggunakan resep dokter
  2. Jangan mengubah dosis Avelox yang telah diresepkan oleh dokter
  3. Jangan menggunakan sendiri Avelox bentuk sediaan infus karena infus harus diberikan oleh tenaga medis yang kompeten
  4. Habiskan Avelox yang telah diresepkan untuk Anda. Jika Anda tidak menghabiskannya, bakteri yang menginfeksi Anda dapat mengembangkan resistensi (kekebalan) terhadap moksifloksasin dan tidak terbasmi secara tuntas. Saat sistem kekebalan tubuh Anda sedang menurun, bakteri tersebut bisa kembali menginfeksi Anda dan akan memerlukan antibiotik yang lebih kuat daripada moksifloksasin untuk membasminya.
  5. Avelox adalah antibiotik, yaitu obat yang digunakan untuk infeksi bakteri dan tidak bisa digunakan untuk mengobati infeksi akibat virus seperti influenza
  6. Avelox biasanya diresepkan untuk diminum 1 x sehari, oleh karena itu usahakan untuk meminum obat ini setiap 24 jam. Jangan meminum Avelox dalam waktu yang berdekatan (misalnya meminum Avelox pada malam hari kemudian meminum Avelox lagi pada keesokan paginya hanya karena hari sudah berganti. Jangan lakukan hal ini)
  7. Jika Anda lupa mengkonsumsi Avelox, segeralah mengkonsumsinya jika jadwal minum obat berikutnya tidak terlalu dekat. Jika jadwal minum obat berikutnya sudah dekat, lewatkan dosis yang terlewat dan minumlah Avelox pada waktu minum obat berikutnya dengan dosis normal (jangan menggandakan dosis untuk menggantikan dosis yang terlewat)
  8. Jika kondisi Anda tidak kunjung membaik setelah menghabiskan Avelox yang telah diresepkan, segeralah kembali memeriksakan diri ke dokter
  9. Sebelum mengkonsumsi Avelox atau obat apapun, selalu perhatikan kondisi obatnya, jika Anda melihat ada perubahan warna (misalnya terdapat bercak-bercak warna pada tablet) atau perubahan bentuk obat, jangan gunakan obat tersebut dan segera tanyakan kepada apoteker mengenai apa yang harus Anda lakukan,
  10. Selalu perhatikan tanggal kadaluwarsa Avelox atau obat apapun yang akan Anda konsumsi, pastikan obat tersebut belum melewati tanggal kadaluwarsanya
fbWhatsappTwitterLinkedIn